Mereka sedang berada di dalam gerbong kereta yang membawa keduanya menyebrang jauh dari tempat tinggal Amy. Tidak banyak orang tersisa di dalam kereta yang ingin melaju keluar border ibu kota. Kenyataanya, siapa yang mau terancam hidup diluar area keamanan yang disediakan pemerintah.
Amy terus-terusan berkata pada dirinya sendiri bahwa dia bisa mempercayai Lucas.
Well, gadis itu cenderung tidak mudah percaya kepada sembarang orang. Bukannya dia anti-sosial, kebanyakan orang hanya mengecewakannya. Itu pasti. Mungkin pemikiran itu mulai membuatnya menjadi anti-sosial."Aku belum pernah melihat namamu di buku hitam." Amy duduk disebelah Lucas, menyamping memperhatikan pantulan panjang lampu gerbong di jendela hitam pekat.
"Mark menunjukkan padamu buku itu?"
Suara pemuda itu selalu menarik perhatian Amy. Lucas mempunyai jenis suara seorang penyanyi opera laki-laki. Berat nan indah.
"Dia tidak menunjukkannya padamu?"
"Hmm, bagaimana ya, buku itu sangat rahasia." Lucas mengangkat bahu.
Amy terdiam. Pandangannya masih tertuju ke arah jendela. Lucas menyandarkan kepalanya membuat Amy mengubah arah pandangnya kepada pemuda yang baru ia kenal. Ini kali pertama Amy membiarkan dirinya mempercayai orang lain, kalau dipikir-pikir baru 1 jam yang lalu dirinya bersiap-siap meninju muka Lucas. Tapi Mark membutuhkan dirinya, Mark bukan orang asing. Mark adalah keluarga dan keluarga saling membantu. Meskipun satu tahun terakhir ini dia sulit sekali di hubungi.
Satu-satunya hal yang bisa meyakinkan kan Amy adalah jam tangan itu. Jika dilihat sekilas, jam tangan ini memang terlihat sama dengan jam tangan yang ada di pasaran. Yang membuatnya spesial adalah angka di dalam lingkaran kacanya. Normalnya, ada angka 1 sampai 12 melingkar searah jarum jam, tetapi jam dari Mark hanya mempunyai 3 angka. Angka 1, 2 dan 7. Masing-masing angka terletak dimana seharusnya berada.
Amy menurunkan pandangannya ke lengan Lucas, mengamati jam yang terpasang di pergelangan tangannya, hampir tertutup lengan mantel. Pegangannya dari kulit, warnanya biru tua lebih gelap dari milik Amy, angkanya 1, 2, dan 7, ukirannya benar-benar sama.
Gadis itu tidak menyadari kedua pasang mata Lucas yang kini terbuka.
"Kau suka jam ku?"
Amy menatap ke atas cepat setengah kaget hanya untuk bertemu dengan tatapan lelah pemuda itu. Lingkaran hitam menyiksa dibawah mata Lucas tampak sangat jelek dan coreng jika dilihat dari dekat.
"Tidak, aku hanya..ingin tahu."
"Tentang apa?"
"Tadi di stasiun, aku lihat jam ku menyala. Warna nya merah. Lalu muncul satu kata..."
"Lucas." Pemuda itu menyergap cepat memahami, "Tentu saja, lalu?"
Gadis itu menunggu beberapa saat lalu Lucas mengerjap.
"Demi Tuhan, kau tidak tahu?" Lucas menegakkan punggungnya, mungkin kaget, dengan sigap ia memutar tubuh.
Amy ingin sekali menggelengkan kepalanya yang mematung. Adakah yang dirinya tidak ketahui tentang sesuatu selama ini?
"Kau baru melihat kode itu? Astaga, apa yang Mark pikirkan sebelum mempekerjakanmu."
Lucas memegang tangan Amy, di rabanya permukaan alumunium dingin dibawah lingkaran jam yang menyentuh kulit Amy. Sedetik kemudian layarnya berubah putih dan beberapa ikon kecil muncul, pemuda itu memilih beberapa poin dengan cepat sebelum layar kembali menampilkan angka-angka jam seperti yang selalu Amy lihat selama ini.
Lucas mengangkat pergelangan tangannya sendiri. "Sebentar lagi namamu muncul," Lucas menunjukkan. "Getarannya barusan ku ubah sehalus mungkin jika kau mau men-setting nya lagi kau bisa usap bagian bawahnya." Pemuda itu mengetuk layar kaca jam di tangannya kepada gadis yang sedang menyimak penjelasan pemuda dan bersumpah di dalam hati ia tidak pernah menyadari 'fungsi lain' jam tangan pemberian Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Midas | NCT Jaehyun [BAHASA]
Fanfiction[ HIGHEST RANK] #1 PROMOTEYOURSTORYINA ;Oct 2018 #1 DYSTOPIAN ;Oct 2018 #2 NCTFANFIC ;July 2018 #3 CRIMINAL ;May 2018 #31 JUNGJAEHYUN ;May 2018 Midas (bahasa Yunani: Μίδας) adalah salah seorang raja dalam mitologi Yunani. Dia adalah figur yang terke...