37

201 13 0
                                    

"Hati kembali merasa melayang padahal hanya melihat dia yang kini tengah sibuk dengan urusannya sendiri."

***

Aldren, yap lelaki itu kini berjalan pelan sambil memeluk sebuket bunga berwarna kuning yang ia beli di lelaki yang sudah ia kenal. Bunganya beraroma wangi dan segar. Semoga saja sebuket bunga itu bisa membuat makam Aleysa menjadi lebih hidup. Dan walaupun Aleysa tak akan kembali hidup, karena itu sungguh mustahil.

Ia kini berdiri di samping gundukan tanah itu. Sehari ia tidak mengunjungi makam Aleysa, ia jadi merasa bersalah. Di sana buket yang kemarin lusa ia taruh sudah kering dan juga beberapa rumput liar menghiasi gundukan tanah itu.

Ia tersenyum sedih setiap ia mengunjungi pemakaman Aleysa. Entahlah mimpinya waktu itu pun tak ia pedulikan, mimpi yang tiba-tiba Aleysa dan menyuruh dirinya untuk berhenti mengunjungi pemakaman itu. Ia sungguh tidak peduli.

Karena baginya ia akan hampa jika sehari saja tak mengunjungi pemakaman gadis itu. Aldren tak peduli jika orang berkata dirinya melankolis, karena itulah yang dirinya rasakan. Orang tak pernah merasakannya.

Di sini ia menopang tubuh dirinya dengan lutut. Lalu mulai mencabut beberapa rumput liar yang menghiasi gundukan tanah itu. Lalu setelahnya ia membereskan dirinya sebentar. Dan mulai mengirimkan do'a untuk Aleysa.

Setelahnya Aldren menaruh buket bunga itu pas di depan batu nisan yang bertuliskan nama lengkap Aleysa.

Dan saat itu juga seseorang yang minggu ini mengikutinya menatapnya marah.

"Lo bego Aldren!"

***

El tersenyum geli saat mendengar lelucon yang dibuat oleh Deden yang kini sedang menceritakan monyet yang waktu itu ia temukan saat berlibur di Pantai Pangandaran. Lain halnya dengan teman 'baru' nya yang lain, yang sudah tertawa lepas. El sesekali terkekeh mendengar celotehan Deden yang sungguh menyenangkan didengar.

"Terus tuh ya gue liat tuh Monyet lari cepet, ngeliat saudara-saudaranya ngejar makanan yang udah dia colong dari tas gue, tapi yang bikin gue ngakak. Tuh monyet malah nyungsep pas lagi lari, hahahaha... Sumpah yak gue gak bisa bayangin muka saudara-saudara mereka yang kayak seneng baget saudaranya jatoh!" Sebenarnya memang tidak begitu lucu, tapi kadang yang membuat mereka tertawa adalah aksen yang Deden ucapkan dan tawa lelaki itu yang unik membuat mereka ikut tertawa.

"Oh ya guys gue ada berita baru tentang kucing gue," potong Andrea yang kini memberikan wajah konyolnya.

"Apa-apa?" Tanya penasaran kini Riko.

"Kucing gue ngelahirin anak lagi!" ucap Andrea dengan nada gembira.

Berbeda dengan El yang masih menyimak.

"Ck, gila ya kucing lo. Perasaan gue, kucing lo tuh baru ngelahirin bulan lalu, kok udah ngelahirin lagi aja, gue kadang ngebayangin kalo manusia kayak gitu gimana ya. Ck, ck, ck," kata Gio kini merasa aneh dengan kucing kesayangan Andrea yang sudah melahirkan kucing lagi.

"Yah... Mana gue tau lah. Lo kira gue anaknya apa," kesal Andrea.

Kini El menggeleng maklum. Yah... Beginilah akhirnya setelah merasa mereka hanya berniat baik ingin berteman dengannya. Tadinya El merasa bingung, kenapa mereka ingin berteman dengannya dan merasa tertarik.

LOVE ME RIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang