Mr. Midas | NCT Jaehyun [BAHASA]

25 : The Lost Juliet

Jaehyun sepenuhnya berlutut di depanku, wajah tertutup bayangan rambut keemasan musim panas yang selalu membuai, mengetuk memori lamaku.

"Aku tidak yakin di sini aman." kataku setelah akhirnya duduk di tepi tempat tidur, setidaknya menambah jarak serta mengurangi keinginanku untuk menyentuh helaian rambutnya.

"Tidak ada tempat yang aman bahkan untuk kalian berdua disini, jadi pastikan saja kau bersikap normal." Jaehyun menjawabku dengan serta merta melirik ke arah Lucas yang sudah duduk di depan meja, tempat dimana ia memutar sekrup-sekrup kecil pada ponselnya tadi sore. Jaehyun lebih kelihatan mengkhawatirkan Lucas yang tidak suka melihat senjata-senjata itu ada di bawah tempat tidurku ketika Jaehyun mendorong ke dalam kolong.

"Bagaimana aku harus bersikap normal jika Yeri menemukan benda-benda ini di bawah tempat tidur tamunya?" Lucas keberatan, dia tidak habis pikir.

"Maka dari itu, jangan sampai Yeri masuk kesini." kata Jaehyun setelah memastikan ia menempatkannya dengan benar dan aku mengangkat kedua kaki keatas tempat tidur ketika Jaehyun semakin dekat untuk menyentuh kulit terbuka ku. Ini lucu, tapi aku hanya takut tidak bisa mengendalikan diri untuk memutar berulang-ulang seperti kaset rusak ketika kami berciuman tadi. Jaehyun terlalu...menyiksa, hanya karena dia terlalu sempurna. Tidak adil!

"Oh, kau kira semudah itu. Hmm, baiklah, nanti aku pasang tanda 'Dilarang Mengganggu' di depan pintu." ungkap Lucas acuh. "Setidaknya Yeri berpikiran aku adalah pacar Amy. Semoga saja dia memecahkan kode nya dan menganggap aku sedang sibuk menghabiskan waktu ku dengan gadis mu." lemparnya pada Jaehyun.

Sama sepertiku, Jaehyun menoleh cepat pada Lucas seakan-akan ide sinting nya itu adalah alasan yang paling buruk yang pernah kami berdua dengar. Raut muka Lucas sudah berubah ngeri, tapi tampaknya Jaehyun membiarkan itu pergi karena detik berikutnya ia berdiri tinggi di depanku tanpa ampun dan aku sangat berusaha untuk tidak bertemu tatap dengannya.

"Beristirahatlah, aku masih ada pekerjaan." katanya menunduk memandangku, dan aku hanya mengangguk pada pintu yang tertutup. "Dan kau," dia berputar kearah Lucas. "-kau banyak bicara. Dan jika itu gurauan, sangat.tidak.lucu!" pemuda itu menekankan.

Pada akhirnya Jaehyun melangkah pergi dan membuka pintunya, ia berhenti sebentar disana dan menoleh untuk kesekian kalinya pada Lucas. Aku mengikuti pandangan Jaehyun lalu menyaksikan Lucas beranjak dari tempatnya bertengger sedari tadi untuk mengikuti Jaehyun dan keduanya menghilang ketika pintunya di tutup kembali.

Aku masih dalam posisi favoritku semenjak berada di rumah Yeri, bersila di tepian tempat tidur, tampaknya ini sudah menjadi nasibku, ditinggalkan dan dikecualikan, sementara Jaehyun dan Lucas entah sedang berbicara apa diluar.

Untuk kedua kalinya di tempat ini aku sangat mencemaskan Mark, apa dia baik-baik saja? Apa dia berhasil kabur? Dia tidak seharusnya kesini... apakah waktu itu seharusnya aku mengikuti Lucas saja?

Jika aku mengikuti Lucas pada waktu itu, apa aku bisa bertemu dengan Mark? Apa aku bisa bertemu dengan Jaehyun? Apa aku akan tahu tentang anjing gila itu dan fakta bahwa Mark mengadu domba Ibu Kota dan Para Pemberontak menggunakan materi di dalam vial yang aku curi dari berbagai klien-klien Mark yang membangkang di dalam Ibu Kota hanya untuk membuat makhluk menyeramkan seperti itu?

Aku tahu itu. Entah aku harus merasa bersyukur atau menyesal karena telah menguping pembicaraan Lucas dan Jaehyun tadi. Dari situ aku tahu beberapa poin, salah satunya Jaehyun sudah mempunyai ke-spesialan nya sedari kecil dan fakta pahit lain bahwa vial-vial yang aku curi dari mantan client Mark disalahgunakan sebagai senjata adu domba oleh kelompok kami.

Itu gila.

Setidaknya aku tahu bahwa Mark menyembunyikan banyak hal dariku dan Lucas tahu tentang masa laluku, apa yang aku alami disana dan kenapa aku tidak bisa mengingat sebagian besar kenanganku di rumah itu. Dimana Lucas menyebutnya sebagai 'pasca terapi yang menyakitkan'.