34

6.2K 628 89
                                    

Hari-hari, berbulan-bulan dan tahun telah berganti. Tetapi, Lisa masih suka melamun dengan pikiran kosongnya. Bahkan, ia jarang keluar dari ruangannya. Berkali-kali Lisa selalu meminta ijin untuk pergi ke bumi, tapi ayahnya melarang keras. Karena itu dia jadi suka menyendiri.

Jisoo merasa sedih melihat keadaan sahabatnya yang tambah menyedihkan. Berulang kali ia mencoba membujuknya untuk sekedar berjalan-jalan. Tetapi, Lisa selalu menolak ajakannya.

"Lisa ayo kita keluar",ajak Jisoo.

Lisa menoleh dan melihatnya sekilas. Kemudian ia kembali memandang lurus ke depan.

"Seandainya saja aku bisa pergi ke bumi dengan sesuka hati sepertimu Jisoo", ucap Lisa

Jisoo menghela nafas. Kalau begini, sama saja Lisa yang ia lihat adalah Lisa yang sakit sama seperti dulu.
Jisoo yang tidak tahan dengan ini semua, jadi merasa bersalah.

"Mungkin sudah saatnya aku berbicara yang sesungguhnya", gumam Jisoo dalam hati.

Tidak lama setelah itu, Jisoo pergi menuju ruangan tempat ayah Lisa. Penjaga dengan mudah mempersilahkannya masuk.

"Salam ayah",ucap Jisoo sambil sedikit membungkuk.

"Oh Jisoo. Ada apa?"

"Ada yang harus saya bicarakan, ini tentang lisa", ucap Jisoo

"Hm.. apa itu?"

"Bisakah ayah memberikan Lisa kebahagiaannya? Percuma saja Lisa kembali kemari, tapi kebahagiaannya jauh di sana. Dan Lisa sudah kehilangan semangat hidupnya"

Ayah Lisa sedikit tertawa mendengarnya. "Biarkan saja anak itu. Sejak awal anak itu memang sulit untuk diatur"

"Tapi ayah, Jennie adalah satu-satunya obat bagi Lisa. Dia adalah kebahagiaannya, dan Lisa hanya perlu Jennie untuk mendampinginya. Maaf saya lancang, tapi tolong ijinkan Lisa untuk kembali ke bumi bersama Jennie", ucap Jisoo.

"Hahaha, itu tidak akan terjadi. Semua yang ia dapat disini seperti kemewahan dan kekuasaan bisa ia dapatkan. Aku tidak akan mengijinkannya untuk kembali", tolak ayah Lisa.

"Ayah, Lisa tidak memerlukan semua kemewahan, kekuasaan, ataupun keagungan. Yang ia perlukannya hanyalah cinta dari kekasihnya, yaitu Jennie seorang. Aku sangat memohon, tolong selamatkan Lisa dari kesedihannya. Apa ayah mau, anakmu menjadi lembek seperti itu terus? Ini sudah 5 tahun untuk waktu dibumi, tapi Lisa masih saja belum bisa melupakan kekasihnya"

Ayah Lisa menghela nafas.

"Sekalinya tidak tetaplah tidak Jisoo-ah. Itu sudah keputusanku, agar Lisa tidak lagi kembali ke sana dan tidak akan aku biarkan", ucap ayahnya kemudian berbalik membelakangi Jisoo.

"Jika aku berkata yang sebenarnya, apa ayah mau membebaskan Lisa?", ucap Jisoo dengan tegas.

Ayahnya berbalik lagi dan menatap Jisoo bingung. "Berkata apa maksudmu?"

"Aku akan bicara, tapi ayah harus menuruti apapun keinginan Lisa nanti. Aku mohon", ucap Jisoo memohon.

Ayah Lisa tampak berpikir.

"Jika yang kau katakan masuk akal dan sesuatu yang berharga. Aku akan mempertimbangkannya", ucap ayah Lisa dengan tegas.

"Baiklah. Jadi semua kesalahan dan hukuman yang dijatuhkan pada Jennie...

Seharusnya menjadi milikku", ucap Jisoo sambil menunduk.

"Apa maksudmu Jisoo?", tanya ayah Lisa dengan suara menegang.

"Ini bukanlah salah Jennie. Dia adalah orang yang baik dan tidak mungkin dia mempunyai niat untuk menyakiti ayah. Pelakunya adalah aku,

Aku tidak sengaja menjadikan teh buatannya sebagai bahan percobaan ramuanku. Maaf tapi aku pikir sebelumnya teh itu tidak ada yang punya, jadi aku gunakan untuk percobaan karena teh itu mengandung zat-zat yang baik kupikir. Awalnya bahan yang kugunakan kurang, jadi aku pergi keluar untuk mencari bahan, tetapi aku lupa untuk membawa teh itu. Alhasil Jennie yang tidak tahu apapun, membawa teh itu pada anda. Dan saya sangat minta maaf karena tidak bisa jujur saat itu.

Saya takut dan entah mengapa saya tidak bisa membuka mulut saat itu. Hasilnya Jennie yang disalahkan dan dihukum atas perbuatan saya yang ceroboh. Saya benar-benar menyesal", ucap Jisoo.

Ayah Lisa diam menatap Jisoo yang sedang berlutut dihadapannya sekarang. Tidak ada kata-kata yang terucap, sampai-sampai seseorang berbicara dibalik pintu.

"Apa maksud semua ini Jisoo?", suara seseorang dibalik pintu.

"Li-lisa?", toleh Jisoo dengan cepat.

Pintu terbuka dan memperlihatkan seorang Lalisa dengan mata ungu gelapnya yang sedang menahan jatuhnya air mata.

"Kenapa kau enggak jujur dari awal Jisoo! Kenapa?!", teriak Lisa.

"Maafkan aku Lisa-"

"Maafmu enggak berlaku lagi untuk semua kesalahan besar yang kau lakukan. Gara-gara kau, Jennie harus menanggung semuanya! Aku pikir kau memang sahabat kami. Tapi... dasar brengsek kau!", ucap Lisa sambil mencekik leher Jisoo, sehingga membuatnya terangkat.

"Lisa tenangkan dirimu!", ucap ayah Lisa.

"Le-nyapkan sakh-ja aku Lissh-ah, aku memang pantas men-da-patkannya", ucap Jisoo terbata-bata. Ia semakin terangkat.

"Akan kubunuh kau!", ucap Lisa.

Penglihatan Lisa semakin menajam. Warna ungu pada bola matanya juga ikut menajam.

"Lisa! Tenangkan dirimu! Kau tidak boleh bertingkah gegabah, kau tidak boleh menjadi pembunuh!", ayahnya berusaha untuk menolong Jisoo.

"Aku... aku akan berubah menjadi pembunuh! Tidak akan ada lagi kebaikan dalam hidupku! Aku muak dengan semua ini!", Lisa melempar Jisoo ke dinding dan membuatnya terjatuh.

"Di dunia ini hanya akan ada aku dan Jennie. Enggak akan ada yang bisa menghalangiku. Aku bebas melakukan apapun, dan kami akan menjadi keluarga bahagia. Aku berkuasa dan ayah enggak akan bisa melarangku lagi hahaha", ucap Lisa sambil tertawa seperti orang gila.

Next??

Jisoo-ah... 😭

Yuk tuliskan komentar kalian 👇
Yang mau curhat juga boleh :)

ONE it's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang