8 : Zona B

1.9K 355 24
                                    

Seorang pemuda berperawakan tinggi dan berambut pirang sedang duduk di sofa spesialnya, di dalam benteng kecil itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pemuda berperawakan tinggi dan berambut pirang sedang duduk di sofa spesialnya, di dalam benteng kecil itu. Kaki-kaki jenjangnya sedang di ketuk-ketukan ke lantai yang ia pijak. Pemuda itu berusaha untuk tenang. Benteng itu cukup luas untuk ukuran satu orang penghuni tapi entah mengapa oksigen di sekitaran saat ini terasa sangat terbatas hingga nafasnya pendek-pendek.

Sampai bunyi kasar dorongan pintu depan bentengnya itu seperti didorong seseorang, ia mengangkat tubuh lelahnya dan segera menyongsong ke arah ruang depan dimana tamu yang di tunggu-tunggunya sedari tadi akhirnya datang.

Setelah mendapati sesuatu, lebih tepatnya seseorang, ia berhenti beberapa meter dari tamunya tersebut.

Laki-laki yang lebih muda darinya beberapa bulan dengan rambut coklat kemerahan itu menyapa sekenanya, "Lucas." katanya dengan anggukan kepala.

Si tamu tersebut tidak pendek tapi ia tidak lebih tinggi dari Lucas, si pemilik benteng tersebut.

"Mark, kau tidak perlu repot-repot kemari." ada kesopanan yang tertera pada nadanya walaupun ia lebih tua dari Mark.

Mereka berhadapan, berdiri, di samping rak berisi ponsel-ponsel mainan Lucas yang ia pasang dengan bangga di ruang depan. Mata Mark menatap koleksi Lucas. Bola mata Mark berwarna hampir hitam, kantung matanya sudah tidak ada tidak seperti terakhir kali Lucas melihatnya. Waktu itu Mark kelihatan kacau balau. Hidung kecil mancung serta tulang pipi yang menonjol adalah khas-nya Mark. Mark terlihat bugar kali ini.

"Katamu dia membawa salah satu ponselmu?" tanya Mark menghampiri lemari kaca itu.

"Iya. Aku sudah berusaha melacaknya tapi ponselnya tidak merespon. Dia pasti keluar dari Zona A."

Mark berbalik, sekarang mendekati Lucas. "Amy tidak mungkin mengambil resiko itu, kecuali dia tahu dimana dia berdiri. Katakan padaku,-" Mark menatap Lucas tajam. Selalu ada hawa yang tidak enak di dalam diri Lucas jika Mark menatapnya seperti itu. Entah dari kapan Mark mempunyai kekuatan itu, dirinya sampai terheran. Kekuatan untuk mengancam seseorang dengan tatapannya. "-Katakan kenapa Amy sampai bertindak nekat."

Lucas menimbang sebentar kata-katanya, ia tidak mau memikirkannya lama-lama karna Mark sedang serius. Mark yang serius adalah Mark yang bisa bertindak gila. "Dia...Amy, ingin bertemu denganmu. Dia sepertinya sangat mengkhawatirkan mu."

Mark menautkan alisnya sebentar lalu mengangguk-anggukan kepalanya, setengah berpikir. Ia duduk di salah satu sofa di ruangan itu, meletakkan lengannya pada sandaran sofa. Suara gemeletuk terdengar ketika ia mengetukkan jemarinya berurutan di bagian kayu nya.

"Sejak kapan Amy jadi konyol begitu."

Lucas diam, mendengarkan.

"Berarti dia ada di Zona B. Siapa kawanan yang ada di Zona B sekarang?"

"Johnny." jawab Lucas.

"Bagus, biar aku yang menghubungi Johnny." kata Mark.

---

Mr. Midas | NCT Jaehyun [BAHASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang