35 - Who?

236K 11.1K 326
                                    

"Empat satu."

"Gue bercanda lah, ngapain gue suka sama cewek jadi-jadian kayak lo? Padahal Kendal Jenner aja mau sama gue."

"Nggak usah kepedean!" Alea memukul tubuh Revo lagi dari belakang. Namun malah membuat lelaki itu tertawa.

Mungkin kebanyakan dari kalian akan kecewa dengan jawaban Revo. Tapi Alea cukup lega, karena sejujurnya ia belum mengerti apa yang ia rasakan untuk Revo. Ia juga masih belum mau berpacaran dengan Revo, ia masih nyaman dengan posisinya saat ini. Walaupun Revo suka membingungkan.

Malam itu, hanya diisi oleh obrolan garing dan pertengkaran mereka saja. Tapi Alea bahagia, bisa membuat Revo melupakan masalahnya. Bukan karena apa, tapi Alea yang entah mengapa ia tak mau Revo terus bersedih dan melampiaskannya ke hal negatif. Tolong, merokok saja Revo batuk-batuk.

Kini mereka sudah sampai di rumah Alea, lalu Alea turun dari motor.

"Gue langsung balik ya. Langsung tidur aja kalo ngantuk, nggak usah mikirin gue," ujar Revo meledek. Alea menatap Revo sinis.

"Sori ya, nggak ada waktu." Alea ingin memasuki rumahnya. Revo hanya terkekeh kecil.

"Jangan ke tempat yang aneh-aneh, awas aja!"

"Cewek aneh, tapi ajaib." Revo hanya menggelengkan kepalanya.

Alea melangkahkan kakinya untuk memasuki kamarnya. Namun ada Cecill yang wajahnya dilumuri masker. Iya, mamanya. Ia menghampiri Alea.

"Revo mana?"

"Langsung pulang."

"Kenapa nggak diajak masuk?"

"Nggak mau katanya, mau langsung pulang aja."

"Yaudah, tidur sana! Mama mau maskeran, jangan ganggu," suruh Cecill. Alea menurut, ia memasuki kamarnya dan mengganti pakaiannya lalu merebahkan tubuhnya di kasur.

Ia menatap langit-langit rumahnya, ia malah terbayang wajah Revo yang sedang menunjukkan deretan giginya atau sedang tertawa. Menurutnya, Revo lebih baik seperti itu dibanding harus memasang wajah jutek yang sangat menyebalkan. Gantengnya hilang.

Ia malah membuka instagramnya, dan melihat Revo di instagram storiesnya.

Kali ini kenapa gue setuju sama orang-orang kalo Revo ganteng? Kecuali kalo nyebelin, gantengnya ilang. Batin Alea ngawur. Ia menggelengkan kepalanya.

"Gue kenapa sih? Kenapa malah mikirin makhluk aneh jadi-jadian? Ngaco nih gue." Alea mengetuk kepalanya sendiri. Kenapa benar omongan Revo jika ia akan memikirkannya?

Kling. Handphone Alea berbunyi, ia membuka notifikasi yang masuk.

revoadriano: Tidur udah, jangan mikirin gue.

tasyalea: Berisik.

Alea mematikan handphone miliknya dan bergegas menuju kamar mandi. Ia mencuci wajahnya, menatap wajahnya dengan jelas di kaca. Ia menggelengkan kepalanya.

"Gue nggak suka Revo!"

"Ngapain gue suka sama cowok aneh kaya Revo?"

"Revo kan aneh."

"Gila."

"Ngeselin."

"Jadi-jadian lagi."

"Nggak! Gue nggak baper." Alea memegangi kepalanya sendiri, menepis seluruh bayangan tentang Revo yang menghantuinya.

Ia tak tahu apakah ia sudah jatuh cinta apa belum, intinya ia tidak mau. Tidak mau jatuh cinta lagi secepat ini, ia tidak siap.

"Nggak ada yang harus lo takutin selama lo sama gue, Alea."

The Other Side [Telah Difilmkan & Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang