Saat sedang ramai ramai nya dikelas, tiba tiba ada seorang dosen yang masuk kedalam kelas, yang tak lain adalah Dawin Dianjar.
Sontak membuat semua murid dikelas pun terkagum kagum kepada Dawin, bagaimana tidak? Dawin memiliki wajah yang sangat tampan dan bersih, seperti tidak ada bekas jerawat.
"Assalamuallaikum semua. Perkenalkan nama saya Dawin Dianjar, kalian bisa panggil saya Pak Dawin, saya dosen baru disini, saya harap kalian bisa menerima semua materi yang saya ajarkan kepada kalian, oke sekarang kita mulai saja masuk materi ya. " ucap Dawin
"Dia bijaksana" bisik Sila terhadap Liza
"Awas, nanti suka lagi ke Mas eh Pak Dawin" ucap Liza menggoda
"Idihhh, aku bukan Lia"
Dawin pun memberi materi dengan cara perlahan dan bisa diterima oleh para Muridnya dan muridnya pun merasa senang diajarkan oleh Dawin, dengan alasan gampang dimengerti
______________________________________________
Sepulangnya dari kampus Liza masih saja diam di depan kampus, dikarenakan tidak ada satu pun kendaraan umum yang melewatinya. Sedangkan Salsa dia dijemput oleh tunangannya dan rencananya sekarang mereka akan fitting baju pengantin, Sila dia dijemput oleh kakaknya, dan Lia dia pulang terlebih dahulu, dikarenakan adiknya sakit, dan dirawat di rumah sakit.
Saat sedang masih menunggu angkutan umum, tiba tiba ada mobil yang baru saja keluar dari parkiran dikampus, dan sepertinya Liza mengenali mobil tersebut. Dan ya benar saja itu mobil Dawin.
Mobil Dawin pun berhenti dipinggir Liza berdiri. Dan Dawin pun membuka kaca jendela mobil nya.
"Assallamualaikum Liza"
Spontan Liza pun menundukka kepalanya
"Waalaikumussalam"
"Lagi nunggu angkutan umum? "
"Iya"
"Sepertinya sore begini jarang yang lewat, bagaimana kalau saya antar kamu pulang? "
"Tidak usah Pak, takut merepotkan"
"Diluar kampus panggil saya Mas aja seperti biasanya. Tidak kok tidAk merepotkan, daripada tunggu disini tapi ga ada yang lewat"
"Benar tidak merepotkan? "
"Tidak"
Dan Liza pun menerima tawaran Dawin, Liza duduk paling di belakang pengemudi.
______________________________________________
Saat sampai nya didepan pintu rumah Liza,
Dawin tidak mampir terlebih dahulu."Assallamualaikum" ucap Liza, dan selama sebulan ini Liza memutuskan untuk tinggal di rumah orang tua nya sendiri. Dikarenakan, semua keluarga Pak Asmadinata ternyata semua sedang berada di Pekanbaru.
"Waalaikumussalam, kok tumben sore pulangnya? " ucap Bu Firi
"Iya Bu, tadi nunggu lama gaada kendaraan umum"
"Terus kamu pulang sama siapa? "
"Diantar sama dosen baru bu"
"Siapa? "
"Dia sahabatnya Alm Ahmad bu, namanya mas Dawin"
Tiba tiba air mata Liza pun jatuh membasahi pipi Liza.
"Kenapa sayang? " ucap Bu Firi sambil memeluk Liza dari pinggir
"Aku kangen kak Ahmad Bu"
"Sayang, yakinlah Alm Ahmad sudah tenang disana. Jika kamu rindu, doa kan saja ya, agar Alm Ahmad makin tenang disana dan disisikan ditempat yang indah oleh Allah"
"Aku belum menjadi istri Sholehah untuk kak Ahmad Bu"
"Kamu sudah terbaik di hati Alm Ahmad. Kamu cukup baik menurut Alm Ahmad, buktinya Alm Ahmad siap menikahi kamu dulu. Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini sayang"
"Kenapa saat aku sedang memperbaiki diri, Allah malah mengambil orang yang aku cintai Bu? "
"Allah sayang sama Ahmad, maka dari itu Allah mengambil nyawa Ahmad dengan begitu cepat. Jangan salAhkan takdir sayang"
Bu Firi pun melepaskan pelukannya dari Liza dan menghapus air mata Liza
"Ibu harap kamu terima semua takdir ini, ambil hikmah yang baiknya. Insya Allah dibalik semua ini, Allah telah menyiapkan satu kejutan terbaik untuk kamu kedepannya. Teruslah berdoa untuk kebaikan mu, orangtua mu, keluarga, temanmu dan Alm Ahmad ya"
Liza pun hanya bisa mengganguk.
"Yaudah sana, mandi, sholat, lalu makan ya"
"Iya Bu"
Liza pun menaiki anak tangga nya dan segera menuju kamarnya
______________________________________________
Vote and comment ya jangan lupa..
Makasihh. 😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
This is My Future | END
Spiritüel#2 in Spiritual #6 in Rohani #3 in Spiritual #9 in Muslimah #1 in Islami #4 in Islami #2 in Islami #7 in Rohani #3 in islami #1 in Religi #7 in Hijrah *** Cerita ini mence...