⚽ DELAPAN BELAS ⚽

2.1K 198 19
                                    

Laga Persib Bandung vs Arema FC sebentar lagi akan berlangsung. Para pemain dari kedua kesebelasan silih berganti datang ke dalam stadion. Persib yang datang lebih dulu meninggalkan Febri yang masih menunggu kedatangan tim Arema FC saat ini. Sudah datang, hanya saja Bagas dan Hanif belum nampak batang hidungnya.

"Bow, ayo atuh," ajak Henhen yang sudah bersiap dengan sepatu bola kebanggannya. Tim memang akan melakukan pemanasan sebelum laga dimulai.

"Iya, sebentar. Nunggu Han..."

"Febri ya?" Tanya Hanif yang lebih dulu datang menyapanya bersama dengan Bagas yang lebih dulu mengulurkan tangan untuk menjabat.

"Iya," jawab Febri.

"Senang bertemu denganmu, pacarnya Milan ya? Hati-hati, Milan sedikit konyol jadi..." Kata Hanif.

"Saya bukan pacarnya Milan, dan saya sudah tahu bagaimana konyolnya teman masa kecilmu itu," sela Febri membuat Hanif tertawa.

Bagas yang tidak mengerti tentang percapakan mereka hanya tersenyum.

"Em, bisa mampir ke rumah saya? Maaf tidak pakai basa-basi, masalahnya tim kita sudah sama-sama menunggu di lapangan." Febri langsung pada intinya saja. Toh yang penting itu.

"Maaf, Feb. Kami tidak bisa mampir, jadwal kami sangat padat Minggu ini jadi official memutuskan kita kembali malam ini juga," jelas Bagas dengan rasa bersalahnya.

"Iya, Feb. Maaf sekali. Salam buat Adiknya Milan," kata Hanif selanjutnya.

Febri cukup kecewa mendengarnya, dia tak bisa mempertemukan Alma, Hanif dan Bagas secara langsung. Dia pasti sekarang ini hanya bisa duduk di depan televisi bersama Pak Ujang atau Milan yang katanya mau datang ke rumah jenguk Alma.

Tapi yang lebih mengejutkan. Adiknya Milan?

"Saya pikir Milan tidak punya Adik tapi dia bilang Adiknya pengen ketemu dengan saya. Anehnya ketemunya di rumah kamu. Tapi maaf, kami titip salam saja. Nanti usai laga kita bisa foto bareng dulu. Saya sudah buat tulisan sesuai yang dipesan Milan semalam," kata Hanif lagi.

Bagas mengangguk. "Iya, kita bahkan sudah buat banyak tulisan. Mari," ujarnya mempersilahkan Febri masuk. Memang official kedua tim telah menunggu, stadion pun telah bergemuruh.

Masih dalam keadaan kecewa tapi Febri tak bisa mengatakan apapun. Dia tak bisa membuat Alma tersenyum lebar hari ini, tapi lebih baik jika mereka mau menitip salam untuk Alma. Dapat salam dari Septian David saja sudah bahagia sekali, semoga yang ini juga bahagia.

Tapi tunggu...

"Kenapa Milan mengatakan adiknya? Alma kan Adikku?" Batin Febri berjalan bersama dengan Bagas dan Hanif. Dia sungguh tak mengerti jalan pikiran Milan itu semacam apa.

Hanif berhenti sebelum sama-sama berpisah ke ruang ganti masing-masing. "Feb, ini rahasia," katanya berbisik di telinga.

"Apa?" Tanya Febri yang sudah bangkit dari lamunannya.

"Saya ini jebolan Diklat Persib tapi belum pernah main di Persib. Hahaha," katanya.

"Hahaha, saya sudah tahu. Itu bukan rahasia lagi, Nif."

"Oh sudah tahu ya?" Sedikit kecewa. "Ya sudah salam kenal aja." Melambaikan tangan lalu masuk ke dalam ruang ganti.

Febri pun masuk ke dalam ruang gantinya dan langsung berlari menuju ke lapangan.  Bobotoh sudah berteriak memanggil namanya ketika dia masuk, atmosfer yang selalu menggugah semangatnya. Padahal ini masih pemanasan, pertandingan belum dimulai.

"Gimana?" Tanya Zola di sela pemanasan mereka, sesekali melihat ke ujung lapangan dimana Arema juga tengah melakukan pemanasan, terlihat Hanif dan Bagas juga tengah bercanda.

Sayap GarudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang