Jennie POV
Aku berjalan menelusuri hutan ini. Di sini sangat indah, dan aku sangat menyukainya. Ku hirup udaranya yang sejuk dan kurasakan sinar matahari mengenai kulitku.
Dari arah belakang terdengar suara kuda yang datang mendekat ke arahku. Seseorang datang sambil menunggangi kuda itu. Aku sedikit terkejut ia berhenti tepat di sampingku.
"Lisa?"
"Ayo, naik", ajaknya padaku. Ia mengulurkan tangannya padaku, kemudian aku meraih tangannya dan duduk di atas kuda bersamanya.
Salah satu tangannya memegang tali dan satunya lagi memeluk pinggangku sangat erat dan ia mencium leherku. Aku tersenyum sambil menatapnya. "Jangan di sini", kataku dengan malu.
Ia menggangguk kemudian menjalankan kudanya. Disepanjang jalan aku selalu tersenyum dan sesekali kami saling menempelkan bibir kami.
Jennie POV End
Jennie membuka matanya. Ia mematikan alarm yang berbunyi tepat disebelah ranjangnga. Lalu, ia meraih segelas air yang berada di samping tempat tidurnya dan meneguknya.
"Mimpi apa itu? Dan Lisa kenapa ada di dalam mimpiku? Dan ada apa dengan pakaian yang kami gunakan? Itu terlihat sangat kuno untuk zaman sekarang. Tapi kenapa itu terasa nyata?", gumam Jennie sambil memijit pelipisnya.
Jennie beranjak dari tempat tidur dan bersiap-siap untuk mandi. Setelah itu, ia sarapan dan langsung berangkat sekolah.
Jennie berangkat sekolah dengan taxi. Sebelum sampai, ia menyempatkan mampir di sebuah minimarket dekat sekolah untuk membeli sekaleng susu. Setelah itu, ia berjalan menuju sekolah. Ia melewati gang-gang kecil, dan suatu keajaiban ia bertemu dengan Lisa.
"Hei kau lewat sini juga?", tanya Jennie.
Lisa berbalik. "Huh? aku? Ah iya iya", ucap Lisa sedikit gugup. Itu karena Lisa baru saja teleport dan Jennie hampir menangkapnya.
"Ayo kita berangkat bersama", ajak Jennie kemudian menyalip Lisa yang masih diam di tempat. Lisa mengikuti langkah Jennie dari belakang.
"Lisa?"
"Iya?"
"Tadi malam aku bermimpi dan dimimpi itu ada kamu"
"Ah aku tahu.. pasti kau bermimpi sedang melakukan itu bersamaku kan?"
"Ish...Tidak jadi, terserahmu saja Lisa", Jennie semakin mempercepat langkahnya. Lisa tersenyum jahil melihatnya.
-
Selama pembelajaran berlangsung, Lisa selalu menghela nafas. Pelajaran Matematika sangatlah membosankan, sedari tadi Lisa hanya mencorat-coret bukunya.
"Kau yang selalu menghela nafas, coba ke depan", tunjuk Mr. Kim pada Lisa.
Lisa yang merasa terpanggil menunjuk dirinya sendiri seperti 'saya?', Mr. Kim mengangguk. Ia sangat malas jika seperti ini. Langsung saja ia berjalan ke depan.
"Coba kau kerjakan soal ini", tunjuk Mr. Kim pada Lisa.
Yang Lisa lakukan hanya melihatnya tanpa menuliskan sesuatu.
"Apa kau tidak bisa mengerjakannya?", tanya guru itu. Namun, Lisa tidak menjawab pertanyaan Mr. Kim. Lisa masih setia memandangi papan.
"Jennie Kim, bisakah kau membantu temanmu ini?", tanya Mr. Kim. Jennie menyeringai kemudian mengangguk, dan berjalan ke depan.
"Minggirlah, aku akan mengerjakannya", ucap Jennie.
Bukannya minggir Lisa langsung saja menulis cara dan jawabannya. Setelah selesai melakukan itu, langsung saja Lisa menatap Jennie dan memberinya seringai. Ya, cara dan jawaban yang ditulis Lisa semuanya benar.
Semua isi kelas berbisik, ternyata selain Jennie ada juga yang mampu mengerjakan soal sulit yang diberikan oleh guru killer itu. Lisa berjalan santai menuju tempatnya dan duduk kembali.
Jennie kembali ke tempatnya sambil menatap Lisa sebal. Tetapi, Lisa tak memperdulikannya.
Jam pelajaran selanjutnya dimulai, kali ini Kimia. Guru meminta murid-murid untuk membuat kelompok yang terdiri dari 2 orang. Dengan cepat Jennie memanggil Lisa dan menawarkan Lisa untuk berada dikelompok yang sama. Lisa mengangguk tampaknya rencananya akan berjalan lancar.
Entah apa yang terjadi, Jennie dengan reflek langsung mengajak Lisa untuk menjadi satu kelompok. Itu terjadi begitu saja. Ada sesuatu yang membuatnya terikat pada Lisa. Tapi ia tidak tahu apa itu.
***
Lisa menghampiri Jennie yang berjalan di depannya. Ia menepuk bahunya sehingga membuat Jennie terkejut.
"Kau membuatku kaget!"
"Hahaha, maaf maaf"
"Kenapa?"
"Kapan kita akan mengerjakan tugas?"
'Terserahmu", ucap Jennie cuek.
"Yasudah ayo", ucap Lisa kemudian menyeret Jennie.
"Ya! Ya! Maksudku bukan sekarang"
"Tadi kamu bilang terserahku bukan?"
"Tapi-"
"Sudahlah ayo ikut aku", ucap Lisa masih menyeret Jennie. Jennie hanya bisa pasrah, percuma juga kalau ia memberontak.
-
"Semoga saja kau memang benar-benar Jennie yang kutunggu. Aku harap kau merasakan sesuatu jika aku mengajakmu ke tempat itu", Lisa
Tbc..
Next?
Vote & commentnya yakk
Oiya part selanjutnya... hmm... hehehehe😊