8

512 37 0
                                    

"Tak apa, aku akan menahannya."
-Aleysa Kinala Syamila-

***

"Gue kesel sama nyokap gue Sa, dia selalu nggak ngizinin kegiatan olahraga yang gue lakuin," jelas Sekar.

"Alay banget sih lo," celetuk Aldren tiba-tiba.

"Berisik lo!! Ikut campur aja!!" Jawab Sekar tak kalah nyolot.

"Bohong Kar," ucap Aleysa pelan.

"Lo boong 'kan? Ada masalah yang bikin lo kayak gini pasti, dan itu selain Mama lo yang nggak ngizinin lo karate, pasti masalah lebih berat?" Pasalnya Sekar tak mungkin seperti ini jika hanya itu.

"Gue nggak--"

"Jujur sama gue!! Kenapa?!" Tanya Aleysa lebih keras.

Sekar menghela nafas sebentar, "Gue cuman anak angkat mereka Sa," ucap Sekar hampir tak terdengar.

"Hah?! Kata siapa?!" Tidak mungkin, tidak mungkin karena setahunya Tante Audia-- Mama Sekar sangat memanjakan Sekar, walaupun sangat overprotektif.

"Dari Saudara gue," jawaban Sekar, membuat Aleysa memeluk gadis yang sok tegar itu.

Sebelas dua belas seperti dirinya. Sekar kembali menangis, membayangkan sikap orangtuanya yang tak ia sangka bahwa mereka bukan orangtua kandungnya. Sangat menyakitkan benar-benar menyakitkan. Mungkin itulah mengapa Ayahnya yang bersikap lebih cuek kepadanya.

"Terus sekarang gimana?" Tanya Aleysa setelah melepaskan pelukan mereka.

"Gue dapet kabar dari saudara gue, kalo orangtua gue yang sekarang masih hidup," jelasnya.

"Hh... Semoga lo bisa ketemu sama keluarga kandung lo yah, terus Mama lo yang sekarang gimana?" Tanya lagi Aleysa.

"Dia nggak tau soal gue yang udah tau soal ini," dikeluarganya yang sekarang memang hanya Mamanya yang lebih memanjainya.

Karena Ayah, Kakak-kakaknya yah... seperti itu.

"Sekarang gimana? Lo mau balik atau gimana?" Tanya Aleysa, membuat Sekar tersenyum tipis.

"Gue mau di sini dulu, nanti bilangin sama Mamah gue kalo gue bakal balik," jelas Sekar.

"Oh ya--"

Tiba-tiba suara panggilan masuk, membuat keduanya menoleh kearah suara. Ponsel Aldren lah yang berdering.

"Hallo,"

"Lo di mana?! Kenapa kabur?!"

"Gue udah sembuh, nih lagi sama adik lo," jelas Aldren.

"Ah gimana sih lo, gue dimarahin nih sama Om Didit!"

"Bilang aja gue baik-baik aja,"

Tut tut

Aldren memutuskan sepihak. Malas meladeni Alfan yang terus mengomel.

"Udah belum?" Tanya Aldren tiba-tiba, ia bosan di sini.

"Udah, dah sana Sa, hati-hati ya, nanti abis ini juga gue balik," jawab Sekar sambil mendorong Aleysa menjauhinya.

"Kabarin gue kalo udah pulang, oke?" Tanya Aleysa, ia masih khawatir kepada Sekar.

"Iya iya, oke, dah sana, bye bye," setelahnya Sekar mendorong Aleysa kencang.

"Hati-hati!!" Teriak Sekar setelah melihat Aleysa yang sudah ingin turun dari tangga.

LOVE ME RIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang