Eps 52

12.4K 551 10
                                        

Di Pagi harinya, mereka sarapan bersama. Jujur saja, Liza kali ini sarapan dengan lahapnya. Tidak biasanya, dia selalu memuntahkan apa yang dimasukan kedalam perutnya. Maklum saja, dia sedang masa ngidam nya.

"Liza, sayang pelan pelan dong makannya, jangan terburu buru. Tenang aja ya sayang, makanannya masih banyak nih" ucap Umi Fitria

"Iya Umi, abisnya Liza kangen sama masakam umi. Soalnya kemarin kemarin Liza ga makan nasi, ya di karenakan Liza mual umi"

"Begitu lah orang hamil nak. Kamu sabarnya untuk menghadapi masa ngidam. Untuk kamu juga Dawin, kalau Liza mau apa apa ikuti ya, bagaimana pun juga itu anak kamu Dawin"

"Iya Umi. Insya Allah, Dawin selalu menuruti kemauan Liza kok Mi"

Umi Fitria pun hanya tersenyum

"Oh iya, bagaimana dengan jenis kelamin anak kamu?  Sudah di USG? " ucap abi Nizam

"Mas Dawin nya ga mau tau jenis kelamin anak yang dikandung Liza bi"

"Loh kenapa Dawin? "

"Biar surprise aja Bi" ucap Dawin sambil terkekeh.

Mereka pun melanjutkan sarapannya dengan keadaan yang hening.

Sesudahnya mereka sarapan, Liza dan Dawin pun menuju ke kamarnya lagi untuk bersiap siap. Karena Liza ingin jalan jalan bersama Dawin, untuk membeli kebutuhannya anak nya kelak.

"Mas, kamu mau pakai baju apa sekarang? "

"Tumben nanya"

"Ih mas aku nanya"

Dawin pun mendekatkan diri kepada Liza yang sedang sibuk memilih baju untuk Dawin.

"Biar Mas aja yang milih bajunya, mending kamu siap siap ya sayang"

"Bener ga apa apa? "

"Iya ga apa apa"

Liza pun mengambil pakaiannya, dan segera menuju kamar mandi untuk mengambil pakaiannya tersebut.
Dawin pun lekas mengganti baju nya.

Saat selesainya mengganti pakaiannya. Dawin pun teringat kepada ponsel nya yang mungkin ketinggalan di meja makan tadi.

"Liza sayang, mas tunggu dibawah ya."

Dawin pun segera menuju meja makan untuk mengambil ponsel nya.

Saat akan dekat menuju ruang makan, Dawin pun mendadak berhenti, karena ia mendengar percakapannya kedua orang tuannya yang masih ada di ruang makan, mereka sedang berbicang dengan menyebut nama Dawin. Dengan tidak sopan, Dawin pun mendengat pembicaraan kedua orang tua nya itu. Karena Dawin sangat penasaran.

"Abi, sampai kapan kita akan menyembunyi kan ini semua dari Dawin. Abi, Dawin sudah menikah Bi. Harusnya abi memberitahu yang sebenarnya kepada Dawin" ucap umi Fitria

"Abi belum siap mi memberitahu yang sebenarnya kepada Dawin mi, bahwa Dawin adalah bukan anak kandung kita Mi. Karena bagaimana pun juga, kita belum mengetahui keberadaan orang tua Dawin sebenarnya" ucap Abi Nizam

"Jadi kapan kita akan memberi tau Dawin? "

"Nanti saja, jika sudah tepat waktunya . Abi belum siap kehilangan Dawin"

Mendengar pembicaraan kedua orang tuanya, bagai petir yang menyambar Dawin dengan secara tiba tiba. Air mata Dawin tak sanggup terbendung. Bahwa ternyata Dawin adalah anak angkat dari Abi Nizam dan Umi Fitria. Dawin sedikit kecewa, mengapa Umi dan Abi nya tidak memberitahu sejak dulu tentang ini.

"Maaf sebelumnya, ini waktu yang pas untuk kalian memberi tau saya, bahwa saya bukan anak kandung kalian berdua. Kenapa kalian tidak memberi tau saya sejak awal? Saya akan lebih terima jika kalian berdua memberi tau saya sejak awal. Jujur saja, saya sangat kecewa" ucap Dawin secara tiba tiba, membuat Umi Fitria dan Abi Nizam kaget, karena Dawin mendengar pembicaraan nya.

"Maaf, saya harus pergi dari rumah ini. Terimakasih karena kalian sudah membesar kan saya. Saya sangat mengucapkan terimakasih. Assallamualaikum" Dawin pun mengambil ponselnya dan menuju ke kamarnya untuk membawa Liza pergi.

Saat sampai di kamarnya, Dawin pun mengemas pakaiannya kedalam tas nya.

"Loh mas, kita mau kemana? " ucap Liza mendekati Dawin yang sedang mengemas pakaiannya.

"Kita pulang"

"Loh kenapa?  Kita kan masih mau nginep disini empat hari lagi mas"

"Lo mau pulang atau disini tinggal sendiri? " ucap Dawin dengan suara tinggi.

Mendengar ucapan tersebut. Liza sangat kaget atas gaya bicara Dawin dengan suara tinggi dan tidak biasanya ia menggunakan bahasa  "Lo atau Gue"

"Kok kamu bicara nya seperti itu sih Mas? "

"Gausah banyak bicara, pulang sekarang"

Dawin pun memegang tangan Liza untuk mengajak nya pergi dari rumah ini.

"Mas kita ga pamitan dulu? "

"Ga usah, sekarang kita pulang"

Mereka berdua pun pergi dari rumah Abi Nizam dan Umi Fitria.

Saat perjalanan pulang, Liza memperhatikan Dawin yang sedang fokus menyetir.

"Mas kenapa sih kamu ini? " ucap Liza yang membuyarkan keheningan diantara mereka.

"Kok ga biasa nya kamu kaya gini sih mas? Aku ga ngerti sama kamu" ucap Liza, Dawin pun tak kunjung menjawab pertanyaan Liza

"Mas kenapa sih? "

Dawin pun menginjak rem secara tiba tiba

"Lo bisa ga sih diem?  Gua lagi pusing, lo ga usah ganggu gua. Lo tau?  Gua adalah anak angkat dari Umi Fitria dan Abi Nizam. Gua ga tau, gua anak siapa. Dan lo, gua butuh sendiri. Lo ga usah banyak bicara" ucap Dawin, masih menggunakan suara tingginya.

Liza sangat kaget dengan bicara Dawin tersebut. Tak terasa, air mata Liza pun sudah tak bisa di bendung lagi. Sakit, kecewa yang Liza rasakan saat ini.

"Apa lagi Ya Allah ujian dalam rumah tangga hamba mu ini? "

***

Sesampainnya di rumah, Dawin pun langsung menuju kamarnya, dan membereskan semua pakaian nya kedalam tas besar nya.

"Mas Kamu  mau kemana? "

"Mas, seharusnya mas bisa bicarakan dengan baik baik mas. Selesaikan masalah mas dengan kepala dingin. Jangan mas pergi, disaat ada masalah ini mas"

"Mas aku mohon jangan tinggal kan aku" ucap Liza sambil mengeluarkan air mata nya. liza menangis tersendu sendu.

Saat pakaian di masukan ke dalam tas nya. Dawin pun membalikan badannya kepada Liza.

"Aku butuh sendiri. Aku kecewa dengan ini semua. Aku harap kau jaga baik baik dirimu dan anak kita. Jangan cari aku, jika semua sudah selesai. Aku akan kembali. Percaya lah" ucap Dawin.

"Mas, aku harap kau jangan meninggalkan ku. Masalah ini kita bisa meminta penjelasan kepada Umi dan Abi"

"Aku tidak membutukan penjelasan apa pun" ucap Dawin sambil meninggalkan Liza

"Mas... Mas.. Jangan tinggalkan aku mas, aku mohon" ucap Liza sambil menangis.

Namun, tetap saja Dawin memantap kan diri tetap pergi dari rumahnya, meninggalkan Liza yang sedang berbadan dua. Liza terus saja menangis. Kemana Dawin pergi?  Apa kah dia tak mau meminta penjelasan kepada Umi dan Abi?  Atau apakah Dawin sedang mencari keberadaan orang tua kandung nya? 

Kembali kedalam dekapan ku mas. Jangan kau tinggal kan ku untuk kedua kali nya.
Aku membutuhkan mu mas, lekas lah kembali dalam pelukan ku - Liza Nurhaliza




This is My Future | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang