Eps 59

14.8K 432 10
                                    

Di Rumah Sakit.

Saat merasakan mulas yang amat terasa sakitnya. Liza berhasil melahirkan buah hati nya dengan normal. Buah hati Liza ini berjenis kelamin Laki laki. Anak itu sangat lucu, hidungnya mancung seperti Dawin. Bibirnya tipis seperti Dawin. Memiliki mata yang teduh seperti Dawin. Anak ini benar-benar fotocopyan sang Papah nya, yaitu Dawin.

Selama Liza akan melahirkan, Liza ditemani oleh Ibu nya dan Umi mertuanya. Dikarena, Liza tidak mau ditemani oleh Dawin.

Sakit hati yang dirasanya masih sama.

Akankah Liza bisa memaafkan?

Kini Liza terbangun dari pingsan nya, setelah selesai melahirkan anaknya, Liza langsung tak sadarkan diri.

Saat Liza menetralkan cahaya yang masuk kedalam matanya. Liza tak sengaja melihat Dawin yang sedang memegang tangannya dan sesekalinya mencium tangan Liza, sambil menangis.

Liza yang sudah sadar, langsung melepaskan tangan nya dari genggaman Dawin.

"Liza sayang kamu sudah sadar" ucap Dawin.

"Mana anakku?"

"Anak kita lagi dibersihkan oleh Dokter. Kamu yang sabar ya sayang"

Liza tidak merespon kembali ucapan Dawin.

Tiba tiba pintu terbuka, dan menampilkan sosok Umi Fitria dan Ibu Firi. Dan ditangan Ibu Firi kini sudah menggendong anak Liza dan Dawin.

"Dawin, lebih baik kamu Adzan kan dulu anakmu ya" ucap Bu Firi, sambil menyerahkan anak nya kepada Dawin.

Lalu Dawin mengadzankan anak nya sambil meneteskan air mata bahagia nya itu.

"Merdu" ucap Liza dalam hatinya.

Saat sudah di Adzan kan, Dawin meletakkan bayi nya di dekat Liza.

"Anakmu sama persis seperti Papahnya" ucap Umi Fitria.

Liza hanya membalas dengan senyuman tipis Liza

"Dawin, besan. Maaf sebesar besarnya, boleh tinggalkan saya dengan Liza" pinta Umi Fitria

Lalu Dawin dan Bu Firi pun keluar, meninggal kan mereka.

"Sayang"

"Ya Umi, ada apa? "

"Umi tau sekarang kamu sedang benci kepada Dawin. Tapi umi mohon sama kamu sayang, maafkan Dawin. Jujur, umi prihatin melihat Dawin seperti itu. Umi tau, kamu sakit hati sama Dawin. Umi ngerti sayang. Umi harap kamu bisa memaafkan Dawin. Beri dia kesempatan lagi. Keadaan Dawin sedang tidak baik baik saja sayang. Dia membutuhkan maaf dan kembali bersama mu sayang." ucap Umi

"Apa umi yakin? Jika sudah itu, tidak akan terulang kembali? " tanya Liza sambil menghapus air mata nya.

"Umi yakin sayang, sikap dia berubah karena Umi dan Abi, yang tidak memberi tau sejak awal, bahwa Dawin bukan anak kandung kita. Maafkan juga Abi dan Umi mu ini sayang"

"Dalam masalah ini, Liza sama sekali tidak menyalahkan Abi dan Umi. Itu karena Mas Dawin, yang tidak mau mendengarkan Umi dan Abi"

"Umi tau, kamu wanita Shalehah dan mudah untuk memaafkan seseorang"

"Umi? "

"Ya, kenapa sayang?  Kamu butuh apa? Katakan? "

"Umi, boleh ga bawa anakku ini keluar dulu, dan bawalah Mas Dawin kesini. Liza ingin berbicara dengannya hanya berdua" pinta Liza.

Lalu Umi membawa si kecil itu, dan memanggil Dawin untuk masuk ruang inap nya Liza.

Liza melihat suami nya itu sudah masuk kedalam, dan berjalan menuju ranjang Liza.

Saat sampai di ranjang Liza, Dawin memantung berdiri saja di samping ranjang Liza.

"Yakin tidak akan pegal jika kau terus berdiri? " ucap Liza.

Lalu Dawin pun duduk di ranjang Liza dengan tatapan yang takut, jika Liza meminta nya berpisah.

"Mas" ucap Liza.

"Ya? Kenapa sayang? "

"Jika aku sudah memberi kesempatan kedua, apa kamu tidak akan melakukan lagi? "

"Tidak akan pernah, sayang" ucap yakin Dawin

"Kamu janji? "

"Janji sayang" ucap Dawin sambil mengengam tangan Liza, dan sesekali air mata nya keluar.

"Hapus air mata mu. Aku tidak suka kamu menangis" ucap Liza sambil menghapus air mata Dawin.

"Terimakasih sayang. Jujur waktu itu ak... " belum sempat Dawin melanjutkan bicara nya, tiba tiba Mulut Dawin ditutupi oleh telunjuk tangan Liza

"Apa kau rela,  Aku menangis kembali? Cukuplah Mas. Masalah ini sudah berakhir. aku tak mau mendengarkan nya. Kita sama sama memperbaiki diri dan tentunya membuka lembaran baru, bersama anak kita" ucap Liza

Lalu Dawin membawa Liza kedalam pelukannya. Dan Liza membalasnya.

"Mas? "

"Hmm"

"Bisa ga acara pelukannya udahan, aku kangen sama anak kita"

Dawin pun melepaskan pelukannya.

"Yaudah bentar ya"

Lalu Dawin keluar dari ruangan dan mengambil alih anaknya itu dari tangan Umi nya.

"Bau bau udah baikan nih" ucap Ayah Anang

"Alhamdulillah Yah, sudah"

"Alhamdulillah"

Dawin pun memasuki kembali ruang inap Liza.

Dan memberikan anaknya ke pangkuan Liza

"Oh ya sayang,, kita beri nama siapa ya? " tanya Dawin kepada Liza

"Kalau aku terserah Mas saja."

"Bagaimana kalau Rizki Ahmad Dianjar? "

"Bagus, bahkan ada nama Almarhum Mas Ahmad"

"Bagaimanapun juga Almarhum Ahmad dulunya suamimu sayang"

"Iya Mas"

"Kamu setuju kan? "

"Setuju kok Mas"

"Sayang? "

"Iya Mas? "

"Terimakasih karena kamu sudah melahirkan anak kita ke Dunia ini, terimakasih kamu sudah menjadi Istri yang baik untukku. Terimakasih kamu sudah mau menerima ku sebagai Imammu sayang" ucap Dawin

"Terimakasih juga mas. Maafkan kesalahan Liza juga. Tetaplah bersama ku hingga maut menjemput kita berdua" ucap Liza

Dan Dawin pun mengecup kening Liza, lalu mengecup juga kening anaknya

"Jadilah anak yang Shaleh sayang. Banggakan kami berdua. Dan jadilah pemimpin yang amanah kelak" ucap Dawin

"Aamiin" ucap Liza.

Dawin pun memeluk Liza.

"Terimakasih Yaa Allah" ucap batin Dawin



*********

Assalamualaikum semua..
Udah ending nih...
Bagaimana? Bagaimana?

Setuju ga kalau aku buatkan Extra Part nya? 
Ditunggu loh komenannya..

Salam Cinta,
Sefina Haliza...

This is My Future | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang