"Gue ke toilet bentar ya?" pamit Revo. Alea tersadar dari lamunannya.
"Hah? Ikut." Alea membulatkan matanya kearah Revo. Revo mengerutkan dahinya.
"Apaan sih lo? Gue kebelet banget sumpah." Revo segera bergegas menuju toilet. Mata Alea membulat kearah sosok yang tengah memasuki Restaurant itu. Alea memalingkan wajahnya, namun percuma. Alea sudah tertangkap basah oleh mata lelaki itu, ia menghampiri Alea.
"Alea?" tanyanya kaget. Alea terdiam.
"Aku kangen banget sama kamu," ujar lelaki itu.
DEG' jantung Alea seketika seperti mendapat sengatan. Maksudnya apa? Aku-kamu?
"Gue buru-buru, Rey. Maaf ya." Alea tak ingin memperpanjang. Ia bangun dari duduknya dan bergegas berjalan, namun tangan kokoh lelaki itu menahan tangan Alea. Iya, dia Reynand mantan Alea. Entah untuk apa lagi ia datang setelah ia membuang Alea seperti sampah?
"Le, aku nyari kamu kemana-mana dari kemarin, aku kangen sama kamu. Bisa nggak kita ngobrol berdua?" tanya Reynand. Alea mencoba melepaskan genggaman itu.
"Maaf banget, Rey. Tapi gue buru-buru," jawab Alea menolak. Namun tindakan Reynand membuat perasaannya tak karuan.
GLEP' ia menarik Alea kedalam pelukannya. Ia meletakkan kepalanya di bahu Alea.
"Maafin aku, sayang." Alea memejamkan matanya, rasanya ia ingin menangis sekarang juga. Mau apa lagi Reynand? Ingin sekali ia melawan, namun tubuhnya seakan kaku.
"Maafin aku," ulang Reynand seraya menghirup aroma fruity khas milik Alea.
Alea merasa bajunya basah karena air mata Reynand. Disatu sisi ia tidak tega melihat Reynand menangis, tapi disatu sisi ia masih ingat bagaimana ia setiap hari menangis karena Reynand dahulu. Ia masih ingat bagaimana lelaki itu berpacaran dengan sahabatnya sendiri, ia masih ingat betul bagaimana Reynand menghempas dirinya begitu saja.
Mungkin hatinya memaafkan, namun tidak akan bisa melupakan. Memorinya masih ingat betul kata-kata Reynand saat itu.
"Alea siapa sih? Gue nggak kenal, gue nggak pernah kenal. Ngaku-ngaku aja kali dia," kata-kata itu masih teringat jelas di memori Alea. Hatinya selalu terasa panas ketika ia mengingatnya.
"Rey.." Alea mencoba melepas tubuhnya dari dekapan Reynand. Namun pria itu malah mempererat dekapannya.
"Jangan dilepas dulu, ya? Aku masih kangen kamu."
"Kalo misalnya aku bisa ngulang waktu, aku nggak bakal mau nyakitin kamu waktu itu, Le. Kalo aku tau aku bakal kehilangan kamu, aku bakal jauh dari kamu kayak gini." rasanya air mata Reynand terus mengalir dan membasahi baju Alea. Alea semakin tidak tega.
"Rey, ini tempat umum." Alea menekankan. Reynand tak mempedulikannya, namun tak lama ia melepaskan dekapannya.
Alea menatap lekat pria itu.
'Revo emang mirip banget sama Reynand.'
"Aku ngerti kok, kalo kamu mungkin sekarang belum bisa maafin aku. Aku tau dulu aku salah."
"Tapi aku harap, kamu mau nerima aku buat balik lagi."
"Aku sayang kamu, Alea." Reynand mencium puncak kepala Alea. Yang membuat tubuh gadis itu seperti mendapat sengatan. Ia tersenyum, lalu pergi meninggalkan Alea.
Alea menatap Reynand dari belakang, menatap hingga sosok itu tak dapat dilihat oleh matanya. Ia menarik nafas panjang, tak lama air mata yang sedari tadi ia bendung pun keluar juga.
'Maksud lo apa, Rey?'
'Kenapa lo dateng lagi?'
'Lo tau gue rapuh kalo urusannya tentang lo, Rey.'
Alea kembali duduk di bangkunya, ia masih mematung. Bahkan ia bisa saja mendorong tubuh Reynand agar tidak memeluknya, namun mengapa ia membiarkannya?
Mengapa ia masih saja kasihan melihat Reynand menangis?
'Apa gue nyakitin dia?' batin Alea bertanya-tanya.
"Woi." suara itu membuat Alea menghapus air matanya yang mengalir.
"Apaan?"
Revo duduk di depan Alea. Ia menatap bingung gadis yang ada didepannya.
"Lo abis nangis?" tanya Revo seraya menatapnya tajam. Alea hanya terdiam.
---
Jadi, kamu mau sama siapa nih?😜 maaf kalo tambah absurd dan feel-nya nggak dapet. Jangan bosen ya, thanks for reading 💙
Alya Ranti
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side [Telah Difilmkan & Diterbitkan]
Teen FictionThe Other Side Movie tayang di seluruh bioskop Indonesia, 17 Maret 2022. #1 in Teenfiction [06/10/18] "Gue itu suka sama lo, lo aja yang nggak pernah peka," "Jadi sebenernya, gue atau lo yang nggak pernah peka?" Kalian pernah sama-sama mencintai nam...