9 : Kota Tipuan

1.8K 368 40
                                    

Amy menunggu setengah jam setelah Doyoung pergi menggunakan truk Ford

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amy menunggu setengah jam setelah Doyoung pergi menggunakan truk Ford. Suara mesin nya terdengar sampai kemana-mana. Lalu ia pindah ke ruang tengah, sudah ada televisi kecil disitu. Amy mulai bertanya-tanya kenapa di kamar Jaehyun tidak ada televisi. Baru sehari yang lalu ia mengira hidup di jaman batu, tidak ada tiang-tiang listrik, rumah ambruk ke tanah, tidak ada elektronik, tapi peradaban Zona B yang sesungguhnya memang disembunyikan. Mungkin untuk mengelabuhi kubu lain.

Gadis itu menggeret satu-satunya sofa malas di ruangan hingga ke depan televisi. Ia memulai tontonan asingnya, berawal dari acara remeh temeh area Zona B kemudian acara komedi a la pemberontak tentang bagaimana cara menculik orang-orang ibukota lalu merampas hartanya, menjadikan budak dan lain-lain. Ha! aneh rasanya memutar balik keadaan, ibukota juga mempunyai program tontonan seperti kebanyakan program disini. Tapi biasanya Amy tidak memperdulikan dan cenderung tertawa, kali ini dia tersinggung.

Apa aku sudah terlalu lama tinggal di ibukota sampai aku merasa seperti ini?
Aku bukan orang ibukota. Aku bukan pemberontak. Aku tidak memihak siapa-siapa. Kata Mark, semua orang sudah gila. Manusia sudah terlalu banyak. Mereka akan membabi buta untuk membunuh satu sama lain hanya karna harta. Hanya karna siapa yang paling berkuasa. Buat apa gunanya mendukung salah satu jika kita pernah dilukai ketiganya. Pemerintah, pemberontak, teroris. Sama saja. Lalu aku dan Mark, dan seluruh orang-orangnya Mark. Ada.

Untuk sedikit bumbu pelengkap ada berita yang disajikan secara live tentang penyekapan anggota teroris dan membunuh mereka di depan kamera. Ada organ manusia yang panjang seperti tali basah tergeletak di lantai. Amy memalingkan mukanya spontan, bergidik ngeri dan membuang rasa penasarannya. Selanjutnya ia tidak ingin menonton tv lagi, ia menekan tombol off.

Ia beranjak dari sofa malasnya, menghampiri kamar di sebelah kiri. Mengetuknya pelan, lalu yang kedua agak keras. Tidak ada yang merespon. Amy menguping di pintu, tidak ada bunyi-bunyi seperti ada manusia disana. Lalu membuka kenopnya. Tapi terkunci.

Amy tersenyum tipis, ia menyibakkan rambut panjangnya yang tergerai di sisi-sisi muka tirusnya kebelakang daun telinga, itu membuatnya terlihat lucu. Entah mengapa wajahnya terlihat seperti anak kecil. Ia sering kali mengutuk dirinya sendiri di depan cermin tentang hal yang satu itu. Makanya Amy tidak pernah memotong rambutnya sebahu lagi.

Sedetik kemudian ia sudah memegang pin rambut dari saku jeans belel pinjamannya. Ia berjongkok dan memasukkan dua buah benda tipis kecil ke dalam lubang kuncinya. Meraba-raba tipe pola kunci itu menggunakan pin rambut sebagai detektor. Ujung-ujung pin nya bergemeletuk pelan ketika Amy mencoba mengangkat kaitan besi di dalam sistem kunci tersebut. Pada saat yang bersamaan ada suara mesin yang halus terdengar samar-samar di telinganya.

Suara mesin mobil?

Tapi bukan mobil truk Ford mereka. Suaranya lebih halus berkali-kali lipat. Tubuh Amy menegang bak herbivora yang mencium adanya bahaya. Selanjutnya ada langkah kaki di luar dan seketika itu juga adrenalinnya berpacu, ia melempar dirinya ke atas sofa malas dengan televisi yang sekaligus ia nyalakan sehingga meredam bunyi 'buk' tubuhnya.

Mr. Midas | NCT Jaehyun [BAHASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang