29

271 17 0
                                    

"Walaupunku memiliki malaikat pelindung setelahmu, tapi tetap kau yang nomer satu dan terkuat melindungiku walaupun sifat dingin begitu terasa olehku."

***

Brakk!

"Ikut gue!!" Bentak Lian dan gerombolannya itu.

"Nggak ditarik, bisa?!" Kesal Aleysa.

Karena Lian menarik tangannya keras.

"Kok lo nyolot sih?!" Bentak lagi gadis itu.

"Udah deh, kalian ke kelas gue mau apa? Mau nyari masalah lagi? Gue lagi males buat ketemu kalian, tau nggak?" Jelas Aleysa mengungkapkan kekesalannya daritadi.

"Bodo amat, sekarang ikut gue," jawab Lian.

Mereka berhenti di depan wc yang sudah sepi. Memojokkan Aleysa di sana.

"Lo itu pacaran sama Aldren dari kapan?! Denger yah, Aldren itu nggak pernah cinta sama lo!! Dia terpaksa ngelakuin itu karena lampiasin kekesalannya ke elo karena gue!" Jari telunjuk Lian terus menunjuk di depan wajah Aleysa.

"Terus kenapa?" Tanya dengan nada malas Aleysa.

Sungguh ia sedang malas berdebat dan sekarang ia ingin cepat-cepat memborong novel dengan Liaf pemeran Feno itu.

"Gue males yah berdebat sama kalian. Denger baik-baik gue tau kok Aldren itu terpaksa suka sama gue karena ngehargain perasaan sahabatnya yaitu Alfan biar sahabatnya nggak kecewa. Gue juga tau diri kok, nggak mungkin Aldren segampang itu suka sama gue, tapi sekarang gue nggak tau kenapa Aldren pergi, dan kalian malahan nuduh gue sebagai penyebabnya...,"

"Lo--,"

"Gue belom selesain ngomong, gue tau kok gue itu cuma pemeran sampingan di hidup dia cuma sampah, gue sadar diri. Gue cuma cewe biasa yang nggak kaya kalian yang selalu berpenampilan berlebihan tanpa tau tempat.

"Lo sendiri katanya cewe yang selalu ngebuat Aldren berkorban. Dan seharusnya lo berpikir bukan gue penyebab Aldren pergi. Tapi elo?!"

Kesalnya selama beberapa hari ini ia juga bingung dengan Aldren. Ungkapan Aldren waktu itu memang mengungkapkan untuknya. Tapi jika lelaki itu tidak mencintainya tak mungkinkan lelaki itu dengan jelas ingin pergi.

Plakk!

"Denger yah, gue kasih satu hal buat lo. Dia pergi itu karena lo. Dia merasa BERSALAH karena udah MAININ elo. Dan itu salah lo bego?!" Bentak Lian.

Lalu Lian menjetikkan jarinya. Dan saat itu juga cairan berbau menyengat dan menjijikkan meluncur begitu saja. Seketika mata Aleysa membulat. Cairan berwarna hijau dan kini menempel di atas rambut, sedikit mengenai tas, dan membuat seragamnya basah dan bau.

"Hahahaha..., Mampus. Ayo guys!" Ajak Lian meninggalkan Aleysa yang kini menahan mual dan kesal.

"Tai!" Kesalnya.

Lalu gadis itu segera berjalan masuk WC. Untung tadi ia membawa baju Olahraga di tas yang tidak begitu banyak terkena cairan busuk itu.

Semoga bau cairan ini menghilang setelah ia bersihkan.

***

LOVE ME RIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang