21 : Things I Want to Remember

1.4K 235 20
                                    

AMY POV

Ini kali kedua aku bangun. Atau tidak.

Karena di belakang kepalaku masih tersisa mimpi aneh yang masih aku ingat betul. Rasanya seperti menyentuh jaring laba-laba tipis yang ingin sekali aku hilangkan, dan ketika kau menggapainya, merusaknya, materi itu tidak terasa di tanganmu.

Aku mengerjap. Ruangan ini, persis seperti yang aku ingat di mimpiku.

Kecuali ketiadaan Jaehyun.

Aku berusaha menepis bayangan pemuda itu dan bergerak ke tepi tempat tidur untuk berdiri, merasakan apakah tubuhku ini adalah tubuhku sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berusaha menepis bayangan pemuda itu dan bergerak ke tepi tempat tidur untuk berdiri, merasakan apakah tubuhku ini adalah tubuhku sendiri.

Tapi aku segera terpaku oleh pantulan gelap wajahku di sebuah cermin dekat jendela. Cerminnya lonjong setengah badan, berpelistur warna coklat kemerahan pada setiap sisi.

Kaget, cekungan hitam di bawah mata, garis wajah yang lesu serta rambut berantakan. Aku terlihat lima tahun lebih tua. Ini mungkin akan jadi hari terburuk ku sepanjang masa.

Dan dengan tampang seperti ini aku memimpikan Jaehyun yang menciumku?

Aku tampak mengerikan dan dia adalah berlian yang membiaskan warna pelangi ke semua sudut ruangan.

Demi Tuhan, beruntung sekali itu hanya mimpi.

Aku tersentak tiba-tiba, segera sadar akan keadaan genting dimana aku seharusnya berada. Dengan itu aku mengancam otakku agar memutar memori dengan cepat.

Oh Tuhan.

"Mark! Dimana dia." Sentak ku pada diri sendiri.

Pintunya tidak jauh dari tempatku berdiri tapi aku tetap berlari seakan-akan jika aku melewatkan satu detik yang teramat berharga, Mark akan pergi lagi sebelum menjelaskan apa yang dia tutupi dariku.

Tidak, tidak boleh.

Aku sudah mati-matian bersabar dan membunuh rasa penasaranku cukup lama hanya agar Mark berhasil membawa ku keluar dari area para Pemberontak. Untuk menjelaskan arti dari sikapnya padaku, apa yang ia tutupi, juga perkataan Lucas yaitu tentang memori masa kecilku yang tidak bisa aku ingat sepenuhnya. Seperti kenapa aku lupa akan panti asuhan itu. Serta penjelasan Jaehyun tentang anjing gila serta seakan-akan terlihat menyalahkan ku.

Meski ruangannya asing dan tidak seharusnya bertindak gegabah, aku tetap berlari membuat kegaduhan dengan hentakkan langkah kakiku. Memancing seseorang keluar untuk ribut-ribut meneriakiku. Aku mencari seseorang untuk mengadu.

Tenagaku sudah pulih sembilan puluh persen, jadi jika siapapun yang muncul dan bagaimana pun bentuknya, aku tidak akan sungkan-sungkan meninjunya jika ternyata itu adalah komplotan Pemberontak yang mungkin menemukan ku tergeletak tak berdaya ditinggalkan dalam gedung tua kemarin.

Alih-alih yang aku bayangkan tadi, seorang perempuan muda muncul begitu saja di depanku dari balik tembok -yang setelah aku amati itu dapur- tidak lama dari kamar yang aku tempati tadi. Di tangannya ada spatula plastik dan tangan yang lain belepotan materi serbuk berwarna putih. Rambut pirangnya di gelung ke atas berantakan. Dia menggunakan flanel merah yang tidak di kancing jadi memperlihatkan tank top berwarna putih di dalam. Aku mulai bertanya-tanya apakah berantakanku bisa terlihat memukau seperti gadis ini?

Mr. Midas | NCT Jaehyun [BAHASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang