34 - That Feelings

220K 12.6K 430
                                    

"Bodo amat." Revo memalingkan wajahnya. Alea berdecak kesal.

"Di OSIS emang boleh pacaran seanggota? Nggak bisa baca peraturan?" lanjut Revo dengan tegas. Revo tetaplah Revo, sikapnya bisa berubah begitu saja.

"Gue bercanda," ujar Alea. Namun raut wajah Revo menjadi berubah.

"Lagian gue bilang kan sayang, emang kalo sayang harus pacaran?"

"Terserah lo."

"Nggak bisa sayang sama anak OSIS dong?" tanya Alea lagi.

"Bisa."

"Katanya nggak boleh, gimana sih lo?"

"Kan nggak boleh, bukan nggak bisa."

"Kira-kira bakal dimarahin nggak?" tanya Alea lagi.

"Ya kalo ketauan Aria dimarahin lah," jawab Revo.

"Kalo ketauan sama wakilnya Aria bakal dimarahin nggak?"

"Nggak. Berisik lo nanya mulu!" ujar Revo. Alea terkekeh kecil, Revo tetaplah Revo. Walaupun terlihat kasar dan menyebalkan, namun nyatanya Revo menyenangkan dan tulus.

"Kenapa nggak dimarahin?"

"Kan nanti lo pacarannya sama gue," jawab Revo dengan mengangkat satu alisnya.

Kan nanti lo pacarannya sama gue. Batin Alea, ia jadi terngiang. Revo benar-benar tak bisa dimengerti.

"Berarti lo kalah!"

"Kalah apaan?"

"Kan lo pernah bilang, lo nggak bakal sayang sama gue." Revo mencoba mengingat ucapannya. Oh, didepan rumah Alea waktu itu. Saat ia menjemputnya.

"Berarti lo kalah sama tantangan lo sendiri! Cemen."

"Kan gue cuma macarin, kan lo yang sayang sama gue."

"Tapi kan gue cinta sama lo, lo nggak tau ya?" lanjut Revo yang membuat pipi Alea memerah sempurna. Nafasnya seperti sudah habis. Ia menatap Revo serius, jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya.

"Lagi deg-degan ya?" Revo meraup wajah Alea balik.

Sialan, dia mau balas dendam rupanya.

"Gue—gue nggak deg-degan."

"Gitu ya?" Revo menaikkan satu alisnya dengan tatapan mengintimidasi Alea yang membuatnya malah deg-degan.

"Satu sama."

"Ayo balik!" Revo mengacak-acak rambut Alea dengan lembut, namun membuat suatu desiran hangat didadanya. Revo sudah menaiki motornya terlebih dahulu, namun Alea masih mematung.

"Ayo naik. Nanti aja mikirin guenya," ujar Revo narsis. Alea menghela nafas kesal.

"Nggak usah kepedean. Gue nggak pernah mikirin lo!" tegas Alea seraya menaiki motor Revo.

"Emang kenyataannya gitu kan?" goda Revo lagi. Alea memukul bahu Revo kesal.

"Gue nggak pernah mikirin lo! Gue nggak akan pernah suka apalagi sayang sama cowok aneh kaya lo. Nggak usah geer!" tegas Alea. Revo terkekeh kecil.

"Tapi lo cinta kan sama gue?" Revo tertawa.

"Kalo emang nggak bener, kenapa ngotot? Berarti sering ya?" tanya Revo lagi.

"Nggak."

"Mikirinnya pas mau tidur atau udah tidur?"

"NGGAK!" sentak Alea. Revo hanya tertawa saja.

"Dua satu."

"I love you, Alea." kata-kata Revo benar-benar membuat jantungnya berdebar paling kencang yang pernah ia rasakan. Revo menatap wajah Alea dari kaca spion. Ia hanya tertawa saja.

"Tiga satu. Udah tau otak lo rusak, pake segala nerima tantangan gue. Ya kalah lah."

"Ih, gue bilangin mama nih ya?! Sembarangan aja lo ngomong!"

"Iya Putri Cantik anak kesayangan mama," ledek Revo yang seolah membuatnya tengah meledek Alea sebagai anak manja. Padahal Revo tahu, sebenarnya Alea punya pemikiran yang cukup dewasa. Tapi pengemasannya saja yang salah.

"Sialan." Alea memukul Revo dengan cukup kuat sehingga lelaki itu meringis.

"Jangan mukul, gue pukul balik jangan nangis."

"By the way, yang tadi nggak serius kan?" tanya Alea. Revo mengerut bingung.

"Yang mana pele?"

"Ya itu ... yang tadi," jawab Alea kikuk seraya menggaruk belakang kepalanya.

"Yang mana? Yang jelas kenapa kalo ngomong!" sentak Revo. Alea berdecak kesal.

"Yang, i love you."

"Jangan sayang-sayangan dulu, pake ngomong i love you. Ganjen banget sih lo, gue tau gue ganteng!"

"Tai! Kok lo kayak tai sih?!" Revo terkekeh kecil.

"Iya, tapi lo yang bau."

"Kampret."

"Kasar banget sih jadi cewek ih heran!" ujar Revo. Alea berdecak kesal.

"Bodo! Lo yang mancing!"

"Masih penasaran ya tentang yang tadi?" Alea menaikkan satu alisnya, sebenarnya menjawab jika jawabannya iya. Namun wajah Revo seakan masih bertanya.

"Hm."

"Maunya serius apa nggak?" tanya Revo seraya menatap lekat Alea dari kaca spion.

---
Author Note:
Hayo, Revo serius nggak ya? Kalo serius kira-kira kalian bakal bilang i love you too nggak? Kalo kalian nggak mau, biar aku aja yang bilang. Hehe ada yang baper nggak? Maaf ya kalo feelnya nggak dapet atau tambah absurd😢 makasih yang udah baca, love u somai💕

Alya Ranti

The Other Side [Telah Difilmkan & Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang