38 : Dr. Orsen

356 45 7
                                    

AN : AKU DROP PLAYLIST SPOTIFY PART INI BUAT NEMENIN KALIAN BACA ALMOST 4000 WORDS YAAAH 😋💕
https://open.spotify.com/playlist/58l90DERWcVDFCQnBAnav0?si=3cFpVCvdSZO59PkQGwnXSg

***

"Oke, apalagi yang ada di memori itu?"

Aku menghabiskan beberapa menit terdiam dengan apa yang diceritakan Jaehyun kepada Yuta. Tidak tahu seberapa besar dari diriku yang mempercayai gambaran-gambaran beberapa tahun lalu, di apartemen kecil Mark dulu.

Jelas aku merasa takut, karena ingatan itu ada disana tapi mengapa aku tidak yakin itu milikku. Sejak kapan aku merasa takut dengan segenggam bunga daisy?

Jika ada yang paling aku benci di dunia ini, itu adalah kesombongan Ibu Kota. Ada yang lebih buruk dari itu, kekejaman para komplotan teroris. Jauh dari seikat bunga.

Satu hal lagi yang menggangguku, dalam memori itu Mark sering kali terlihat berhati-hati untuk sekedar berbicara dengan ku. Kenapa dia bersikap seolah-olah aku bukanlah... aku.

Aku mulai mencurigai Jaehyun jika dia yang merusak memoriku. Tapi, bisakah dia berbuat seperti itu? Aku rasa tidak. Jika Jaehyun bisa memanipulasi memori maka dia tidak akan susah payah memperdayaku.

"Mark tidak pernah memberitahu mu darimana dia mendapatkan vial yang dia gunakan untuk membunuh warga ku?" Yuta berdiri dengan kedua tangannya dilipat di depan dada.

"Tidak..." kataku, Yuta menghela nafas mengingatkan dirinya sendiri. Mungkin dia lelah terus menerus mendengar jawaban yang sama keluar dari mulutku. Tapi aku belum selesai, aku belum selesai menyulut amarah Yuta. "—Mark tidak melakukan itu."

Yuta terdiam sebentar, ekspresinya jelas sangat kesal. "Apa kau yakin Mark tidak pernah mencuci otakmu? Atau kau memang tipikal orang yang bebal saja."

Aku memandang Jaehyun yang masih duduk di kursi tanpa lengan, dan diam-diam berharap dia adalah Jaehyun yang waktu itu membuatku merasa istimewa. Lucu sekali bagaimana aku bisa mempunyai pikiran itu sementara Jaehyun disana melihatku dengan tatapan kecewa.

"Aku ingin mempercayai sesuatu yang setidaknya bisa membuatku tidak merasa dibohongi terus-menerus." bela ku saat saraf leher Yuta mulai menegang. Sebenarnya aku tidak mau bergidik ketika beradu pandang dengan Yuta lagi, tapi sayangnya aku lah yang menyebabkan pertengkaran mata kali ini.

"Apakah kematian penduduk ku tidak cukup untuk membuatmu percaya apa yang Mark lakukan? Kau ingin berapa banyak korban lagi? Hah?" Yuta mencoba menahan tinggi suaranya.

Jika ada yang ingin aku tunjukkan saat ini, itu adalah kekecewaan akan semua orang yang sudah menutupi kebenaran akan kehidupan ku sendiri. Itu kan privasi ku! Itu hak ku! Tidak ada yang lebih buruk dari tidak tahu jati diri dan siapa dirimu sebenarnya.

Lalu bagaimana aku akan hidup setelah penghinaan ini?

Jika memang aku harus mati di tangan Yuta, setidaknya aku mati dengan meyakini sesuatu yang nyata.

"Hal-hal yang lekat dalam ingatanku adalah Mark tidak akan membunuh orang-orang begitu saja. Sama seperti bagaimana ayahku seharusnya tidak melakukan hal yang merugikan semua orang. Ayahku bukanlah orang yang kejam. Jika ayahku memang menciptakan virus Anjing Gila, maka dia—dia pasti disuruh oleh seseorang! Dia tidak punya alasan untuk membuat cairan mengerikan seperti itu."

Aku berani bertaruh Yuta sudah terlampau lelah, maka dari itu ia berjalan menjauh setelah jelas-jelas muak mendengar ucapanku. Disana, dia berkacak pinggang memikirkan sesuatu sebelum akhirnya meraih laci paling bawah yang ada di meja kerjanya. Setelah itu mencari sebentar kemudian mengeluarkan file holder besar yang di lempar kehadapanku. Ke lantai di samping kaki ku lebih tepatnya.

Mr. Midas | NCT Jaehyun [BAHASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang