24 - Focus On You

254K 13.5K 340
                                    

20 menit kemudian. Revo memasuki appartement-nya. Iya, dia tinggal sendiri di appartement yang masih satu kawasan dengan SMA-nya. Ia merebahkan tubuhnya di kasurnya, ia menatap langit-langit rumahnya seraya menghela nafas. Pikirannya masih terbayang-bayang akan gadis yang mungkin saja masih pingsan itu.

'Alea udah sadar belom ya?' batin Revo bertanya. Mengapa ia memikirkan Alea? Apa karena Alea sudah tertonjok Leon karena dirinya? Ia mengambil handphone-nya dan menelpon gadis itu.

Kring! Kring! Kring! Suara itu menyadarkan Alea dari mimpi indahnya. Dengan mata setengah tertutup tangannya mencoba mencari benda pemilik suara itu.

'Revo?' Alea menyipitkan matanya lalu mengangkat panggilan itu.

"Halo?" suara imut diseberang sana terlihat parau. Namun menenangkan hati lelaki yang mendengarnya itu.

"Lo, udah siuman?"

"Ada apaan?" suara Alea memang terdengar seperti orang mengantuk.

"Lo udah tidur ya?"

"Kenapa lo nanya-nanya? Khawatir ya?" Alea membalik posisi tidurnya.

"Dih kepedean lo, monyet! Yaudah kalo lo udah tidur, gue matiin lagi."

"Terus lo nelpon gue cuma mau bangunin gue doang? Apa gunanya, oneng?" suara Alea terdengar seperti kesal. Revo terdiam.

"Kok diem? Berarti bener kan lo khawatir sama gue?" Alea meledek.

"Ya abang lo kan harusnya nonjok gue, bukan nonjok lo. Gue nggak mau ya lo nyalah-nyalahin gue."

"Siapa yang nyalahin lo? Lagian juga lo aneh banget. Kenapa lo bilang Bang Leon pacar gue?"

"Iya ya, harusnya gue mikir mana mau cowok kayak abang lo mau pacaran sama cewek model kayak lo? Mustahil." ledek Revo.

"Lo bisa nggak sih malem-malem nggak usah bikin kesel?"

"Ya lo bisa nggak malem-malem nggak usah kesel sama orang?"

"Orang lo yang bikin kesel, kenapa jadi nanya gue?"

"Mendingan lo tidur lagi." suruh Revo, Alea mengerutkan dahinya. Revo memang tidak pernah jelas ya?

"Nggak jelas lo nyuruh-nyuruh!"

"Tidur lagi Alea, udah malem." suara Revo melembut.

"Nggak usah sok lembut deh."

"Tidur sekarang atau gue cium?"

"Jijik tau nggak? Amit-amit 7 turunan 7 tanjakan." Alea menepis pikirannya yang mengingatkannya saat bibirnya menyentuh bibir Revo karena lantai yang licin.

"Makanya lo tutup telephonenya terus tidur!"

"Kalo gue nggak mau, gimana?"

"Ya, gue cium beneran lah."

"Emang bisa? Kan lo jauh."

The Other Side [Telah Difilmkan & Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang