18

424 25 0
                                    

"Dalam hati aku selalu berharap bahwa kau bisa membuatku bahagia, dan semuanya menjadi lebih mudah, tapi yang terjadi malah sebaliknya dan ternyata itu hanya angan-anganku saja."

***

Hari ini Aleysa merasa lelah setelah membantu Sekar. Ia terlentang di atas ranjang sambil menatap langit kamar, ia sungguh merasa kasihan kepada Sekar. Gadis itu yang ia tahu selalu ceria, tetapi ternyata keceriaannya itu hanya dipakai sebagai topeng. Yang Aleysa tahu sekarang gadis itu gadis yang begitu kuat. Dia tak menangis atas semua masalah yang menimpanya.

Berbeda dengan dirinya yang sedikit-sedikit menangis. Jika Aleysa jadi Sekar mungkin ia tak akan kuat. Ia lalu kembali bangkit. Menepuk dahinya. Lupa. Ia seharusnya saat bertemu Sekar memberikan dua lembar tugas yang memang dititipkan untuk Sekar. Aduh sungguh ceroboh dan pelupanya dia.

Ia mengambil tas sekolahnya, dan mengambil dua kertas yang ia jepit di papan dada agar tak kusut. Lalu melepas kertas itu dari penjepit papan dada. Bagaimana ya, masalahnya tugas itu dikumpulkan besok. Dan Aleysa tak mungkin ke rumah Sekar, mau ngapain ia di sana jika Sekar saja tak ada di rumah.

Ah iya. Aleysa punya ide. Ia menaruh kertas itu di atas meja belajarnya, dan mengambil tempat alat tulis dan berjalan untuk duduk. Tapi baru saja bokongnya menempel kursi, pintu kamarnya terbuka. Wajah Alfan mendongol.

"Sa cepetan siap-siap, liat udah jam berapa?" Bukan pertanyaan sih sebenarnya.

Aleysa segera melihat jam yang ada di dinding kamarnya. 05:45 sore. Tinggal suara Adzan saja dilantangkan. Oh iya sampai lupa. Jadi setiap subuh, magrib dan Isya mereka akan sholat berjama'ah. Entah ada Reno ataupun tidak. Jika dhuhur dan Ashar, kalian kan tahu sendiri mereka salat dimana.

"Duluan gue mau wudhu dulu," jawab Aleysa.

Jawaban Aleysa membuat Alfan menutup pintu dan membiarkan adiknya berwudhu dan bersiap-siap memakai mukenah. Lalu berjalan turun menuju musolah rumahnya yang berada di lantai bawah. Saat tadi ia memakai mukenah Adzan sudah berkumandang jadi sudah pasti Alfan dan Reina menunggu di musolah.

Disana Alfan sudah memakai sarung dan peci, lalu Reina dengan wajah cantik dan cerahnya sudah di sana menunggunya. Aleysa tersenyum dan menghampiri mereka.

***

Wangi harum masakan tercium sampai ruang keluarga. Di dapur Aleysa dan Reina memasak untuk malam ini. Tadi Reno datang saat mereka selesai salat Isya. Dan setelah merapihkan alat salat Aleysa dan Reina berbarengan menuju dapur. Sekarang Reno dan Alfan menunggu mereka sambil menonton Piala Dunia.

Malam ini Reina membuat Patin Asam Nanas, dan Kari Paru dan Kentang. Sedangkan Aleysa membuat makanan samping yaitu Fluffy Japanese Pancakes dan Melted rice cheese bowl. Lalu setelah merasa sudah mereka berdua membawa menu makanan kemeja makan, sebelumnya meja makan sudah dirapihkan jadi tak perlu merapihkan lagi.

Setelahnya Aleysa memanggil Reno dan Alfan yang masih menonton Piala Dunia di TV. Ruang makan dipenuhi dengan suara garpu dan sendok yang bersentuhan, dalam makan tak ada dari mereka yang mengeluarkan suara, itu peraturan Reno jika sedang makan, obrolan akan diucapkan setelah makanan yang dibuat Reina sudah habis, obrolan santai akan keluar disaat mereka memakan makanan samping yang dibuat Aleysa.

Aleysa dengan nikmat mengunyah makanan yang dibuat Reina.

***

LOVE ME RIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang