"Jaehyun?"
Lucu rasanya ketika Amy sadar bahwa tubuhnya sendiri jelas-jelas menghianatinya. Enerji perlawanan yang tadi melonjak tiba-tiba hilang, digantikan dengan pernyataan menyerah yang tidak perlu di katakan keras-keras. Secara tidak langsung gadis itupun menyadari dampak apa yang telah pemuda itu bawa.
Walaupun Doyoung terang-terangan mengungkapkan ketidaksetujuannya atas sikap keingintahuan Amy terhadap Jaehyun karena mereka adalah golongan yang berbeda. Ditambah Mark sudah mengatakan bahwa Jaehyun hanya memanfaatkannya saja.
Ada waktu dimana Amy berharap Jaehyun menentang anggapan-anggapan Mark yang memberatkannya, tapi Jaehyun lebih memilih bungkam. Mungkin ia mengiyakan secara tidak langsung.
'Mungkin?'
Amy tidak percaya ia sendiri masih memberi kesempatan pada Jaehyun dengan kata-kata 'mungkin'. Jaehyun tidak perlu membela dirinya untuk tetap mendapatkan kepercayaan Amy.
Fakta itu membuat Amy tersiksa.
Merasa bodoh dan lemah.
Sesungguhnya Amy belum yakin akan perasaannya kepada Jaehyun, yang ia yakin adalah dirinya masih berharap fakta-fakta itu tidak benar. Bahwa sesungguhnya, di suatu tempat di hati Jaehyun ada sedikit kejujuran untuk Amy. Yang benar-benar tertarik pada gadis itu apa adanya.
"-kau dengar aku tidak?" Pemuda dibelakang Amy sudah entah bagaimana melepaskan tangannya dan sekarang sedang mencari perhatian dari wajah gadis itu.
Amy tersadar dari pikirannya yang kalut. Ia menatap ke arah bagaimana wajahnya nampak tetap mempesona dari bawah bayang-bayang topi yang sengaja dipakai terlalu rendah. Serta bagaimana cara pemuda itu menatapnya, gelisah. Bolak balik melihat diantara ujung lorong lalu berganti pada dirinya lagi.
"Kenapa kau disini?" tanya Amy bingung.
"Kita tidak punya banyak waktu sebelum mereka melepas anjing gila lainnya!" sergah Jaehyun cepat, membuat Amy sedikit terkejut ketika pemuda itu menggenggam tangannya.
Ekspresi kekhawatirannya kelihatan jujur. Sepertinya tidak dibuat-buat. Seperti yang terakhir kali ia lakukan ketika mencium Amy. Sensasinya semakin jelas ketika ia membayangkan kejadian itu lagi. Tepat seperti puluhan kupu-kupu mengepakkan sayap di perutmu dan menjadikan kerongkonganmu kering. Itu baru beberapa jam yang lalu. Dan beberapa menit setelahnya ia belajar jika Jaehyun memperdayanya. Ironis.
Tepat ketika Jaehyun mulai berbalik mengajaknya, Amy menarik tangan yang digenggam pemuda itu.
"Kau mau menangkapku lagi? Apa kali ini kau akan membawaku pada kelompokmu? Atau masih ada informasi yang belum sempat kau kuak? Kau pikir karena aku seorang gadis bodoh yang sedang tersesat lalu kau membaca tentangku hanya karena iseng dan ketika kau tau aku bongkahan informasi komplotan Mark yang berharga maka kau memperdayaku dengan cara murahan? Biar ku tebak, apa lagi yang kau tahu setelah menciumku? Apa kau sedang membacaku juga tanpa sepengetahuanku?"
Mata Jaehyun melebar, lalu dengan tidak yakin melangkah mendekat. Amy mundur untuk tetap menjaga jarak mereka berdua. Ia tidak yakin akan tetap tinggal jika Jaehyun mengajaknya lagi.
Gila, memang.
Ketika Amy mundur buru-buru, tumitnya tersandung sesuatu yang besar. Ia tidak tahu apa itu setelah mencium bau amis yang sesaat tadi belum meracuni udara di lorong pengap dan gelap tersebut.
Tubuhnya tidak bisa diseimbangkan, kepalanya seperti beratus kilo lebih berat ketika ia melihat tubuh seseorang lelaki tersungkur tak bergerak dalam gelap di bawah kakinya. Ia bersiap terjatuh ke arah kemana gravitasi menariknya. Mungkin di samping mayat itu. Mungkin tepat di atas dimana darahnya masih mengucur yang akan membasahi tubuhnya dan menjadi mimpi buruk lagi. Lalu seseorang menangkap Amy dari belakang, mendekapnya kuat. Menggeretnya menjauh dari tubuh tak bernyawa itu ketika Amy mulai meremas lengan kemejanya dengan sedikit gemetar.
"Tenang Amy, tenang." kata Lucas menenangkan.
Jaehyun melihatnya. Melihat bagaimana wajah gadis itu berubah menjadi sepucat mawar putih. Menyaksikan bagaimana jemari lentiknya berputus asa mencari pegangan agar ia tetap bisa berdiri. Mendengar isakan pelan Amy ketika ia berkata 'Aku baik-baik saja' pada pemuda berambut pirang yang sedang memeluknya.
Entah bagaimana bisa Jaehyun merasakan waktu berjalan sangat lambat. Setiap detik berjalan sangat menyiksa dengan gambaran nyata di depan mata. Ia sedang menatap ke depan. Dimana pemuda itu sedang memegang erat bahu Amy. Menopangnya dalam dekapan.
Baru kali ini ia melihat Amy kepayahan. Ia sama sekali tidak mengiranya. Karena dari awal ia melihat, Amy kelihatan seperti gadis yang bisa langsung membunuhmu jika dia membawa pistol. Dia berlari, dia melompat, dia mendobrak pintu mobil, dia memukul dan menendang.
Tepat pada saat pemuda berambut pirang itu mengangkat pandangannya untuk bertemu dengan matanya sendiri, ia merasa marah, kesal dan tersinggung. Jaehyun melangkah cepat ke arah pemuda yang ia ingat namanya adalah Lucas.
Tidak lama kemudian ia sudah mengarahkan tinjunya tepat pada wajah Lucas lalu Lucas terjatuh kebelakang dengan melepaskan Amy yang seketika itu juga tercengang.
Jaehyun sedang akan meninju Lucas lagi ketika Amy mendorongnya ke samping, membuatnya menabrak tembok lorong.
"Kau apa-apaan!" teriak Amy.
Sementara Lucas yang sepertinya tidak ada niatan untuk memukul balik sedang menilainya dalam diam dengan kedua alis yang bertaut.
to be continued...
-here's the gif contain only Lucas and Jaehyun together in one frame- ;)
LUCAS
JAEHYUN
-can you pick??-
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Midas | NCT Jaehyun [BAHASA]
Fanfiction[ HIGHEST RANK] #1 PROMOTEYOURSTORYINA ;Oct 2018 #1 DYSTOPIAN ;Oct 2018 #2 NCTFANFIC ;July 2018 #3 CRIMINAL ;May 2018 #31 JUNGJAEHYUN ;May 2018 Midas (bahasa Yunani: Μίδας) adalah salah seorang raja dalam mitologi Yunani. Dia adalah figur yang terke...