Hari Menyakitkan 6

334 24 0
                                    

"Mungkin drama tapi begitu nyata."

***

Anjir mirip banget lagi batin salah satu perempuan dengan seragam putih-abu di ruangan osis itu.

Jadi memang mereka sedang rapat mengenai drama yang nanti akan ditampilkan di pensi. Dan cerita yang dibuat untuk drama itu sangat mirip dengan kehidupannya. Gadis yang selalu dikecewakan. Batinnya terus menyumpah serapah.

"Sa, Leysa, kenapa?" Tanya lelaki yang ada di sebelah kanannya.

"Ah? Hah--oh nggak Kak," jawab Aleysa setelah sadar dari lamunannya.

"Nanti lima belas menit lagi lo mulai latihan, oke? Sama gue," jelas Aldren.

Yap, jadi setelah dua hari menjalani audisi dan final, akhirnya Aldren yang diterima menjadi pemeran lelaki yang dipasangkan bersama Aleysa. Lelaki itu sangat bagus dengan ekspresi dinginnya, lelaki di dalam cerita di naskah drama sangat sesuai dengan Aldren. Dan yang membuat Aleysa merasa bingung. Kenapa cerita di drama tersebut sangat mirip dengan kisah cintanya bersama Aldren.

Selama lima belas menit mereka yang menjadi pemeran di dalam drama itu membaca buku tipis yang di dalamnya sudah ada alur dari drama tersebut. Menghapalkan dialog demi dialog. Bagaimana nanti mereka melakukannya dan nada bicaranya. Membaca serius halaman yang mereka genggam.

Sampai ketua osis datang kembali dan menyuruh mereka bersiap-siap untuk latihan. Mereka segera keluar dari ruang osis setelah membenarkan rambut atau semacamnya. Menuju lapangan yang sudah sepi. Karena jam sudah menunjukan setengah lima sore.

Sedangkan beberapa osis membawa beberapa kardus.

"Kalo mau kalian ganti baju dulu sama seragam putih abu-abu yang kita bawa kalo kalian nggak mau baju kalian basah," ucap seseorang osis yang berbicara kepada Aleysa, Aldren dan Liaf.

Jadi Liaf adalah lelaki kelas XI IPA 4. Dia pendiam, sebenarnya tidak pendiam-pendiam sekali sih. Dia berperan sebagai sahabat Aleysa yang juga mencintai gadis itu diam-diam dari kecil. Dan mereka akan latihan diadegan konflik saat Aleysa ke kafe untuk menemui Aldren yang malah sedang berpelukan dengan seorang perempuan. Ceritanya memang mainstream. Tapi jika mereka bermainnya dengan bagus maka cerita tidak akan terkesan membosankan.

Beberapa menit telah berlalu dan akhirnya mereka bertiga sudah siap.

"Jadi nanti si Fakih bakal nyiram air yang dia buat sedemikian rupa kaya hujan beneran, nah nanti Aleysa lo sambil lari ke kafe takut Aldren nunggu lama, lo bakal basah. Makanya gue nyuruh lo buat bawa jaket dari rumah," jelas Letta.

Aleysa mengangguk paham.

"Lo lari dari sini, oke?" Perintah yang seperti bertanya.

Mungkin hanya drama, tapi rencananya Osis ingin membuat drama yang seperti film dan  disiarkan secara langsung. Dan penonton bisa melihat langsung kejadiannya bagaimana. Makanya juga kenapa Osis membuat panggung yang lumayan besar di sebelah panggung yang ditampilkan untuk tampilan yang lain. Dikhususkan untuk drama dan menyanyi, karena nanti rencananya akan ada penyanyi yang menampilkan dengan beberapa air mancur di pinggir panggung.

Latihan pun mulai berjalan. Tapi itu baru Aleysa yang memulainya. Hujan-hujanan yang Letta katakan sih belum dikeluarkan. Katanya sayang air, jadi biarkan Aleysa berlatih dulu, jika sudah benar-benar bagus baru Fakih akan memberikannya.

Entahlah mereka mengulang adegan itu beberapa kali, dan Aleysa pura-pura menangis. Tapi yang jelas sudah lebih dari sepuluh kali mereka mengulang adegan. Dan dilihat dari langit yang ingin berubah menjadi gelap. Dan setelah keberapa kali akhirnya mereka bisa. Ternyata juga mereka tidak latihan satu-satu. Jadi Osis membuat beberapa kelompok untuk latihan.

LOVE ME RIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang