08

7.5K 724 27
                                    

Lisa sampai di rumahnya. Sesampainya di dalam, ia melihat Jisoo yang sepertinya sedang berkomunikasi dengan temannya yang di sana. Maka itu, agar tidak mengganggu, Lisa berjalan mengendap-endap ke kamarnya.

Langsung saja Lisa mengganti pakaiannya yang sedikit basah karena kegiatan yang ia lakukan bersama Jennie tadi. Kemudian ia pergi mandi untuk membersihkan diri.

Setelah semua itu selesai, Lisa pergi ke ruang tv untuk menemui Jisoo.

"Jisoo-ah ada apa? Kenapa kau menyuruhku untuk pulang?", tanya Lisa langsung duduk di sofa.

"Jadi kau sudah pulang? Aku tidak mendengarmu masuk"

"Tentu saja kau tidak dengar. Aku mengendap-endap agar tidak mengganggu konsentrasimu tadi. Oh ya toko ayamnya tutup. Ngomong-ngomong siapa yang kau ajak berkomunikasi?"

"Itu Nayeon. Lisa, ada hal yang harus aku sampaikan"

"Apa itu?"

"Ayahmu akan menyeretmu untuk pulang secepatnya"

Lisa melebarkan matanya menatap Jisoo tidak percaya.

"Apa? Tapi aku kan sudah bilang akan pulang 8 bulan lagi, gimana sih"

"Tapi ayahmu ingin kau kembali secepatnya Lisa! beliau memaksa"

"Siapa yang memberi tahumu?"

"Barusan Nayeon bilang padaku"

"Astaga, lalu bagaimana dengan Jennie?"

"Nah itu dia yang aku pikirkan sekarang"

Lisa beranjak dari duduknya. Sekarang ia berjalan mondar-mandir tepat di depan Jisoo.

"Yang kau lakukan itu nggak berguna sama sekali", ucap Jisoo

"Apa yang harus aku lakukan?", ucap Lisa sambil menggigit kuku jarinya.

"Lisa.. sepertinya ayahmu tahu jika kau menemukan Jennie yang serupa dengan Jennie-mu dulu dan ia berniat untuk memisahkan kalian?"

"Benarkah? Bagaimana dia tahu?"

Jisoo menepuk dahinya. "Ayahmu adalah seorang god Lalisaaa"

"Oh iya aku hampir lupa", ucap Lisa sambil menepuk dahinya.

"Dasar anak durhaka", ucap jisoo sebal.

"Ck.. apa yang harus aku lakukan sekarang?"

"Hm.. bagaimana jika kau pergi dari sini dan bersembunyi. Aku sarankan kau bersembunyi bersama seorang manusia. Karena jika ayahmu tahu kau bersama manusia, dia tidak akan berbuat yang macam-macam karena di sini hal-hal gaib tidak seperti di tempat asal kita"

"Ah iya kau benar! Tapi aku harus menumpang dengan siapa? Aku belum terlalu dekat dengan teman-teman di sekolah"

"Kekeke, tentu saja numpang di rumah Jennie"

"Apa?? Je-jennie?", Lisa menelan ludahnya.

"Kenapa? Apa kau tidak mau?"

"Bukan begitu tapi kami.. em.. bagaimana ya.."

"Kalian bertengkar?"

Lisa menggeleng.

"Bukankah kalian sudah pernah berciuman? Itu artinya kau dekat dengannya"

"Dimana ada teori seperti itu", remeh Lisa.

"Ya pokoknya cepat kau kemasi barang-barangmu. Kau harus pindah hari ini atau besok pagi. Aku takut ayahmu akan kemari, dan bisa saja sekarang beliau muncul di depanmu"

"Baiklah, baiklah"

-

Lisa masih memegangi ponselnya sedari tadi. Nomor seseorang terpampang di layar ponselnya, tetapi Lisa masih enggan untuk menghubunginya.

Dengan penuh keyakinan akhirnya Lisa berhasil menghubunginya.

Tut...

Tut...

Tut...

Tut...

Tut...

Tut...

"Pasti dia tidak akan menjawabnya, lebih baik aku tutup saja"

Tut..
"Halo?"

"Eh Jennie, h-hai"

"Ada apa Lisa?"

"Em.. bagaimana aku bilang ya. Okay aku langsung saja. Bisakah aku menumpang di rumahmu selama beberapa hari?"

"Hah? Ke-kenapa?"

"Panjang ceritanya, nanti akan aku ceritakan"

"Em.. baiklah, kau bisa langsung datang ke rumahku"

"Terima kasih...", ucap Lisa kemudian memutus sambungan.

Lisa menghela nafas dan mengelus dadanya. Sedari tadi ia menahan nafas saat berbicara dengan Jennie, itu karena kegugupannya. Untung saja ia bisa melewati itu semua.

Brakkk!!

Jisoo membuka pintu kamar Lisa dengan kasar.

"Lisa!", teriak Jisoo.

"Apa? Apa? Kenapa? Ada apa?", tanya Lisa panik.

"Kau h-harus cepat pergi!", kata Jisoo panik dan terengah-engah.

"Kenapa? apa yang terjadi?"

"Nayeon bilang ayahmu akan kemari sebentar lagi"

"Apa?! Aku belum berkemas"

"Sudahlah tidak perlu dasar siput!", ucap Jisoo sambil mendorong Lisa keluar kamar.

"Apa yang akan kugunakan nanti?"

"Pinjam saja punya Jennie"

"Bagaimana dengan pakaian dalamku?"

"Pinjam juga bodoh!"

"Tapi anu emm... dada Jennie itu besar, berbeda denganku hehehe", ucap Lisa sambil menggaruk kepalanya.

"Masih sempat-sempatnya bercanda, cepat teleport ke rumahnya SE-KA-RANG!", ucap Jisoo penuh penekanan.

"Ya! Aku tidak bercanda, itu memang faktanya!", ucap Lisa. Jisoo memukul kepalanya dan membuat Lisa berteriak sakit.

"Cepat teleport sekarang! Pakaian akan kubawakan besok pagi"

"Baiklah, baiklah. Jaga dirimu", ucap Lisa sambil mengecup pipi Jisoo.

Setelah itu Lisa langsung menghilang. Jisoo hanya bisa berharap, Lisa akan sampai tepat waktu.

Tbc...

Next?

Vote & comment jangan lupa ✌

ONE it's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang