"Maaf membuatmu kecewa, tapi aku bukan pengkhianat."
Yuta mengedipkan satu matanya seperti sedang kesakitan mulutnya melengkung, "Penilaian sepihak mu membuat ini menjadi rumit ya."
Aku menyiagakan nafas panjang, "Kecuali aku mati disini. Kau bisa lakukan apa yang kau mau." lalu terbatuk karena kata-kata itu sejujurnya sulit untuk dikatakan di depan seseorang yang tidak berpikir dua kali.
"Kau ada dikawasanku, aku bisa memaksamu melakukan apa saja. Lagipula Amethyst, kau terlalu berharga untuk dibunuh, kau tau?"
Nama itu lagi, Pemimpin Para Pemberontak memang tidak main-main. Seperti bagaimana dia bisa tau nama itu, nama yang bahkan sudah tidak pernah lagi Mark ungkit.
Ketika aku sedang memikirkan hal apa saja yang bisa dia lakukan padaku, hal apa saja yang dia ketahui tentangku yang mungkin aku sendiri tidak tahu, dia menjawab pertanyaannya sendiri. "Tentu saja tidak. Aku semakin curiga dengan apa yang ditutupi Mark?" Dengan itu Yuta tersenyum sebentar.
Senyuman yang menyimpan sejuta rahasia disana, bak pesulap tersohor yang selalu menikmati moment ketika para penonton tercengang dalam buaian sihir dari setiap trik gerakannya.
Dan aku adalah satu-satunya penonton yang beruntung kali ini.
Dengan itu dia berbalik badan dan pergi. Aku tidak tahu apa yang direncanakan Yuta tapi setidaknya aku memikirkan banyak resiko ketika tadi Yuta mengajakku untuk berbicara empat mata di penthouse-nya yang mana aku tolak mentah-mentah. Apakah itu akan seperti 'aku akan mengampunimu jika kau katakan padaku bagaimana kau bisa masuk kesini, berapa lama, siapa yang membantumu karena kau tampak baik-baik saja' mungkin?
Ada banyak kemungkinan yang terlintas dalam gagasanku, atas bagaimana cara Yuta membunuhku. Mendadak gambaran acara tv yang tidak sengaja aku tonton di rumah Jaehyun malam festival terputar jelas, sesuatu yang terurai dalam gelap lalu mereka menyorotinya dengan senter. Menjijikan. Mereka menyiksa kaki tangan teroris yang berhasil menyusup. Tidak ada ampun. Jika ada makanan di perutku sekarang pasti aku akan muntah hanya dengan memikirkannya.
Sejenak aku hampir lupa betapa berbahayanya tempat ini, dan mengira aku bisa membantu. Itu sebabnya Lucas dan Jaehyun bertindak sangat hati-hati. Dan aku mengacaukannya, lagi. Selalu.
Aku mengutuk diriku dalam diam dibalik kerongkonganku yang memanas dan hampir tersedak untuk menelan air liur yang terasa seperti gulungan kapas.
Yuta menjentikkan jari ke udara dan sekejap ada jawaban dari speaker.
"Sir?"
"Tell Shotaro to drag her to my penthouse."
"Yes, Sir."
Bukan perlakuan yang menyenangkan, setidaknya, karena beberapa orang akhirnya datang setelah Yuta pergi terlebih dahulu. Aku bergelut sampai tulang-tulangku terasa lunak mirip ikan sarden kalengan dan percuma saja dengan tiga orang pemuda yang terkesan tidak peduli bagaimanapun aku menampar mereka. Dan di letakkan sekenanya di sebuah kamar, cukup luas, lebih pantas dari yang aku harapkan dan bergaya minimalis disertai sedikit rasa seni.
Singkatnya, seorang pemuda lain muncul dan memperkenalkan diri. Shotaro. Kelihatannya lebih muda dari ku dan terlalu ramah. Aku tidak mempercayainya. Aku tidak mempercayai satupun orang yang Yuta kirim meski hanya untuk memberi makan dan minum. Lalu tertidur begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Midas | NCT Jaehyun [BAHASA]
Fanfiction[ HIGHEST RANK] #1 PROMOTEYOURSTORYINA ;Oct 2018 #1 DYSTOPIAN ;Oct 2018 #2 NCTFANFIC ;July 2018 #3 CRIMINAL ;May 2018 #31 JUNGJAEHYUN ;May 2018 Midas (bahasa Yunani: Μίδας) adalah salah seorang raja dalam mitologi Yunani. Dia adalah figur yang terke...