"Lisa, Lisa!", ucap Jisoo sambil berlari menghampiri Lisa"
"Kau benar-benar sudah memutuskan untuk kembali?", tanya Jisoo terengah-engah.
"Huh? I-iya?", jawab Lisa.
"Kau sudah berkomunikasi dengan mereka? Kau benar-benar sudah menggunakan kesempatan itu?", tanya Jisoo tak sabaran.
"Kan sudah aku bilang kemarin Jisoo.."
Jisoo menepuk dahinya. "Kau! membuat keputusan yang salah Lisa.."
"Maksudmu?", tanya Lisa tak mengerti.
"Gadis itu.. maksudku Jennie telah kembali"
"Tidak mung-", Lisa menghentikan perkataannya. Kemudian melebarkan kedua matanya.
"Ini nyata Lisa! Jennie telah kembali!"
"Apa kau bersungguh-sungguh?", tanya Lisa langsung beranjak dari duduknya.
"Sumpah! Tadi aku sedang berbelaja di minimarket. Tiba-tiba, seorang gadis tidak sengaja menyenggolku kemudian pergi begitu saja. Aku yakin itu Jennie. Saat aku mengejarnya, ia sudah menghilang"
"Kau tidak salah lihat kan?", tanya Lisa meyakinkan.
"Iya, sekarang dia anak SMA Lisa. Aku melihatnya memakai seragam sekolah. Jennie sudah bereinkarnasi!", jelas Jisoo.
Lisa tertunduk. "Itu artinya dia tidak akan mengingatku.."
"Hei dia adalah gadismu. Apa kau tidak ingin melihatnya?"
"Tentu aku ingin"
"Tunggu apalagi cepat cari dia!"
"Dimana aku bisa melihatnya?"
"Tidak jauh dari minimarket itu, ada sekolah. Aku yakin dia bersekolah di sana, saranku siang nanti coba kau tunggu di depan gerbang sekolah itu"
"Hmm baiklah.."
-
Lisa mengikuti saran dari Jisoo. Hari sudah semakin siang, siswa-siswi sudah mulai meninggalkan sekolah. Lisa memperhatikan satu persatu wajah-wajah yang keluar melewati gerbang. Namun sepertinya tidak ada tanda-tanda wajah Jennie.
Lisa mencoba untuk mencarinya ke dalam sekolah. Ia mencari-cari keberadaan Jennie di perpustakaan, lab, di setiap kelas, lalu berkeliling lagi. Namun, sialnya ia tidak dapat menemukan Jennie dimanapun.
"Mungkin Jisoo salah lihat..", pikir Lisa.
Hari sudah semakin sore, tidak terasa Lisa membuang-buang waktunya.Lisa mendengus kesal sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Hei minggir kau menghalangi jalanku!", teriak seorang gadis yang berdiri tepat di belakang Lisa.
"Siapa gadis tak sopan yang sudah membentakku?"
Lisa memutar tubuhnya dan menoleh ke sumber suara. Seketika ia terdiam melihat gadis itu.Gadis itu hanya menatap Lisa aneh. "Dasar orang aneh", ucapnya kemudian melewati Lisa.
"Jennie?"
Gadis itu berhenti. Kemudian berbalik.
"Kau mengenalku?", tanyanya.
"Apa kau tidak ingat aku Jennie-ah?"
"Hmm.. siapa ya? Maaf mungkin kau salah orang", ucap Jennie kemudian pergi meninggalkan Lisa.
"Nama mereka sama dan wajah mereka sama. Sayangnya ia tidak mengenaliku", gumam Lisa.
"Huh.. aku tahu aku ini sangat populer", ucap Jennie sambil terus berjalan.
Tanpa ia sadari Lisa terus mengikutinya dari belakang. Jennie tak sengaja melihat ke kaca jendela, dan terlihat jelas Lisa berada tidak jauh di belakangnya. Jennie menghentikan langkahnya.
"Apa kau seorang penguntit? Apa yang kau inginkan?"
Lisa hanya menggeleng. Dipikirannya sekarang hanya Jennie, Jennie, dan Jennie yang selama ini dia tunggu.
"Sudahlah bertanya dengan orang aneh ini, hanya sia-sia saja", ucap Jennie sambil mempercepat langkahnya. Lisa masih setia mengikutinya dari belakang.
Di jalan Jennie terlihat buru-buru. Sesekali ia melihat ke belakang, dan orang aneh itu masih mengikutinya. Tanpa Jennie sadari ia menabrak seorang pria berbadan besar yang tampaknya adalah seorang preman. Minumannya jadi tumpah karena ulah Jennie.
"Maafkan aku ahjussi"
"Apa kau tidak punya mata?! Lihat bajuku jadi kotor! Kau tahu ini harganya sangat mahal, bahkan lebih mahal dari tubuhmu!", ucap pria itu hendak menampar Jennie. Tetapi, dengan cepat Lisa melindunginya. Alhasil, Lisa yang terkena tamparannya.
Plakkk
"Aw.. ini.. hm.. hanya sedikit sakit. Jadi aku memaafkanmu, tapi tidak untuk perlakuanmu pada gadisku", ucap Lisa gentle.
"Apalagi ini, siapa kau!"
"Jika kau berani menyakiti gadisku, kau akan menyesal nantinya. Aku bisa saja membuatmu kurus sekarang juga. Hahaha", ucap Lisa dengan nada mengejek.
"Oh.. kau itu kekasihnya. Akan kubuat kau menyesal!", pria itu hendak memukul Lisa. Namun, dengan cepat Lisa meraih tangannya dan membantingnya.
"Rasakan itu, ingin jurus yang lain huh?", ucap Lisa.
Tiba-tiba pria-pria berbadan kekar lainnya berdatangan ke arahnya. Lisa dan Jennie semakin memundurkan langkah mereka.
"Ya! Kau tidak adil! Harusnya 1 lawan 1", teriak Lisa.
Dengan cepat Lisa menarik lengan Jennie dan berlari bersamanya. Pria-pria itu mengejar mereka. Lisa menggenggam tangan Jennie dan menyeretnya kemanapun ia pergi.
Mereka bersembunyi di salah satu gang kecil yang sepi dan gelap. Nampaknya pria-pria itu tidak dapat mengejar mereka. Lisa mengatur nafasnya.
"Huh.. tadi itu hampir saja. Kamu baik-baik saja kan?"
"Siapa kau?!", bentak Jennie.
"Aku? Namaku Lalisa panggil saja Lisa"
"Aku tidak bertanya namamu! Tapi siapa kau mengikutiku dari tadi"
Lisa tersenyum miris. "Suatu saat nanti kau akan tahu"
"Sudahlah, kau orang aneh!", ucap Jennie sambil meninggalkannya pergi.
"Apa kau tahu jalan pulang?", tanya Lisa yang tidak dijawab oleh Jennie.
Jennie tidak menghiraukannya. Jennie terus berjalan sampai ia tersadar, ia tersesat dan tidak menemukan jalan pulang. Hari sudah hampir gelap, Jennie kembali ke tempat tadi untuk mencari Lisa. Tapi sayang, Lisa sudah tidak ada di sana.
"Siapa namanya tadi? Lisa? ah iya. Lisaa dimana kau? Aishh dimana orang itu.."
Seseorang menepuk pundak Jennie dari belakang. "Ada apa?"
Jennie terkejut. "Kau mengagetkanku"
"Apa kau mencariku? Jika tidak ya sudah", Lisa hendak pergi. Namun, Jennie menarik lengannya.
"Temani aku pulang.."