18+
.
.
.
.
.
..
.Lisa mengajak Jennie untuk pergi ke suatu tempat. Dengan mengendarai mobil, Lisa bebas membawanya kemanapun. Mobil itu sebenarnya milik Jisoo :v
Sedari tadi Jennie memperhatikan Lisa yang fokus mengendarai mobilnya. Lisa tampak keren jika seperti ini.
"Aku tahu, aku itu keren", ucap Lisa membuyarkan Jennie.
"Ah? dasar ge-er"
Lisa tersenyum.
"Kamu mau mengajakku kemana Lisa? Kenapa dari tadi kita nggak sampai-sampai? Dan kenapa jalanannya sepi? Aku takut"
"Nggak perlu takut Jennie. Ada aku di sini"
Akhirnya mereka sampai di sebuah tempat. Tempat itu di kelilingi pepohonan dan di depannya terdapat sungai.
"Wahh dimana kamu menemukan tempat yang indah seperti ini?", tanya Jennie.
"Itu rahasia hehehe. Ayo!", ucap Lisa sambil menarik lengan Jennie.
"kemana?"
"Ke sana", tunjuk Lisa ke arah rumah pohon. Jennie mengangguk dan mengikuti Lisa.
Mereka sampai di dalam rumah pohon. Di sana mereka bisa melihat indahnya pemandangan dari atas, apalagi melihat matahari terbenam.
"Huh dimana saklarnya? Oh ya di situ", ucap Lisa sibuk mencari saklar lampu.
"Wahhh pemandangan di sini sangat indah, apalagi matahari sebentar lagi akan terbenam"
"Kau menyukainya Jennie?", tanya Lisa yang dibalas anggukan oleh Jennie. Mata Jennie berbinar-binar melihat sekeliling.
Lisa menatap Jennie sambil tersenyum. "Aku sangat berharap jika kau merasakan sesuatu di tempat ini. Aku harap kau memanglah Jennie.."
"Ekhm.. Jennie?"
"Iya?"
"Apa kau merasakan sesuatu ditempat ini?"
Jennie menggeleng pelan.
"Ayolah coba rasakan lagi, apa kau tidak merasakan sesuatu?"
Jennie terdiam sebentar.
"Bagaimana?", tanya Lisa.
Jennie menoleh ke arah Lisa kemudian menggelengkan kepalanya.
"Lihat! lihat! Matahari akan terbenam, ayo kita lihat bersama-sama Lisa", ucap Jennie sambil menarik Lisa agar mengambil tempat di sampingnya.
"Baiklah aku tidak akan menyerah, aku akan melakukan apapun untukmu. Mungkin mengajakmu kemari, bukanlah hal yang tepat", ucap Lisa dalam hati sambil menatap Jennie. Kemudian ia ikut menatap terbenamnya matahari.
Jennie melihat ke arah Lisa, begitu pula dengan Lisa yang ikut melihat Jennie. Mereka saling bertatapan dan saling tersenyum. Lisa terpaku melihat kecantikan wajah Jennie. Ia jadi mengira Jennie yang berada di sampingnya sekarang, adalah Jennie kekasihnya.
Tanpa Lisa sadari, ia mulai mendekatkan wajahnya kepada Jennie. Jennie hanya diam dan merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Bibir Lisa sedikit lagi akan menyentuh bibir milik Jennie. Jennie sudah memejamkan matanya terlebih dahulu.
Perlahan-lahan Lisa menempelkan bibirnya dengan milik Jennie. Lisa menghisap pelan bibirnya, Jennie masih diam dan tidak membalas. Lisa sedikit menekan belakang kepala Jennie untuk memperdalam ciuman mereka. Tidak lama kemudian, Jennie membalas ciuman dari Lisa dan mengalungkan tangannya di lehernya.
Ciuman mereka semakin panas. Hingga ciuman Lisa turun ke leher putih milik Jennie. Di sana ia mengecup dan menghisap pelan lehernya, membuat Jennie mendesah.
"Aku merindukanmu sayang..", gumam Lisa dalam hatinya.
Entah tanpa Lisa sadari, ia sudah berada di atas Jennie dan menindihnya. Tangannya meremas dada milik Jennie yang masih terbaluti seragam sekolah.
"Ahhh Lisa", desah Jennie menikmati sentuhan Lisa.
Lisa membuka seragam sekolah milik Jennie dan mencium belahan dada Jennie yang menggodanya. Dengan cepat ia membuka pengait bra dan melepaskannya dengan kasar. Langsung saja Lisa menghisap dada milik Jennie dengan ganas. Tangannya ia gunakan untuk meremas yang satunya lagi. Ia melakukan itu secara bergantian. Desahan dan erangan semakin terdengar keluar dari mulut Jennie dan Lisa.
Lisa masih menghisap payudara milik Jennie. Tetapi, tangannya sudah bermain-main di dalam roknya. Mereka tidak dapat mengendalikan lagi nafsu mereka.
Lisa mengelus milik Jennie yang sudah basah, sehingga membuatnya semakin mendesah. Lisa kembali mencium bibir milik Jennie dengan ganas. Kali ini Jennie membalasnya lebih agresif.
Saat Lisa akan membuka celana dalam milik Jennie, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Membuat mereka menghentikan aktivitas panas mereka.
"Astaga apa yang telah kulakukan", akhirnya Lisa tersadar atas perbuatannya.
Lisa bangkit kemudian mencari ponselnya di tas. Ternyata Jisoo yang menghubunginya.
"Lisa! Kau dimana?"
"Ada yang harus aku lakukan, kenapa?"
"Cepatlah pulang, ada yang harus kau ketahui!"
"Baiklah, baiklah"
Lisa memutuskan sambungannya. Kemudian ia melihat ke arah Jennie.
"Jennie-ah, ayo kita pulang. Kakakku menghubungiku tadi"
Jennie tampak sedikit kecewa karena Lisa tidak melanjutkan permainan panas mereka. Kemudian ia merapikan pakaian dan rambutnya.
Di dalam mobil, tidak ada pembicaraan yang mereka lakukan. Suasana terasa sangat menegangkan untuk keduanya.
Sedari tadi Lisa hanya mengumpati dirinya.
"Kau bodoh Lisa, Jennie masih SMA apa kau akan menyentuhnya sekarang? Untung saja Jisoo menelpon. Jika tidak, sekarang Jennie pasti akan mendesah hebat karena ulahmu", umpat Lisa dalam hati.
"Ada apa Lisa?", tanya Jennie.
"Ah.. nggak, nggak apa"
"Lisa, aku ingin mengatakan sesuatu-"
"kita sudah sampai, lain kali saja", potong Lisa sambil tersenyum.
"Baiklah.. terima kasih sudah mengajakku kerumah pohon", ucap Jennie yang dibalas anggukan oleh Lisa. Jennie keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam rumahnya.
Akhirnya Lisa bisa bernafas tenang. Sedari tadi hanya pikiran kotor yang menghantuinya. Ponselnya berbunyi lagi, seperti biasa itu dari Jisoo.
"Ada apalagi dengannya?", Lisa mendengus kesal.
"Halo?"
"Ya Lisa! Kau dimana?"
"Aku sedang dalam perjalan pulang. Ada apa?"
"Baguslah, aku titip chickin okay"
"Kau bisa beli sendir-"
Tutttt
"Aishh dasar!"
***
Tbc...
Wkwkwk, i tahu ini aneh 😂
Vote dan commentnya jangan lupa manteman 👌