05

8.1K 831 37
                                    

Lisa baru saja menyelesaikan urusannya di kantor kepala sekokah.

"Huh jadi anak sekolahan itu menyebalkan"

Lisa mendengus kesal. Ia berjalan melewati lorong-lorong sekolah. Sampai-sampai ia melihat sesuatu yang membuatnya penasaran.

"Gadis nakal itu, apa yang sedang ia lakukan? Dan bersama siapa?", ucap Lisa kemudian berjalan mendekat.

~

"Lepaskan aku Taeyong.."

"Tidak akan. Sampai kau benar-benar mau kembali padaku?"

Jennie memutar matanya. "Kembali katamu. Hah, tidak dan tidak akan pernah terjadi. In your dream boy", ucap Jennie hendak pergi menghindari Taeyong. Tetapi, dengan cepat Taeyong menguncinya dengan kedua tangannya.

"Minggir kau brengsek!"

"In your dream girl", ucap Taeyong hendak mencium Jennie. Namun, Lisa menarik kerah baju bagian belakangnya, sehingga membuat Taeyong tertarik kebelakang.

"Aishhh! Siapa kau berani-beraninya mengganggu!", bentaknya.

"Aku? Aku adalah Lisa"

"Apa maumu huh? Kau telah mengganggu kami"

"Jennie apakah aku mengganggu kalian?", tanya Lisa pada Jennie. Kemudian Jennie membalasnya dengan gelengan. Dengan cepat Jennie berlari ke samping Lisa dan berlindung di belakangnya.

"Kau tidak berhak untuk menyentuhnya karena Jennie adalah milikku. Benarkan sayang?", ucap Lisa sambil mengedipkan sebelah matanya. Jennie yang mengerti kode langsung saja mengangguk cepat.

"Kalian bohong!"

"Apa gunanya berbohong. Jenlisa is real", ucap Lisa sambil tersenyum pada Jennie.

"Iya. Apa kau tidak percaya? Ayo kita tunjukan ini sayang", ucap Jennie lalu tiba-tiba menangkup wajah Lisa dan menempelkan bibir mereka. Lisa mebelalakkan matanya, ia sangat terkejut menerima perlakuan tiba-tiba dari Jennie.

Jennie melumat bibir Lisa sehingga membuat Lisa terbawa dan membalas perlakuan Jennie. Taeyong hanya bisa menganga melihat adegan keduanya.

"Astaga apa apaan ini!"

Mereka melepas ciuman mereka dan Jennie memberi Lisa satu kecupan lagi di bibirnya. Itu membuat mereka tampak seperti pasangan sungguhan.

"Apa kau masih tidak percaya Taeyong? Apa kami perlu melakukan yang lebih panas lagi?", Jennie menangkup kembali wajah Lisa. Bibir mereka sedikit lagi akan bersentuhan.

"Sudahlah kalian tidak perlu melakukan itu",ucap Taeyong kesal, kemudian pergi meninggalkan mereka.

"Huh.. akhirnya dia pergi", Jennie menghela nafasnya.

"Apa kau tidak mau bilang sesuatu?"

"Huh? Ah.. aku mengerti. Terima kasih sudah datang diwaktu yang tepat. Dan... terima kasih untuk bibirmu yang lumayan itu. Lain kali bagaimana jika kita melakukannya lagi di atas ranjang huh?", goda Jennie sambil berbisik di telinga Lisa.

"Sial, kenapa dia jadi agresif seperti ini? Apa aku harus membalasnya? Liat ini gadis nakal!", ucap Lisa dalam hati.

Lisa berjalan mendekat ke arah Jennie, sehingga membuatnya tersudut ke dinding. Lisa menatap wajah Jennie dengan teliti, kemudian beralih menatap bibirnya.

"A-apa?"

"Baiklah.. ayo kita lakukan lagi diranjang. Hmm aku punya ide, bagaimana jika kita tambahkan perang di atas ranjang? Uhh itu pasti akan menjadi perang yang hebat", ucap Lisa sukses membuat Jennie salah tingkah. Wajahnya mulai memerah.

Lisa semakin mendekatkan wajahnya. Bibir mereka sedikit lagi akan bersentuhan. Jennie berusaha menelan ludahnya saat merasakan jarak wajahnya dan wajah Lisa yang sangat dekat.

Lisa memiringkan wajahnya seperti hendak mencium Jennie, tetapi ia beralih ke samping telinganya dan berbisik.

"Hahaha, kau kalah dasar gadis nakal", ucap Lisa dengan seringai diwajahnya, kemudian ia pergi meninggalkan Jennie yang masih mematung.

"Ya! Aku bukan gadis nakal!", teriak Jennie.

"Lalu apa?"

"Lisa.."

"apa?"

"Bisakah aku meminta nomormu?"

"Untuk apa?"

"Hanya ingin saja"

"Tidak perlu. Aku sudah memiliki nomormu nanti aku akan menghubungimu. Ayo kita bicarakan soal tadi hahaha", ucap Lisa sambil tertawa kemudian pergi menghilang.

"Aishh kenapa dia mengingatkanku pada seseorang? Tapi seseorang itu siapa?", tanya Jennie berpikir keras.

"Kenapa saat dia menatapku tadi, aku rasa seperti bukan berada di tempat ini? Ah entahlah ini membuatku merinding", ucap Jennie kemudian pergi.

***

Sedari tadi Lisa senyum-senyum sendiri memikirkan kejadian tadi. Jisoo yang lewat di depannya merasa bingung.

"Dia tersenyum dengan siapa?", gumam Jisoo sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Kemudian Jisoo menghampiri Lisa dan duduk di sebelahnya.

"Lisa.."

"..."

"LISA!", teriak Jisoo tepat di samping telinga Lisa

"Aishhh mengagetkan saja!"

"Dasar aneh.."

"Kenapa Jisoo-ah?"

"Dari tadi aku lihat kau senyam-senyum, kenapa?"

Lisa tidak menjawab dan malah senyum-senyum sendiri. Jisoo memukul kepala Lisa untuk menyadarkannya.

"Ya! Ini sakit!"

"Lagian kau seperti orang gila. Katakan ada apa?"

"Baiklah, baiklah. Apa kau tahu? Tadi aku dan Jennie berciuman"

"Apa?! Ber-berciuman?? Bagaimana bisa?"

Lisa menjelaskannya panjang lebar dan membuat Jisoo mengangguk paham.

"Jadi yang kau sukai itu bagian ciuman atau bagian kau menggodanya?"

"Hehehe. Keduanya sih"

"Dasar mesum!", ucap Jisoo lalu pergi meninggalkan Lisa. Lisa tidak menanggapi perkataan Jisoo. Lalu, ia meraih ponselnya dan menuju balkon.

-

"Halo, ini siapa?"

"Ini Lisa. Milikmu"

"Gombal.."

"Tapi kau suka kan?"

"Ti-tidakk"

"Kenapa terbata-bata?"

"Sudahlah. Jika kau menghubungiku hanya untuk menggodaku lebih baik aku tutup"

"Bukankah kau yang meminta nomorku?", sambung Lisa cepat.

"Iya memang.."

"Ya sudah ini adalah nomorku. Kau bisa menyimpannya"

"..."
"Lisa?"

"Ya?"

"Tidak, tidak jadi"

"Lah.."

"Ya sudah aku tutup"

"Good night Jennie"

"..."

"Jennie? Kau masih di sana?"

"Huh? Oh.. Good night too"

"Jangan memikirkan hal yang aneh-aneh denganku di atas ranjang, okey?"

"Ck"

Tutt~~

"Hahaha. Sepertinya gadis nakal itu salah tingkah", ucap Lisa sambil tertawa penuh kemenangan.

ONE it's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang