Eps 57

13.8K 516 54
                                    

Saat sudah menunaikan ibadah Sholat Maghrib, Arhan, Bintang dan tentu nya Dawin pun akan segera mengunjungi rumah Abi dan Umi nya.

"Lebih baik, Dawin lo aja yang ke rumah Abi dan Umi loh. Bicarain dengan baik baik. Habis itu besok lo temuin mertua lo, minta maaf juga dan setelah itu, lo boleh temuin Liza. Tenang, dia masib tempatin rumah kalian berdua kok" ucap Arhan

"Gua setuju sama Arhan. Dan gua tentu nya Arhan, ga akan bilang dulu ke Liza kalau lo udah di temui. Gua akan berusaha damaikan hati Liza, kalau nantinya Liza bisa nerima lo lagi. Meski memang mungkin dia masih mengharapkan lo kembali. " ujar Bintang.

"Sebelumnya gua mengucapkan terimakasih kepada lo Han, Bin.  Karena kalian berdua gua sadar kali ini. Gua emang egois" ucap Dawin.

"Gua yakin lo pasti bisa" ucap Bintang sambil menepuk tangan Dawin.

"Ya udah, kalau gitu, gua sama Bintang pulang dulu ke rumah Lo dan juga Liza. Inget, besok sebelum ke Liza, lo harus temui dulu mertua lo. Minta maaf juga kepada mereka" ucap Arhan

"Iya gua ga akan lupa kok. Kalian hati hati ya di jalan" ucap Dawin

"Lo juga"

Bintang dan Arhan pun pergi meninggalkan Dawin.

"Ya Allah permudahkan lah semua. aminn"

Dawin pun melajukan kendaraannya, untuk mengunjungi rumah Abi dan Umi nya.

**

Setelah sampai di gerbang pintu rumah Abi dan Umi nya. Tak henti henti nya Dawin terus berdoa, agar Umi dan Abi nya bisa memaafkan orang seegois Dawin.

Dawin pun memarkirkan mobilnya dan segera menemui Abi dan Umi nya.

Saat sampai di pintu rumah Abi dan Umi nya, Dawin merasa gugup sekaligus takut.

Dan pada akhirnya, Dawin percaya Allah sedang bersama nya. Dan Dawin pun dengan Bismillah mengetuk pintu yang terbuat dari kayu itu.

"Assallamualaikum" ucap salam Dawin sambil mengetuk pintu.

"Waalaikumussalam" seorang paruh baya keluar, yaitu Umi Fitria.

"Dawin" ucap Umi Fitria, dengan nada sedikit kaget.

"Iya Umi, ini Dawin" ucap Dawin, lalu memeluk Umi Fitria

"Umi maafkan Dawin"

"Tidak nak, harusnya Umi dan Abi yang minta maaf sama kamu sayang" ucap Umi Fitria.

Umi fitria pun melepaskan pelukan nya bersama Dawin, dan membawa Dawin masuk rumah.

"Bentar ya Umi panggilkan dulu Abi" ucap Umi Fitria, untuk memanggilkan Abi Nizam.

"Dawin"

"Abi"

Lalu Dawin pun memeluk kaki Abi nya, sambil terus meminta maaf.

"Sudah Dawin. Sekarang mending kita duduk ya"

"Umi Abi, maafkan Dawin. Karena Dawin terlalu egois, tanpa ingin mendengar penjelasan dari Umi dan Abi. Sekali lagi maaf kan Dawin" ucap Dawin sambil mengeluarkan air matanya.

"Kami mengerti nak. Seharusnya Umi dan Abi juga yang salah, karena tidak memberi tau mu terlebih dahulu. Tapi ingat nak, Abi dan Umi selalu menggagapmu anak kandung kami. Kami sayang sama kamu nak. Jangan tinggalkan kami ya nak. Kami tidak siap jika, anak yang kami sayangi pergi tanpa kabar" ucap Abi Nizam

"Dan kembali lah pada Istri mu Liza yang sedang mengandung anak mu sendiri Win. Perbaiki lah hubungan kalian" ucap Umi Fitria.

"Insya Allah Mi, Dawin akan memperbaiki semua nya." ucap Dawin.

"Dan Abi harap, kamu tetap ingin memanggil kami Abi dan Umi" pinta Abi Nizam.

"Pasti Mi, Bi. Karena sekarang, kalian orang tua Dawin. Walau Dawin, bukan anak kandung Umi dan Abi"

"Terima kasih sayang" ucap Umi sambil memeluk Dawin.

"Ohiya, lebih baik kamu temui Liza sekarang" usul Abi Nizam.

"Besok Bi, setelah Dawin meminta maaf kepada Ibu Firi dan Ayah Anang. Baru Dawin menemui Liza. Dan pastinya Dawin harus banyak banyak berdoa, agar Dawin bisa menanggung resiko nya sendiri"

"Kamu bisa nak"

"Makasih Umi"

**

Keesokan harinya, Dawin, Umi Fitria dan Abi Nizam mengunjungi rumah Ibu Firi dan Ayah Anang.

"Assallamualaikum" ucap Umi, Abi dan Dawin berbarengan.

"Waalaikumussalam" keluarlah Ibu Firi

"Eh ada besan, dan....."

"DAWIN"

Betapa terkejutnya Ibu Firi, melihat kembali sosok Dawin.

"Bu maaf kan Dawin Bu, maaf kan Dawin" ucap Dawin sambil memeluk kaki Ibu Firi.

"Kemana saja kamu nak?  Istri mu selalu menunggu mu" ucap Ibu Firi sambil menangis dan mencoba membangkitkan Dawin dan memeluknya.

"Maaf kan Dawin Bu, Dawin memang lelaki yang bejat, dan tidak bertanggung jawab"

"Tidak nak, Ibu mengerti akan posisi kamu kali ini. Kamu lelaki baik kok nak. Hanya saja, sifat mu kemarin kemarin sangat berbeda. Dan membuat Liza dan yang lainnya bersedih"

"Sekali lagi maaf kan Dawin Bu"

"Ibu sudah memaafkan kamu nak"

"Terima kasih Bu"

"Ya sudah, sekarang kita masuk ya. Kita temui Ayah"

Mereka pun masuk ke dalam rumah yang dibilang megah itu.

"Assallamualaikum Ayah, liat ini Ibu sama siapa? " ucap Ibu kepada Ayah yang sedang membaca koran di dekat kolam ikan.

Ayah pun menoleh dengan perasaan sangat kaget.

"Ayah, maaf kan Dawin Yah" ucap Dawin

"Dawin? "

"Iya Yah, ini Dawin"

"Kemana aja selama ini nak? "

"Maaf kan Dawin Yah, Dawin pergi tanpa ada kabar sedikit pun. Maaf Yah, maaf"

"Ayah selalu memaafkan kamu nak, hanya tinggal bagaimana kamu selalu menjaga perasaan Ayah, bahkan yang lainnya"

"Makasih Yah"

"Apa kah kamu sudah menemui Istri mu? " tanya Ayah

"Rencana sekarang Yah"

"Apa kamu yakin bisa kembalikan semua nya? "

"Insya Allah, yakin Yah"

"Apa kamu siapa menanggung resiko nya nanti? "

"Insya Allah, bisa Yah"

"Maka dari itu, berjuanglah nak. Semua keputusan ada di Istri mu. Kami disini hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk mu nak. Cepatlah temui Liza nak, sekarang"

Dawin pun bangkit dari duduknya dan menyalami tangan ke dua orang tuannya dan kedua mertua nya. Dan tak lupa juga mengucapka salam.

_____________________



Assallamualaikum semua..
Aku upt nih...
Yakin sih feel nya kurang dapat.
Tapi tunggu ya next nya.

Upt aku kali ini, menemani malam takbiran kalian, hehehe...
Dan aku mau ucapkan
Minal Aidzin Wal Faidzin..
Mohon maaf lahir dan batin ya...

Salam manis,
Sefina Haliza 😘

This is My Future | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang