28 - Unavoidably

237K 12.3K 305
                                    

Alea kembali pulang, ternyata kehadiran Revo mengubah segalanya. Alea dapat tertawa bahagia bahkan ketika mungkin seharusnya ia menangis sekarang. Revo changed her life.

"Pak Tino, emangnya nggak bisa bukain gerbangnya?" tanya Alea kesal, ia mengerucutkan bibirnya.

"Nggak bisa."

"Terus saya gimana pak?"

"Bukan urusan saya. Kerjaan saya cuma jagain gerbang dari siswa-siswa terlambat." Pak Tino menegaskan. Alea berdecak kesal.

"Pak kali ini aja, ya? Saya nggak bakal telat lagi kok, janji." Alea mengangkat kedua jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Nggak bisa."

"Pak."

Tak lama seorang siswa lain datang menghampiri mereka. Penampilannya begajulan, dengan atribut yang tidak lengkap dan baju yang dikeluarkan. Ia juga tidak terlihat membawa tas.

"Bukain, gue mau masuk!" perintah lelaki itu.

"Anda terlambat, jadi silahkan meninggalkan koridor sekolah," tolak Pak Tino. Lelaki itu tertawa sinis.

"Bukain, gue—mau—masuk!" ulang lelaki itu dengan penuh penekanan dan tatapan yang tajam.

"Maaf, tidak bisa." Pak Tino menolak.

Lelaki itu menarik kerah baju Pak Tino dan mengepalkan tangannya. BUGH! Satu kepalan kencang mendarat di wajah Pak Tino. Alea meringis seraya menyipitkan matanya.

"Hei, nggak usah bikin onar!" tegas Pak Tino. Lelaki itu tertawa sinis.

"Lo mau gue bilangin ke Pak Gerald kalo kerja lo nggak becus? Buka!" BUGH' lelaki itu kembali menghantam perut Pak Tino. Akhirnya Pak Tino membukakan gerbang.

"Ayo." lelaki itu menarik tangan Alea untuk memasuki koridor sekolah.

"Ta—tapi," ujar Alea terbingung. Ia melihat lelaki itu dari belakang.

"Lo kenapa sih? Nggak biasanya kaya gini?" tanya Alea. Lelaki itu hanya terdiam.

"By the way, makasih Re—" ujar Alea terpotong ketika lelaki itu memutar tubuhnya. Ia membulatkan matanya kearah lelaki itu, memperjelas siapa lelaki itu dari atas sampai bawah.

"Reynand?" tubuh Alea mulai gemetar. Ia kira itu Revo yang berbuat seperti itu, makanya ia terbingung. Tak mungkin Revo se-urakan dan se-begajulan ini.

Reynand sama Revo bakal satu sekolahan? Batin Alea. Ia menggigit bibir bawahnya. Untuk apa Reynand hadir ke dalam hidupnya lagi?

"Good morning, sayang." Reynand mengelus rambut Alea dengan lembut. Alea hanya terdiam menatap Reynand.

"Kenapa, sayang?" Reynand mendekatkan wajahnya.

"Kayaknya kita jodoh ya, aku nggak nyangka kita bakal satu sekolah lagi." Reynand tersenyum penuh arti. Alea menggelengkan kepalanya.

"Buat apa lagi sih, Rey?" tanya Alea penuh penekanan.

"Aku sama sekali nggak tau kamu sekolah disini. Kamu nggak seneng kita satu sekolahan? Aku kangen kamu sayang. I miss you so bad, Alea Annastasya." Reynand mendekatkan bibirnya ke kening Alea, namun Alea mendorong tubuh Reynand dengan cukup kuat sehingga tubuhnya terdorong.

"Rey..."

"Kamu jangan ngelak terus." Reynand menggenggam tangan Alea. Saat Alea ingin menepisnya, ia malah menggenggamnya semakin erat.

"Aku sayang kamu, Alea," ulang Reynand lagi.

"Aku tau kok kamu cuma sayang sama aku. Iya kan?" Reynand mendekati tubuh Alea. Ia memepetkan tubuh Alea di tembok. Ia mendekati wajahnya dengan wajah Alea.

"Rey..." ujar Alea takut. Ia memejamkan matanya.

"I need you, beib. Don't leave me, please?" tanya Reynand.

"Rey, stop." Alea mendorong tubuh Reynand namun sayangnya lelaki itu terlalu kuat.

Tak lama wajah mereka semakin dekat, hingga hidung Reynand menempel dihidung Alea.

KLING' KLING' KLING' KLING' KLING' Handphone Alea berbunyi, notifikasi handphone-nya membuatnya terbangun dari alam mimpinya.

"Rey, jangan!" pekik Alea ketika terbangun dari tidurnya.

Ketika ia terbangun, jantungnya berdebar sangat kencang. Sangat sangat kencang. Bagaimana bisa ia malah memimpikan Reynand? Apakah dia khawatir Reynand benar-benar akan satu sekolah dengannya?

"Hah—hah—hah," nafas Alea tersengal-sengal. Ia mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

"Itu cuma mimpi, cuma--mimpi." Alea mencoba menenangkan dirinya sendiri. Ia mengambil handphone-nya, terlihat dahinya berkerut.

Revo? Ngapain jam segini? batin Alea bingung. Ia membuka notifikasinya.

revoadriano: Alea.

revoadriano: Woi!

revoadriano: Cuy.

revoadriano: Hai.

revoadriano: Halo.

revoadriano: Dengan mbak Alea?

revoadriano: Tukang sedot wc yang bawa mobil molen kemaren ya?

revoadriano: Yang nyantumin nomer di jemuran saya.

revoadriano: Sekalian jadi badut di ultah saya bisa gak?

revoadriano: Lo udah bangun?

revoadriano: Kalo udah, siap-siapnya cepetan. Gue diruang tamu.

revoadriano: Najis, kebo dipelihara.

Alea mengerutkan dahinya.

Ngapain dia sepagi ini kerumah gue? Pikir Alea. Gadis itu membuka pintu kamarnya pelan-pelan dan melihat dari atas ruang tamunya. Ternyata benar, Revo sudah ada disana. Padahal sekarang baru jam 5.30, untuk apa? Alea membuka kembali handphone miliknya.

tasyalea: Garing.

---
Author Note:
Mau dong dijemput pagi-pagi:( hehe sebenernya udah mau masuk konflik, semoga feelnya dapet ya!✨ semoga kalian nggak bosen ya. Thanks a lot💛

Alya Ranti

The Other Side [Telah Difilmkan & Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang