Eps 53

11.7K 496 6
                                    

Hari ini Liza masih sangat terpukul, atas kejadian kemarin yang menimpa dirinya. Saat ini, Liza masih berusaha mencari tau keadaan Dawin. Liza mendatangi Pondok Pesantren dulu Dawin, rumah Om dan Tante nya, kantor Dawin, dan sekaligus rumah teman Dawin. Tapi alhasil, Liza tak menemukan keberadaan Dawin sama sekali.

Sedih, kecewa, dan cape yang kini Liza masih rasakan. Tapi, sedikit rasa sedih mulai melebur, Liza ingat kini di dalam perutnya ada janin yang sedang ia kandung. Dan janin di dalam perut nya pun sudah mulai aktif, seperti menendang nendang.

"Sabar ya nak, Insya Allah Umi baik baik saja nak. Semoga kamu bisa lahir dengan normal nantinya dan bisa menjadi anak yang Sholeh atau Sholehah dan bisa menjadi anak yang bisa membahagiakan Umi dan Abi nanti nya" ucap Liza sambil mengelus perut nya yang mulai membuncit.

Tiba tiba bel di rumah Liza pun berbunyi.

"Iya sebentar" ucap Liza sambil menuju pintu untuk membukakan pintu tersebut, dan sepertinya diluar sana ada tamu atau tidak dari pos.

"Assallamualaikum" ucap seorang paruh baya yang ada di belakang pintu.

"Waalaikumussalam"

"Liza" ucap paruh baya tersebut yang tak lain adalah Umi Fitria, lalu Umi Fitria pun memeluk Liza sambil menagis.

"Liza, Dawin ada dirumah kan? "

Liza pun tidak menjawab pertanyaan Umi mertuanya itu. Ya karena memang Liza masih sangat sedih.

"Liza sayang, jawab Umi. Dawin ada dirumah kan? "

"Semenjak pulang dari rumah Umi, Mas Dawin sudah pergi Mi"

"Ini semua salah Umi dan Abi"

"Tidak sepenuhnya ini kesalahan Umi dan Abi"

"Maafkan kamu berdua ya Liza, karena kecerobohan kami. Rumah tangga mu dan Dawin jadi begini, apalagi kamu sedang mengandung sekarang" ucap Umi Fitria sambil mengelus perut Liza.

"Umi.. Sudah, kita masuk aja ya ke dalam. Liza buatkan air teh hangat"

Mereka berdua pun masuk kedalam rumah. Dan Liza pun menuju dapur untuk membuatkan air teh hangat, untuk mertua nya itu.

"Silahkan Umi diminum" ucap Liza sambil menyimpan air teh hangat di meja.

"Iya Liza. Makasih ya sayang"

Liza pun hanya menggaguk.

"Umi ingin sekali menjelaskan yang sebenarnya kepada Dawin. Tapi, Umi takut Dawin marah besar kepada Umi dan Abi" ucap Umi Fitria, sambil sedikit menangis.

Liza pun mendekati Umi Fitria dan memeluknya.

"Umi, semoga dugaan Umi itu tidak benar, semoga Mas Dawin bisa menerima penjelasannya kepada Umi. Mungkin saat ini Mas Dawin masih sedikit kaget dengan adanya Mas Dawin bukan anak kandung dari Umi dan Abi. Umi perbanyaki doa saja ya umi" ucap Liza.

Umi Fitria pun menatap Liza dengan mata yang masih berkaca kaca.

"Liza, bolehkan Umi menjelaskan semua nya kepada mu sayang? Agar kamu bisa bantu menjelaskan kepada Dawin. Umi dan Abi takut, jika Dawin tidak menerima penjelasan dari Abi dan Umi"

"Boleh sekali Umi"

"Dawin adalah anak dari kakak angkat Umi. Pada saat kakak angkat Umi melahirkan Dawin, nyawa beliau sudah tidak ada, saat beliau melahirkan Dawin. Suami beliau sudah pergi ke alam sana, saat Dawin masih ada di dalam kandungan Ibu kandung nya .  Dan saat itu juga, Kakak angkat Umi mengamanahkan untuk membesarkan Dawin. Umi dan Abi sepakat untuk membicarakan ini baik baik kepada Dawin, jika Dawin sudah menikah. Tetapi, Dawin sudah lebih dulu mengetahui nya. Umi dan Abi merasa bersalah kepada Dawin" ucap Umi Fitria sambil mengeluarkan air matanya.

Tak terasa, air mata Liza pun ikut terjatuh.

Melihat Liza menangis, Umi Fitria pun memeluk Liza

"Pokoknya kamu ga usah khawatir ya sayang, pikirkan janin yang sedang kamu kandung ini. Urusan Dawin, biar Abi dan Umi yang cari ya sayang"

"Tapi Liza merasa Khawatir dengan Mas Dawin"

"Kamu banyak berdoa ya sayang. Semoga Dawin selalu dalam lindungan-Nya. Umi mau kamu sehat ya sayang, dan janin mu juga sehat. Kamu jangan banyak pikiran ya sayang, kasian yang ada dalam perutmu"

"Iya Umi"

"Yaudah, sekarang Umi harus pulang dulu ya sayang. Ingat pesan Umi kamu jangan banyak pikiran" ucap Umi sambil menghapus air mata Liza

"Percaya lah, dia baik baik saja. Dan ada salam dari Abi ya"

"Iya Umi"

"Umi pamit ya sayang. Assallamualaikum"

"Waalaikumussalam"

***

maaf jika cerita kali ini makin ngaco..

ditunggu next nya ya 🙌

Jangan lupa, Vote and Comment

Terima kasih..

This is My Future | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang