"Kau sangat indah. Boleh-aku menyentuhnya?"
Alis Jaehyun berkedut oleh kata-kata pendek Amy. Lalu menarik tangan kanan telanjangnya. "Percaya padaku, kau tidak mau."
"Kenapa tidak?"
Jaehyun mengangkat wajahnya, ia menatap Amy seperti sedang menguraikan benang yang kusut. "Ini jelek. Kau hanya berpura-pura menghiburku karna aku telah menyelamatkanmu."
"Aku tidak berpikir begitu, sama sekali."
Jaehyun menatap Amy nanar. Ada kesakitan di situ yang membuat Amy kaget. Lalu dengan cepat pemuda itu menggantinya dengan senyuman olokan sambil membuang pandangannya.
"Ada apa?" tanya Amy.
Jaehyun memakai sarung tangannya lagi. "Amy-aku..." Bibirnya ragu untuk membuka lebih lebar.
"Aku mau," kata Amy singkat. Ada ketegasan dalam ucapannya.
"Apa?" balas Jaehyun yang memiringkan kepalanya sedikit, tidak tahu kemana arah pembicaraan Amy sekarang.
"Aku mau pergi bersamamu. Aku bersedia. Kemanapun." Sepertinya baru kemarin ia pergi dari ibukota untuk mencari Mark dan kini ia sudah kehilangan arah sampai tidak tahu dirinya sendiri. Mark kecil yang menolongnya, memberinya kehidupan, atasannya, boss-nya sekaligus keluarga Amy. Tapi sekarang tidak terasa seperti itu.
Tidak dengan Jaehyun disebelahnya. Pemuda itu adalah dunia bagi Amy. Mark mungkin telah memberi hidup baru, tapi Jaehyun-lah oksigen yang membuatnya bernafas hingga akhirnya semesta mempertemukan mereka. Entah ini ide bagus atau buruk, Amy tidak peduli lagi. Yang ia inginkan sekarang adalah bersama dengan pemilik musim panas kesukaannya.
Amy benci sekali tatapan keputusasaan yang Jaehyun pancarkan. Apakah sekarang kata-kata Doyoung yang sedang di pikirkan oleh Jaehyun atau apakah itu, ia pokoknya tidak akan diam saja. Dirinya tau, tidak mudah menentukan perasaan hati sendiri dan juga orang lain pada waktu sesingkat ini. Untuk semacam dunia hancur yang tidak menyisakan apa-apa kecuali ke-egoisan.
Alih-alih memahami, Jaehyun malah sontak berdiri dan jalan menjauh dari tempat dimana mereka duduk sedari tadi. Amy melihatnya dengan hati mencelos, kini apalagi?
Jaehyun berbalik, dadanya naik turun seperti menahan amarah. Lalu mendekati gadis yang masih duduk dua meter jauhnya.
"Sudah kubilang jangan mengacaukanku! Kau tidak tahu apa yang sedang terjadi." ujarnya kasar yang seperti ditahan.
"Aku tidak tahu! Memang. Yang aku tahu kau selalu menarik ulur, bukannya tadi kau bilang perbedaan itu tidak apa? Kau kelihatan jujur. Aku tidak tahu itu betulan atau hanya trik pemberontak kepada gadis ibu kota!" Amy berdiri dari duduknya untuk bertemu titik poin tatapan Jaehyun.
"Aku merasa dipermainkan Jaehyun, ya Tuhan!""Trik. Aku sampai lupa, mungkin kau yang melakukan itu padaku. Kau yang mempermainkan aku dengan kebohonganmu, oh Amy." Jaehyun menggeleng lalu memutar badan dan menaruh kedua tangan dipinggangnya sendiri.
Bohong? Apa maksudnya? Apa dia tahu aku lebih dari sekedar orang Ibu Kota? Atau apa? Apa yang dia maksud? Amy terus-terusan bertanya pada dirinya sendiri.
"Aku tidak pernah-dengar aku tidak pernah sebingung ini terhadap perasaanku sendiri. Dan kau yang memulainya!"
"Tolong berhenti." ujar Jaehyun, nadanya memperingati.
"Jaehyun, tolong katakan apa yang sedang terjadi. Aku tidak paham. Aku-aku merasa berjalan di jalan yang salah tapi petunjuk jalannya benar. Aku benar-benar belum pernah sebingung ini. Dan kau, kau membuatku merasa bukan seperti diriku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Midas | NCT Jaehyun [BAHASA]
Fanfiction[ HIGHEST RANK] #1 PROMOTEYOURSTORYINA ;Oct 2018 #1 DYSTOPIAN ;Oct 2018 #2 NCTFANFIC ;July 2018 #3 CRIMINAL ;May 2018 #31 JUNGJAEHYUN ;May 2018 Midas (bahasa Yunani: Μίδας) adalah salah seorang raja dalam mitologi Yunani. Dia adalah figur yang terke...