39 : High Hopes

86 17 9
                                    

Belum sampai setengah jam sang bola api galaksi menyembunyikan dirinya dari tanah tandus Kota Tipuan dan malam baru berjalan sepanjang jengkal jari kehidupan. Namun tidak seperti itu bagi orang-orang yang berada dalam pesta di salah satu bar Kota Tipuan. Pesta itu tidak seperti pesta-pesta umum lainnya, terlalu banyak penjaga yang bersiaga memeriksa identitas pengunjung bar seperti takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Meski masih menunjukkan pukul lima sore, di dalamnya sudah penuh dengan liukan putus asa dan sahut-sahutan dari para pria maupun wanita yang terhibur dengan pertunjukan pembangkit gairah.

Disana, sekelompok perempuan muda duduk melingkar pada salah satu meja, tidak jauh dari counter bar tempat mereka memesan cairan yang sedang memancing keluar akal sehat ke-empatnya, membakar tenggorokan mereka dengan sangat menyenangkan. Setidaknya itu yang ada dipikiran mereka berempat.

Tapi tidak ada yang lebih menyenangkan daripada melihat pemuda itu, si bartender, berdiri di balik meja kerjanya. Bahkan pertunjukan yang tadinya merupakan tujuan utama mereka datang kini sudah kalah menarik.

"Bagaimana kau bisa bertemu dengannya?" kata si rambut hitam.

"Dia, tidak terlalu sulit dilihat jika di banding laki-laki yang lain." jawabnya sambil terus memandang si pencuri perhatian.

"Oh please, kau hanya beruntung." kini wanita dengan rambut bergaya bob yang mengenakan rok kelewat pendek bersuara dibalik gelas berjarak dua senti dari bibirnya.

"Nope, that's just you being jealous. Dia yang mengajakku kesini. Kalian lihat sendiri kan? Dia sangat mempesona, seperti yang aku bilang di HT." jawabnya jujur dengan penuh percaya diri.

"Sialan kau benar-benar beruntung." komentar si rambut hitam dan di susul dengan lirikan jengkel si rambut pendek.

Seperti sedang menonton film, ada aba-aba yang tidak terdengar ketika adegannya mulai berubah mengasyikkan. Tiga dari wanita itu terdiam ketika sang bartender sibuk membolak-balik botol alkohol yang nampak penuh dan berat. Mereka secara tidak langsung memperhatikan bagaimana kokoh dan cekatan postur si pemuda. Meski dengan sarung tangan yang menutupi sampai ke bagian pergelangan tangan, kaus berlengan pendeknya tetap menampakkan bagaimana ototnya bereaksi pada beban yang ia pegang.

"Bilang padaku jika kau tidak berhasil dengannya. Aku benar-benar ingin terperangkap di kedua lengan itu." ungkap si rambut bob. Ia sekarang sedang memainkan tepian gelas berkaki yang sudah diletakkan di atas meja menggunakan jari telunjuk.

"Bitch, he's mine! Kau tidak akan melihatnya jika tidak kuberi tahu."

"I mean, you're probably not his type." si rambut bob menaikkan satu alisnya, mengangkat bahu, tidak menganggap terlalu serius kecaman temannya barusan.

"I can be everyone's type! Aku tunjukkan padamu." ucapnya sengit lalu beranjak untuk berlalu.

"Siapaa...yang kalian perebutka—oooh, Jaehyun~" kata wanita ke empat yang sedari tadi tertidur dengan setengah badan tertelungkup di atas meja, jelas sudah lebih dulu mabuk. Matanya menyipit agar pandangannya tidak kabur disebabkan pengaruh tingginya kadar alkohol yang ia minum. "Dengar ya~ jangan biarkan dia menyentuhmu. Diaaa hanya akan mematahkan hati kalian." ungkapnya menggelengkan kepala dengan mata setengah terpejam dan suara berat yang dibalas dengan tawa kecut dari rambut hitam dan rambut bob yang mengabaikan peringatan itu.

"Oh please. I risk everything to be touch by him."

"Hell yeah." ungkap rambut bob menyetujui.
---

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr. Midas | NCT Jaehyun [BAHASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang