11

7.4K 746 20
                                    

Jennie kembali ke kelas setelah dari gudang. Jennie menghampiri Seulgi yang sedang asik bermain game dengan ponselnya.

"Seulgi-ah, kau lihat Lisa enggak?"

"Lisa? Aku melihatnya kalau enggak salah, tadi keluar?", ucap Seulgi masih fokus bermain game di ponselnya.

"Oh, mungkin ke kantin?"

"Enggak tahu. Tapi sepertinya dia mengikutimu tadi"

"Mengikutiku?"

"Iya. Aku enggak sengaja melihatnya berjalan di belakangmu saat Hanbin menyeretmu tadi. Oh ya kenapa Hanbin menyeretmu?"

"Oh itu.. hanya masalah keluarga, aku akan mencari Lisa dulu. Bye", ucap Jennie langsung pergi meninggalkan Seulgi. Seulgi membalasnya dengan anggukan dan tetap fokus pada gamenya.

~

"Ck, dimana dia?", ucap Jennie sambil memperhatikan semua tempat yang ia datangi.

Tiba-tiba saja ia teringat kejadian di gudang. "Tidak mungkin dia melihat Hanbin memeluk-ku kan?"

"Jika dia melihatnya, Lisa pasti salah paham kekeke", ucap Jennie tertawa pelan.

"Hhh.. dimana dia? Bel masuk tinggal sebentar lagi"

Jennie masih mencari-cari keberadaan Lisa. Namun, ia tidak dapat menemukannya dimanapun. Akhirnya ia menyerah dan memilih untuk kembali ke kelas.

Bel masuk kelas sudah berbunyi sekitar 15 menit yang lalu. Tetapi belum ada tanda-tanda kemunculan Lisa, itu membuat Jennie jadi khawatir. Tas dan buku-bukunya masih tertata rapi di atas meja, kemana Lisa pergi?.

Pelajaran telah selesai, saatnya pulang. Siswa-siswi satu persatu bergegas pergi dan meninggalkan kelas. Jennie masih setia menunggu Lisa yang sedari tadi tidak ada kabar. Ponselnya tidak aktif saat ia mencoba untuk menghubunginya.
Jennie hanya bisa mengumpat dan mendengus kesal sedari tadi.

"Hhh untuk apa aku menunggunya, ini membuang-buang waktu saja!", ucap Jennie kesal.

Jennie beranjak dari duduknya. Ia sedikit menendang mejanya karena kesal. Baru saja Jennie hendak keluar kelas, tidak sengaja seseorang juga ingin masuk ke dalam kelas. Hasilnya wajah Jennie menabrak badannya yang lebih tinggi darinya.

"Aw! hidungku", ucap Jennie sambil memegangi hidungnya.

"Je-Jennie? Kau baik-baik saja?"

Jennie mengenal suara itu. Suara orang yang membuatnya kesal sedari tadi. Jennie menatapnya tajam dengan perasaan yang campur aduk.

Plakkk

Satu tamparan lumayan keras mendarat dipipi Lisa.
Lisa melebarkan matanya karena tidak percaya baru saja seseorang berani menamparnya (kecuali ayahnya).

"Ada apa denganmu?!", teriak Lisa pada Jennie. Jennie agak terkejut mendengarnya, baru kali ini Lisa berteriak padanya.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu bodoh!", giliran Jennie membentak Lisa.

"Yasudah katakan, kenapa pakai acara menampar segala sih!"

"Pergi kemana kau tadi? Aku lelah mencarimu kemana-mana tetapi hasilnya nihil. Jika kau pergi seharusnya kau bilang padaku, atau setidaknya jawablah panggilanku. Kau membuatku kesal!"

"Memang aku siapamu? Dan siapa yang menyuruhmu untuk menungguku?!", kali ini Lisa kurang bijak dalam mengendalikan emosinya.

"Tidak ada! Itu kemauanku sendiri. Apa kau pernah merasakan yang namanya menunggu? itu tidak enak!", ucap Jennie membuat Lisa tersenyum miris.

"Berapa lama kau menunggu?"

"Dari pulang sekolah sampai sekarang!"

"Hh... hanya segitu? Apa enggak ada yang lebih lama lagi? Dan kau sudah menyerah begitu saja?", ucap Lisa membuat Jennie menaikkan sebelah alisnya karena bingung tidak mengerti.

"Maksudnya?", tanya Jennie.

"Cih, ternyata hanya aku yang masih setia menunggu dengan sabar, walaupun entah kapan ia akan kembali", ucap Lisa sambil melewati Jennie. Ia mengambil tasnya dan berjalan melewati Jennie lagi yang masih mematung di depan pintu.

"Apa maksudnya? Kenapa jadi dia yang menunggu? Bukankah dari tadi aku yang menunggunya di sini? Wah dia benar-benar gila", ucap Jennie sambil memandangi punggung Lisa yang semakin menjauh.

***

Jennie duduk di ruang tamu sambil memperhatikan pintu. Ini hampir tengah malam, tapi Lisa belum kembali juga. Jennie jadi merasa bersalah, tidak seharusnya ia menampar Lisa tadi.

"Ck, kemana dia pergi? Ponselnya tidak aktif lagi. Haruskah aku mencarinya?", tanya Jennie sambil melihat jam dinding. Langsung saja ia meraih jaket dan tasnya, lalu pergi untuk mencari Lisa.

Jennie mencarinya kemana-mana, tapi ia tidak juga menemukannya. "Apa jangan-jangan, ia berada di rumah pohon itu?", ucap Jennie masih sambil berjalan tanpa arah.

Suara klakson mobil terdengar dari arah belakang. Jennie tidak menghiraukannya, karena ia sedang tidak berjalan di tengah jalan. Tapi lama kelamaan suara klakson mobil semakin mendekat. Jennie menoleh kebelakang dan melihat sedikit lagi sebuah mobil akan menabraknya.

Jennie memejamkan matanya dan reflek ia malah berteriak, "LISAAA"

Dengan cepat seseorang mendorong, sehingga membuat Jennie terdorong.

Brakkkk

Bukannya Jennie, mobil itu menabrak Lisa.

"Li-lisa?"

Dengan cepat Jennie menghampiri Lisa yang sudah terkulai lemas. Banyak darah yang mengalir di kepalanya, itu membuat Jennie panik.

"Lisa! Bangun! Jangan tidur!", teriak Jennie sambil menepuk-nepuk pipi Lisa

"Maafkan aku Lisa! Kumohon bangunlah!"

Jennie ingin meminta bantuan, namun sayang jalanan mendadak sangat sepi. Tidak ada satupun orang, mungkin karena ini sudah hampir tengah malam. Sementara, pengemudi tadi berhasil melarikan diri. Ia meraih ponselnya, tapi ponselnya malah mati. "Sial!"


"Tolong!!!", air mata Jennie menetes.

"Ini semua salahku!"

"Lisaaa kumohon bangun.."

Tbc..

Next?

Btw udah pada dengerin Ddu-du Ddu-du, forever young, really & see u later belom?
kalau udah, gimana menurut kalian? Kalau aku sih sukakk bangett semuanya 😍

Yang belum dengerin lagunya, buruan dengerin yahhh 👍


🔥BLACKPINK IN YOUR AREA🔥

ONE it's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang