Jennie dan Lisa duduk menghadap seorang yang sedang menghakimi mereka. Lisa menunduk malu sementara Jennie biasa saja.
"Apa yang kalian lakukan tadi?", tanya Seulgi dengan tatapan tajamnya.
"Apa yang kau lihat tadi, itulah yang kami lakukan", jawab Jennie dingin.
Seulgi memutar kedua bola matanya. "Kalian pacaran?"
Keduanya menggeleng. Seulgi menepuk dahinya dan menghela nafas.
"Kita perlu bicara Jen", ucap Seulgi langsung beranjak dan pergi keluar. Jennie langsung saja mengikutinya, sementara Lisa masih diam di sofa.
-
"Kenapa kau kemari?", tanya Jennie.
"Aku ingin meminjam buku, dan untung saja aku datang"
"Kau mengganggu kami", potong Jennie.
"Ya! Aku enggak tahu apa yang kalian lakukan. Siapa suruh pintunya tidak dikunci. Hm, apa kau menyukai Lisa?"
Jennie tidak menjawab. Beberapa saat kemudian ia menggeleng bohong.
"Apa kau akan menjadikan Lisa targetmu? Apa kau akan mempermainkannya?", selidik Seulgi
"Entahlah.. dia sepertinya menyenangkan", ucap Jennie bohong sambil memutar kedua bola matanya.
"Ayolah Jennie. Lisa adalah gadis baik, jangan permainkan dia"
Jennie menaikkan alisnya. "Jangan-jangan kau yang menyukai Lisa?"
Seulgi senyum-senyum sendiri, sementara Jennie memandanginya dengan tatapan tajam.
"Kenapa kau jadi senyum-senyum?", tanya Jennie.
"Hehehe Lisa itu baik dan sangat manis", kata Seulgi berniat memancing Jennie.
"Pokoknya kau enggak boleh suka sama dia", ucap Jennie dingin.
"Lah memangnya kenapa? Bukannya kau enggak suka dia?", goda Seulgi.
"Em.. itu.. pokoknya jangan"
"Tergantung, hehehehe. Sudahlah aku mau pinjam buku yang kemarin"
Jennie memutar bola matanya dan langsung masuk ke dalam. Seulgi mengikutinya dan duduk di sebelah Lisa. Jennie hanya bisa mendengus kesal.
"Ini bukunya", ucap Jennie sambil memberi buku pada Seulgi.
Seulgi meraih buku. "Ya sudah aku pulang dulu"
"Kau pulang sendiri? Aku antar ya", ucap Lisa.
"Boleh", ucap Seulgi sambil sekilas melirik Jennie.
"Enggak! Lisa, kau tetap di sini!", ucap Jennie sambil meraih lengan Lisa. Lisa yang kebingungan hanya mengangguk.
Setelah Seulgi pergi, suasana di dalam menjadi canggung.
"Jen"
"Hm?"
"Apa kita harus diam seperti ini terus?"
"Ya mungkin"
"Lalu kenapa kamu enggak memperbolehkan aku pulang? Atau jangan-jangan...", Lisa menatap Jennie dengan tatapan mesum.
"Kau kenapa?", tanya Jennie bingung.
"Kamu mau ngelanjutin yang tadi?", tanya Lisa dengan senyum mesumnya.
Jennie melebarkan matanya dan memukul kepala Lisa. "Aw!"
"Dasar mesum!"
"Yah kan siapa tahu, hehehe"
Suasana canggung kembali.
"Lisa.."
"Iya?"
"Kita ini apa?"
Lisa berpikir sebentar. "Kamu maunya gimana?"
"Kamu maunya gimana?", Jennie bertanya balik.
"Ayo kita pacaran", ucap Lisa langsung pada intinya.
"Em...", Jennie masih berpikir.
"Kamu enggak mau?"
"Enggak bukan gitu"
"Jadi?"
"Hm.. iya aku mau"
"Serius?", tanya Lisa yang dijawab anggukan oleh Jennie. Lisa memeluk Jennie dengan erat.
"Kamu memang milikku", ucap Lisa sambil mengelus kepala Jennie. Sementara Jennie menyembunyikan wajahnya di leher milik Lisa, lalu mencium lehernya.
"Geli Jen..", ucap Lisa sambil melepas pelukan mereka.
"Bukannya kau juga mau kan?", goda Jennie.
"Hehehe iya. Tapi nanti jadi ketagihan kan bahaya sayang"
"Dasar mesum!"
"Hehehe"
Sebenarnya Jennie juga menginginkan itu. Lebih banyak sentuhan dari Lisa akan membuat nafsunya jadi tidak terkendali dan ia menyukai itu.
Sejujurnya Jennie baru pertama kali seperti ini, merasa senang, bahagia dan penuh nafsu ketika bersama Lisa. Dia sangat senang bahwa faktanya sekarang Lisa telah menjadi miliknya. Jadi, ia tidak perlu khawatir dengan Seulgi.
"Kali ini aku akan menjaga hubungan ini, gak seperti sebelumnya", ucap Jennie dalam hati sambil memeluk Lisa kembali.
"Lisa, malam ini nginap di sini lagi yahh", minta Jennie dengan manja.
"Hm gimana ya?"
"Ayolah Lisa, besok kan libur"
"Tapi kakakku-"
"Ayolah Lisaaa, malam ini aja", rengek Jennie.
"Baiklah, ini karena pacarku memaksa", Lisa terkekeh.
Jennie langsung berdiri dan menarik Lisa.
"Mau ngapain?", tanya Lisa.
"Apalagi? Tentunya ke ranjang", ucap Jennie dengan nada yang menggoda.
Lisa tersenyum dan meraih kedua lengan Jennie, lalu mengalungkan di lehernya. Lisa mencium bibirnya. Tanpa menunggu, langsung saja Jennie membalas ciumannya.
Tanpa mereka sadari, kaki Jennie sudah melingkar sempurna di pinggang milik Lisa. Lisa menggendongnya menuju kamar dan menidurkannya di ranjang.
Mereka masih menempelkan bibir tanpa melepasnya. Lisa berada di atas Jennie dan menggunakan kedua tangannya untuk menopang badannya agar tidak menindih Jennie.
Mereka melepaskan ciuman panas yang hampir mereka lakukan selama 10 menit. Lisa mengecup kening, kemudian pipi, hidung dan bibirnya.
"Aku menyayangimu Jen"
"Aku juga menyayangimu Lisa"
Next?
Akhirnya mereka jadian guys 😆