⚽ TIGA PULUH LIMA ⚽

2.2K 199 4
                                    

Terpuruk di dua laga sebelumnya, laga terakhir Indonesia harus pasrah dengan skor imbang, 1 sama. Semakin ditekuklah itu wajah tanpa mau menatap ke depan, rasanya malu pulang ke negara tanpa memberikan apa-apa. Mereka semua berpikir hal yang sama tapi bagi Coach Milla, ini adalah bagian dari proses. Beliau jelas berpikir itu hal yang biasa terjadi pada permainan sepakbola, pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Sama seperti pemikiran Alma bahwa kemenangan jelas tidak bisa didapatkan secara instan.

Di Eropa, Timnas yang baru saja dibentuk, gagal menjuarai sebuah turnamen, bagi mereka itu tidak akan menjadi masalah sebab semua orang Eropa menghargai setiap proses yang ada. Bagi mereka, fatal adalah kita menyerah dalam proses itu. Tapi Indonesia, orang-orang sama sekali tidak menyukai proses, katanya mayoritas muslim terbesar dunia tapi sikapnya sama sekali bukan orang muslim. Tidak sabar, selalu menuntut nikmat yang sempurna pada Tuhan, sementara lebih banyak mereka lupa tentang semua pelajaran yang Tuhan berikan. 

Sungguh harusnya kita semua mulai berpikir maju, kritik itu boleh, sangat diperbolehkan, seperti akun-akun instagran Garudarevoluion, Pengamatsepakbola dan lain sebagainya. Mereka mengkritik dengan bahasanya mereka yang membangun, bukan tentang kata Anjing atau Goblok yang bahkan tidak hanya menyakiti pemain tetapi juga keluarganya.

Kita tidak pernah memberi mereka kasih sayang layaknya Ayah dan ibu mereka, maka hilang hak kita mengumpat padanya. Kita juga bukan sang pencipta manusia yang seharusnya jauh lebih berhak dari siapapun dalam menghakimi seseorang. Intinya ialah, kritik membangun itu sangat diperlukan, bukan cacian tak berdasar dari jari atau mulut tak berpendidikan. Tak akan menyebut semua, hanya kalian oknum yang lupa diri apa kamu bisa memberikan yang terbaik untuk negaramu.

Pemain langsung berkumpul dan pulang, persiapan turnamen selanjutnya di Malaysia. Pelatih dan official juga memutuskan pulang lebih cepat dari jadwal agar mereka bisa istirahat dan menikmati libur di rumah.

Sementara di Bandung, mendengar kepulangan Febri dan kawan-kawan, Alma memaksa dirinya berangkat ke Bandara Soekarno Hatta demi bertemu dengan orang-orang yang telah berjuang untuk bangsanya. Tubuh Alma boleh lemah tapi dia punya kekuatan, dia merasa perlu menjemput dan mengatakan sesuatu, dia merasa perlu jadi lebih kuat untuk para pemain, agar mereka tak meratap terlalu lama.

"Dik, Adik yakin mau ke Bandara? Jauh, Dik. Kita tunggu saja di rumah, Papa janji nanti Papa ajak mereka semua ke Bandung sesuai dengan rencana awal kita. Villa juga sudah siap, Papa janji sama Dik Alma. Jadi lebih baik..."

Alma menggeleng, entah sudah berapa kali dia menggeleng untuk semua bujukan Papa. Dia tetap ingin menyambut, perkara dia kecewa dengan hasil atau tidak, dia tetap ingin menyambut dan mengucap terimakasih secara langsung. Dan pikirnya belum tentu pemain mau datang ke Bandung tanpa persetujuan lebih dulu, dia akan menyesal jika tak semua pemain mau menerima tawaran Papa sementara dia sudah berharap terlalu tinggi di rumah. Setidaknya, jika pemain tak mau, dia sudah bertemu di bandara.

"Apa kita perlu bawa dokternya Alma, Pa?" Tanya Mama yang sudah dengan wajah cemasnya.

Papa menghela napas. Membawa dokter yang biasa menangani Alma sampai berjam-jam tentu sangat sulit, bagaimana jika pasien darurat lain lebih membutuhkan. Dokter tidak bisa sesuka hatinya meninggalkan rumah sakit.

"Alma kuat kok, Ma, Pa. Tapi Alma minta hubungin Kakak dulu ya?" Kata Alma sambil tersenyum.

Giliran Mama yang menghela napas, Putrinya itu memang sulit sekali dihentikan jika sudah bulat keinginannya. Tekadnya besar, jadi bagaimanapun tidak ada yang bisa menghentikannya.

Setelah cukup alot, akhirnya Papa hanya bisa meminta bantuan tetangga yang seorang perawat, setidaknya tahu bagaimana pertolongan pertama pada seseorang dengan penyakit leukimia. Dan Papa telah menyiapkan maps petunjuk rumah sakit terdekat dalam perjalanan nantinya.

Sayap GarudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang