19

340 25 0
                                    

"Suatu saat kau akan mengerti  masalah apa yang aku miliki."

***

Aleysa berjalan menuju parkiran tentunya menemui Aldren yang katanya ingin membicarakan sesuatu yang membuat Aleysa penasaran. Seperti biasa sambil berjalan sesekali menyapa temannya yang juga ingin pulang. Sekarang ia menunggu di dekat pohon rindang, jadi jika Aldren ke motornya ia tahu dan menghampiri lelaki itu.

Menunggu lelaki yang belum muncul juga. Sampai tiba-tiba ada lelaki yang Aleysa kenal itu adalah temannya kelas sepuluh dan anggota osis kelas XI.

"Sa, lo lagi nunggu siapa?" Tanya lelaki itu.

"Mm... temen kenapa emang?" Tanya Aleysa yang sekarang penasaran.

Ada apa temannya itu menghampiri.

"Lo bisa akting nggak?" Tanya lelaki itu.

Pertanyaan yang Kevin lontarkan membuat Aleysa mengernyit bingung, maksudnya apa?

"Mm... bisa-bisa aja, emang kenapa?" Tanya lagi Aleysa.

"Lo tau kan acara pensi bulan depan, nah kita bakal buat drama gitu, nah gue butuh tokoh utama perempuan nah kalo diliat dari penampilan lo cocok sama perannya," jelas Kevin.

Memang sih acara Pensi akan diadakan bulan depan tapi bagi Aleysa itu masih lama.

"Kan masih lama," jawab Aleysa.

"Kan masalahnya kita osis kan nyiapin yang lain juga jadi takut nggak sempet aja," benar juga sih.

Karena mereka juga menyiapkan yang lain juga, seperti mengurus artis siapa yang akan datang, lalu penyewaan tenda dan semacamnya, lalu penyetujuan kepala sekolah untuk mengundang artis pokoknya masih banyak lagi. Dan itu pasti membutuhlan persiapan yang matang.

"Mm... boleh aja sih," Aleysa juga merasa kasihan.

"Oke deh makasih ya, nanti gue omongin lagi ya di WA, yaudah gue harus keruang osis lagi, makasih ya sekali lagi."

Aleysa mengangguk, "Sama-sama."

Bertepatan dengan Kevin yang pergi Aldren datang dengan wajah datarnya.

"Yuk," ajak Aldren.

Lalu lelaki itu segera menarik tangan Aleysa. Sikapnya berubah dingin, cemburu? Entahlah. Cengkraman ditangan Aleysa pun begitu kencang, seperti mengatakan bahwa Aleysa adalah miliknya tak boleh ada yang menyentuh. Aleysa meringis, membuat Aldren yang sadar sedikit melonggarkan cengkramannya.

"Maaf," ucap pelan Aldren.

Membuat Aleysa tersenyum dan mengangguk. Aldren memberikan helm doraemon yang sebelumnya ia simpan dengan menggantung di spion memberikannya kepada Aleysa yang menerimanya dengan senang hati. Setelah melihat Aleysa menerima helm doraemon itu, Aldren segera menaiki motornya dan keluar dari barisan parkiran dan menyuruh Aleysa untuk menaiki motornya.

Dan setelahnya Aldren menancapkan gasnya keluar dari lingkungan SMA negeri terbagus kedua dengan fasilitasnya yang sungguh lengkap.

***

Aldren memarkirkan motornya di depan penjual kembang. Aleysa sendiri sedaritadi mengernyit bingung.

"Kakak mau nyekar?" Tanya Aleysa.

Aldren tersenyum tanpa menjawab, lalu berjalan menuju penjual kembang. Membeli dua plastik bunga yang tercampur. Lalu mengajak Aleysa untuk masuk kekuburan Aldren memegang tangan Aleysa sambil matanya mencari kuburan yang ia tuju. Aleysa sendiri hanya bingung.

LOVE ME RIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang