Alea menghela nafas sejenak, ia duduk dibangku kelasnya. Ia terus berfikir, mungkinkah lelaki yang mirip dengan mantannya adalah seniornya? Wakil ketua OSIS pula.
"Iya gue ketemu sama kak Revo tadi! Gila ganteng banget!"
"Ih gue juga ketemu Revo di parkiran! Revo punya gue pokoknya!"
"Nggak! Dia pangeran di hati gue,"
Alea bergedik geli mendengar percakapan geng hitz sedari tadi membicarakan seseorang yang bernama Revo. Setiap hari sepertinya ia selalu mendengar nama itu. Alea melihat Acha, teman sekelasnya yang tengah memainkan gadgetnya.
"Cha.." panggil Alea.
"Hm?" Acha menyaut. Ia masih sibuk dengan handphonennya.
"Revo-siapa sih? Kok tiap hari gue denger Reva Revo Reva Revo!" dumel Alea. Acha terkekeh kecil.
"Orang ganteng bege, biasa! Kaya nggak tau aja nasib orang ganteng di Gempita gimana. Sama kaya cewek cantik macem gue ini, jadi buah bibir setiap hari," sahut Acha. Alea bergedik geli.
"Najis!"
"Lo anak osis kan? Masa nggak kenal Revo?" tanya Acha bingung. Alea mengerutkan dahinya.
"Nggak usah gitu! Jelek! Revo kan waketos Gempita," Acha menjelaskan. Alea hanya ber-oh-ria.
"Lo tau nggak orangnya yang mana? Seriusan dia waketos?" tanya Alea bergebu-gebu. Acha mengangguk.
"YANG MANA? ANTERIN GUE KE DIA BALIK SEKOLAH PLEASE!" teriak Alea di telinga Acha. Acha menoyor kepala Alea.
"Nggak usah teriak-teriak juga, ngapain nyariin waketos sendiri? Sesama anak osis mana boleh pacaran?" tanya Acha. Alea menghela nafas sejenak.
"Ketos gue, nyuruh gue minta persetujuan dari waketosnya dulu. Lo mau kan nganterin gue? Dia kelas berapa?" tanya Alea seraya menggerakan tangan Acha. Acha mengangguk malas.
"Iya Alea! Iya! Dia XII IPA 2, nanti gue tunjukkin deh orangnya yang mana," jawab Acha.
"Makasih, Cha! Lo baik deh!" Alea memeluk tubuh mungil Acha.
"Lebay lo bego!" padahal sesungguhnya Alea tidak bodoh kok, percayalah. Tetapi kelakuannya saja yang terkadang menunjukkan bahwa ia begitu.
0o0
Sepulang sekolah, Acha menemani Alea ke depan kelas XII IPA 2. ia melihat disana begitu ramai siswa/i yang baru saja bubaran sekolah. Mata Acha membulat ke satu titik.
"Itu kak Revo!" Acha menunjuk seseorang yang hendak berjalan.
"Yang mana?" tanya Alea penasaran, ia menyipitkan matanya.
"Itu! Yang pake jaket biru dongker! Cepetan kejar dia mau balik tuh!" Acha menunjuk orang itu.
"Ayo!"
"Kejar sendiri ah, Le! Gue ada latihan olimpiade!" tolak Acha. Alea mengangguk.
"Yaudah, makasih Cha!" Alea berjalan cepat mengejar Revo. Ia berjalan sangat cepat. Namun, ternyata Revo berjalan jauh lebih cepat.
"Permisi, permisi," Alea menyelak orang-orang yang tengah berjalan didepannya.
"Kak!" Pria itu tidak menengok dan tetap berjalan.
"Kak!" Alea sedikit berlari, sebenarnya kakinya sangat sakit mengejar Revo.
"Kak Revo!" Lelaki itu berhenti berjalan. Nafas Alea masih menggebu-gebu, keringat pun sedikit bercucuran dari wajahnya.
"Kak, saya boleh minta tanda tang-" ujar Alea terpotong. Lelaki itu menoleh kearahnya dengan tatapan datar. Ternyata, memang benar. Lelaki itu benar-benar waketos Gempita dan lelaki most-wanted yang paling sering dibicarakan.
"Lo?" Alea berhenti berbicara. Revo menarik nafas gusar.
"Baru percaya?" tanya Revo. Alea mengangguk. Revo menatapnya tajam.
"Udah berapa kali sih gue bilang! Kaki lo itu lagi sakit, nggak usah petakilan!" sentaknya. Alea masih melongo.
"Ja-jadi, lo beneran waketos?" tanya Alea. Revo terkekeh kecil.
"Lo nggak percaya banget sih? Udah sana kasih suratnya ke Aria!" suruh Revo. Alea mengangguk.
"Jadi, lo senior gue?" tanya Alea tak penting.
"Iya, makanya lo nggak usah songong!" jawabnya.
"Jadi gue bakal ketemu mulu dong sama dia? Ya tuhan gimana mau Move On?" Batin Alea mengeluh.
"Sana kasih ke Aria! Atau nggak gue batalin nih tanda tangannya?" ancam Revo.
"Eh jangan dong, kak,"
"Pake kakak-kakakan nya kalo lagi di OSIS aja! Nggak cocok muka lo jadi junior budiman," tepis Revo.
"Panggil Revo aja,"
"Okey. Gu-gue Alea," ujar Alea seraya mengulurkan tangannya.
"Udah tau!"
"Tau darimana?" tanya Alea. Revo mengangkat bahunya.
"Udah kan? Gue masih ada urusan!" jawab Revo lalu segera berjalan meninggalkan koridor.
"Eeh ntar dulu!"
"Apa lagi?" tanya Revo.
"Lo belom nulis nama lengkap lo disini," jawab Alea seraya tersenyum kuda.
"Nama lengkap gue nggak tau juga?" tanya Revo. Alea menggelengkan kepalanya seraya tersenyum.
"Nggak usah senyum! Jelek lo! Sini kertasnya!" ujar Revo ketus.
Alea tersenyum kuda saat menerima surat itu.
"Makasih!"
"Makasih doang? Junior laknat emang lo!" dumel Revo. Alea berdecak kesal.
"Lah terus maunya apa?" tanya Alea bingung.
"Makasih waketos ganteng," jawab Revo dengan percaya diri.
"Kenapa lo narsis banget sih?"
"Cepetan! Gue tip-ex nih!" ancam Revo. Alea memanyunkan bibirnya.
"Iya iya, makasih waketos gan-teng," ujar Alea penuh penekanan.
"Udah jauh-jauh sana lo dari gue!" Alea menarik nafas kesal. Namun setidaknya ia sudah melaksanakan syarat dari ketosnya.
_________________________________________
Thanks for reading! Maaf banyak kekurangan. Jangan bosen baca dan jangan lupa vote! Love u all❤
Alya Ranti
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side [Telah Difilmkan & Diterbitkan]
Teen FictionThe Other Side Movie tayang di seluruh bioskop Indonesia, 17 Maret 2022. #1 in Teenfiction [06/10/18] "Gue itu suka sama lo, lo aja yang nggak pernah peka," "Jadi sebenernya, gue atau lo yang nggak pernah peka?" Kalian pernah sama-sama mencintai nam...