Lisa POV
Aku mengikuti kemana arah cahaya membawaku pergi.
Di sini sepi dan tidak ada siapapun. Kemana semua orang? Pikirku.Pepohonan dan rumput-rumput mengiringi setiap langkahku pergi. Aku berpikir sejenak, tempat ini kelihatan sangat familiar.
Aku terus berjalan mengikuti cahaya yang membawaku pergi. Di sini aku menemukannya. Menemukan kekasihku yang telah lama pergi. Perlahan aku menghentikan langkahku. *sok dramatis Lisa mah 😆
Dia berdiri di dekat pohon sambil memandangiku dari kejauhan. Aku bisa melihat senyuman kecil pada bibirnya.
Langsung saja aku berlari menghampirinya, rasanya aku ingin meledak karena rasa bahagia ini. Semakin dekat aku padanya dan hanya menyisakan beberapa jarak saja untuk menyentuhnya. Dia tersenyum manis kepadaku.
"Jennie sayang, apa itu kamu?" Tanyaku dengan senyuman yang tak bisa kukendalikan lagi.
"Iya ini aku", jawabnya masih sambil tersenyum. Dengan cepat aku memeluknya sangat erat. Aku bisa merasakan kedua tangannya melingkar di pinggangku, ternyata ini nyata.
"Aku sangat merindukanmu sayang"
Aku dengar ia sedikit terisak lalu, aku melepas pelukan ini.
"A-aku juga merindukanmu. M-maaf telah membuatmu menunggu lama", ucapnya sambil menunduk.
"Tidak apa sayang, yang penting kita sudah bertemu dan kita akan bahagia bersama-sama", kataku sangat senang.
Jennie membalasku dengan anggukan.
"Kupikir kita enggak akan pernah bertemu lagi, dan ternyata sekarang adalah harinya. Aku benar-benar bahagia", ucapku sambil mengelus kepalanya. Tapi, dia tidak menjawabku dan menatapku dengan tatapan yang entah tidak bisa ku mengerti.
"Ada apa sayang?", tanyaku karena bingung, ada apa dengan tatapanya.
"Kamu jahat!", ucapnya sambil memukul bahuku.
"Kenapa? Apa maksudmu?", tanyaku karena aku benar-benar tidak mengerti maksudnya.
"Apa kamu benar-benar tidak mengenaliku?", tanya Jennie semakin membuatku bingung.
"Tentu aku mengenalimu, kau adalah Jennieku-"
"Bukan! Aku benar-benar telah kembali Lisaaa", katanya sambil menatap mataku dengan tajam.
Oke sekarang aku tambah tidak mengerti.
"Aku benci padamu Lisa", katanya
"Huh?", tanyaku sambil menaikkan sebelah alis. Aku lihat ia menghela nafas.
"Aku telah kembali. Kita sudah bertemu sebelumnya, bahkan kita hampir... hm... melakukannya", ucapnya sambil memutar kedua bola matanya.
Aku berpikir sejenak karena masih tidak mengerti. Jennie berjalan mendekat ke arahku. Tiba-tiba saja ia menamparku dengan sangat keras.
"Gadis nakal?!"
.
.
.
."Gadis nakal!", Ucapku tiba-tiba terbangun dan sudah berada di tengah jalan.
Aku melihat sekitar dan terlihat Jennie yang sedang menangisiku. Langsung saja aku memeluknya dengan erat.
"Jennie.. kau baik-baik saja kan?", tanyaku padanya.
"Bukankah seharusnya aku yang bertanya padamu bodoh?! Ayo kita kerumah sakit", ucap Jennie panik.
Aku melepasnya. Tunggu-tunggu ini bukan Jennie yang kutemui tadi. Tadi itu sangatlah nyata dan tamparannya itu benar-benar terasa nyata.