⚽ DUA PULUH DUA ⚽

2.1K 181 0
                                    

Berminggu-minggu lamanya Luis Milla berkeliling dari stadion satu ke stadion yang lainnya. Mulai dari Ibu Kota, Jawa, Bali hingga Papua. Semua laga disaksikannya untuk mencari pemain berkualitas seperti yang dia harapkan. Selain itu juga memantau nama-nama yang telah federasi sodorkan. Ada beberapa nama yang jelas sekali pernah menjadi langganan Timnas baik kelompok usia maupun yang pernah bergabung dengan Timnas Senior di AFF tahun 2016. Seperti Hansamu Yama Pranata dan Evan Dimas Darmono.

Kini, Luis Milla akan mengumumkan puluhan nama yang akan dipanggil untuk melakukan TC perdana bersama dengan dirinya. Sekitar 30an lebih pemain dipanggil kabarnya. Namun, klub belum menerima surat apapun mengenai TC perdana yang akan dilalukan di bulan Februari ini.

Puluhan ribu rakyat Indonesia mungkin sedang menunggu hal yang sama dengan Febri, Zola, Henhen dan ratusan pemain under 23 tahun. Kita semua menunggu pengumuman secara resmi di live streaming dari web resmi PSSI.

Zola dan Febri sungguh sangat berharap banyak agar nama mereka disebut. Henhen, dia tak terlalu banyak berharap meski dia ingin sekali. Bukan dia tak percaya pada dirinya, dia sungguh percaya dirinya mampu. Hanya saja berharap akan duniawi bisa membuat kita terlalu kecewa.

Kang Jupe masuk kamar Febri dan Zola, tempat dimana 3 serangkai itu seringkali menghabiskan waktu luang di Graha. Kapten datang bersama dengan Kang Atep dan Kang Natsir yang juga penasaran dengan siapa saja pemain yang akan di panggil.

"Sudah?" Tanya Kang Atep merebahkan diri di atas tempat tidur Febri.

Henhen, Zola dan Febri menggeleng kompak.

"Masih ngomong-ngomong. Tiap kali ngomong diterjemahkan, ya lama," seru Zola dengan wajah kesal, bukan apa-apa dia hanya tak sabar saja menunggu lama untuk sesuatu hal yang dia harapkan sejak lama.

Kang Jupe hanya menghela napas untuk Zola.

Cukup lama sampai Luis Milla mengeluarkan buku catatannya. Membaca sejenak tak mengeluarkan suara, lantas memandang semua reporter yang bersiap.

Bayu Eka Sari atau Bang BES mengambil alih, sebab tak memungkinkan Luis Milla membaca nama-nama yang ejaannya belum dibiasakan. Dan agaknya biar para reporter tak harus berpikir lama dalam menulis jajaran pemain yang dipanggil.

"Untuk kiper," menelan ludahnya sejenak. Bang BES benar-benar sudah mulai membacakan nama pada buku catatan Luis Milla. "Satria Tama, Kurniawan Kartika Aji, Ravi Murdianto dan Mochammad Diky Indrayana."

Dalam hal ini, pemain Persib tak ada yang berharap banyak. Belum ada kiper mumpuni yang berada di bawah U-23, ada sih, Aqil Savik tapi dia sudah dipanggil untuk bergabung dengan Timnas U-19.

"Di lini belakang," Bang BES sudah membaca lagi.

Semua orang di kamar Febri dan Zola bersiap untuk mendengarkan.

"Hansamu Yama Pranata, Bagas Adi Nugroho, Ricky Fajrin, Putu Gede Juni Antara, Gavin Kwan Adsit, Andy Setyo Nugroho..."

Hingga selesai dan tak ditemui nama Henhen Herdiana di sana. Henhen cukup tersenyum getir.

"Belum waktunya berarti, Hen. Teu naon nyak?" Kang Atep mengusap bahu Henhen yang memang duduk di tepi tempat tidur Febri, dekat dengan tempat Kang Atep berbaring.

Henhen tersenyum lagi. "Semua orang punya waktunya sendiri untuk di atas, Kang. Saya mah kan, masih harus belajar lagi." Menyemangati dirinya.

Febri dan Zola ikut menyemangati, padahal mereka sendiri tidak tahu nanti butuh semangat atau butuh diingatkan agar tidak terbang terlalu tinggi.

"Lini tengah," Bang BES memulainya lagi.

"Dengarkan, Bow!" Kang Jupe langsung menyenggol tubuh Febri yang terlihat sedang melamunkan sesuatu.

Sayap GarudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang