Lisa kembali ke toilet sekolah, setelah matanya kembali seperti semula. Tentu saja ia masih menggunakan seragam sekolahnya.
Keluarnya dari toilet, ia tidak sengaja berpapasan dengan Seulgi."Hai Lis", sapa Seulgi.
"Oh Seulgi. Kau belum pulang?", tanya Lisa.
"Iya, biasa ada tugas OSIS. Sekarang aku akan pulang dan kau kenapa masih di sekolah?"
"Oh tadi aku ada sedikit urusan"
"Oh.."
"Kau pulang dengan siapa?"
"Seperti biasa dengan Taksi", jawab Seulgi.
"Pulang bersamaku saja bagaimana?", tawar Lisa.
"Apa boleh?"
"Enggak apa, pulanglah bersamaku. Lagipula naik taksi itu biayanya mahal"
"Terima kasih Lisa, kau sangat baik"
"Iya sama-sama"
Mereka berdua berjalan menuju parkiran sekolah. Sesampainya mereka memasuki mobil dan pergi meninggalkan sekolah.
Tanpa Lisa sadari, sedari tadi kekasihnya memandangi dari seberang, di tempat mobil lain terparkir. Jennie menunggunya dari tadi, dan memilih untuk bersembunyi.
Jennie mengeluarkan air matanya lagi dan lagi. Sekarang ia benar-benar salah paham. Perlahan ia mengusap air matanya dan keluar dari persembunyian. Tidak sengaja ia menabrak seseorang di depannya.
"Ah maaf, aku enggak lihat", ucap Jennie terburu-buru dan langsung pergi melewati orang itu. Sementara yang ditabrak hanya melihatnya bingung.
***
Di dalam mobil
"Lisa, apa aku boleh bertanya?", tanya Seulgi pada Lisa.
"Tentu saja", ucap Lisa masih fokus pada perjalanan.
"Apa kau menyukai Jennie?"
Lisa tersenyum dan ia mengangguk. Seulgi juga ikut tersenyum.
"Aku pikir Jennie juga menyukaimu", ucap Seulgi.
"Bernarkah?"
"Iya, saat itu aku sengaja memancingnya, dan dia bertingkah seolah-olah kau adalah miliknya seorang, Lisa"
"Benarkah? Kapan?"
"Saat aku menangkap basah adegan panas kalian", ucap Seulgi sambil tertawa.
"Hahaha. Oh yang itu", Lisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Dan Jennie pikir aku menyukaimu", sambung Seulgi.
Lisa membelalakkan matanya. "Serius?", tanya Lisa yang kemudian dibalas anggukan oleh Seulgi.
"Aku bisa lihat dia enggak terima, saat aku memujimu. Sebelumnya dia enggak pernah seperti ini"
"Kerja bagus Seulgi, hahahaha"
"Kalian harus jadi pasangan!", seru Seulgi.
Lisa tersenyum senang sambil melihat jalanan di depannya.
"Kau ingin tahu yang sebenarnya seulgi?", tanya Lisa.