7

514 38 0
                                    

"Kapan kau mengerti?"
-Aleysa Kinala Syamila-

***

Hari ketiga Aleysa mendatangi Aldren yang semakin hari semakin ingin pulang. Katanya sih tak betah. Aleysa tak sekali dua kali membawakan makanan yang dibolehkan oleh dokter.
Katanya juga kesehatan Aldren mulai membaik, jadi Aldren dibolehkan memakan selain bubur tapi yang lembut.


Aleysa juga sekarang sering membawakan cupcake kesukaan Aldren. Aleysa membuka pintu kamar inap Aldren. Saat ini di kamar inap Aldren tidak ada siapa-siapa. Entah karena Bi Inah yang sibuk mengurusi rumah dan orangtuanya yang sibuk dengan kerjaan.

Makanya Aldren hanya ingin cepat pulang. Dan maka dari itu juga Aleysa sesering mungkin menjenguk Aldren. Takut Aldren membutuhkan sesuatu. Aldren yang sedang menonton TV menoleh ke arah suara.

Matanya tiba-tiba berbinar. Membuat Aleysa yang melihatnya menjadi salah tingkah. Walau ia tahu Aldren seperti itu pasti, karena menunggu cupcake dan beberapa makanan yang ia bawa di paperbag-nya.


"Lo bawa cupcake kan?" Tanya Aldren tak sabar.

Aleysa mengangguk yakin dan duduk di samping kanan ranjang yang Aldren tiduri. Mengambil satu tempat makan yang di dalamnya ada beberapa cupcake yang Aleysa buat.

"Nanti sekali-kali lo bawain gue coklat kek," celetuk Aldren yang langsung membuat Aleysa mengangkat kepalanya.

"Ta-tapi Kak, Kakak nggak boleh makan coklat," jawab Aleysa yang langsung membuat mata binar itu berubah menjadi tajam.

"Ck, yaudah sinih mana cupcake-nya?" Tanya Aldren ketus.

Aleysa menyodorkan toples berisi beberapa cupcake dan langsung Aldren ambil dengan cepat.

Untung sayang, sabar-sabar batin Aleysa

Aldren memakannya dengan lahap. Yah... begitulah kalau sudah bertemu dengan makanan kesukaannya. Tak ingat siapa pemilik makanan. Aleysa sendiri mengambil sekotak dunk*n donut.

Dan mengambil salah satunya. Mengunyahnya pelan.

"Uhuk... Uhuk... Minum...," Tiba-tiba Aldren membatuk.

Membuat Aleysa yang melihatnya langsung mengambil sekotak susu putih yang ia bawa dan memberikannya kepada Aldren, setelah menancapkan sedotan. Aldren dengan cepat langsung menyedotnya. Dan menyodorkannya kembali kepada Aleysa setelah menghabiskannya setengah.

"Nih, makasih," singkat, padat,  dan jelas ucapan yang sudah biasa Aldren ucapkan.

Aleysa mengangguk dan menaruh sekotak gelas itu di nakas. Dan kembali melanjutkan makannya, begitu pula dengan Aldren. Mereka makan dengan keheningan, sampai tiba-tiba suara tanda panggilan masuk dari ponsel Aleysa, membuat gadis itu buru-buru mengambil ponselnya dari slimbag yang ia gunakan.

"Hallo,"

"..."

"Hah?! Iya tante, iya, ya udah nanti aku ke sana,"

"..."

"Walaikumsalam."

Wajah Aleysa tampak panik, membuat Aldren yang melihatnya 'sedikit' khawatir.

LOVE ME RIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang