"IYA. KENAPA?!" Reynand mendekati tubuh Revo.
Bugh. Bugh. Bugh. Reynand menghajar tubuh Revo dengan kuat, namun Revo sama sekali tidak melawan.
"KENAPA LO DIEM AJA?! HAH?!" bentak Reynand. Revo memegangi perutnya yang terasa sakit.
"Rey, lo apaan sih?" tanya Revo tegas.
"Kenapa sih lo selalu nuduh gue? Apa karena gue nggak baik? Oke, dimata orang gue nggak pernah baik, Rev. Apalagi di mata lo!" bentak Reynand lagi. Revo menghela nafas sejenak.
"Gue nggak bahas soal ini, Rey. Gue cuma mau nanya, kenapa lo bawa Alea disini?" tanya Revo tegas. Mata Reynand membulat kearah Revo.
"Apaan sih? Gue sama sekali nggak tau urusan lo sama Lea, bangsat!"
BUGH. BUGH. BUGH. Tonjokkan itu mendarat lagi di perut Revo, sehingga membuat perutnya sangat sakit.
"KENAPA LO NGGAK NGELAWAN? TAKUT? HAH?!" bentak Reynand.
"Lo kalo emang nggak bisa dapetin Alea nggak usah kaya gini, anjing!"
BUGH. BUGH. BUGH. Reynand menghantam tubuh Revo hingga ia tersungkur. Wajahnya sudah memar, bibirnya dipenuhi darah. Rasanya ia ingin muntah sekarang.
"Semua orang anggep lo baik!"
"Semua orang anggep lo punya segalanya, Rev!"
"Tapi lo nggak pantes dapetin Alea."
"Gue—lebih tau tentang Lea jauh sebelum lo kenal sama dia. Gue lebih ngerti tentang Lea, Rev. Jadi nggak usah playing victim seolah lo korbannya."
Bugh. Reynand kembali menghantam perut Revo lalu meninggalkan lelaki itu sendirian tersungkur disana.
"Argh." Revo memegangi perutnya, rasanya sangat sakit jika berkelahi tanpa melawan. Keringat dingin sudah keluar dari tubuhnya.
"Kak Revo?!" suara itu seakan dekat dengan posisi Revo. Revo menoleh kearah tersebut.
"Kak Revo nggak papa?" tanya gadis itu seraya membungkukan badannya. Revo mencoba bangun dari posisinya, namun perutnya benar-benar terasa sakit. Revo meringis.
"Kak, itu kakak udah parah banget. Aku anter kaka ke rumah sakit ya?" tanya gadis itu. Revo menggeleng.
"Nggak usah, lo pulang aja."
"Tapi kakak gimana?"
"Gampang." Revo mengambil handphone-nya dan mencoba menghubungi Aria. Namun, panggilan itu tak dijawab.
Gadis itu menatap Revo lekat.
"Oke."
Setelah beberapa lama, akhirnya mereka sampai di appartement Revo.
"Makasih ya." Revo tersenyum tipis. Gadis itu hanya mengangguk.
"Lo sering sama Alea kan?" tanya Revo.
"Iya." gadis itu tersenyum.
"Nama lo siapa?" tanya Revo.
"Acha," jawabnya. Siapa lagi? Dikelas Alea sangat dekat dengan Acha. Tapi Alea jarang sekali curhat tentang hal yang spesifik dengan Acha.
Revo hanya mengangguk.
"Gue boleh nanya?"
"Itu kakak udah nanya." Acha tertawa. Revo hanya tertawa terpaksa.
"Alea pernah cerita tentang gue nggak akhir-akhir ini?" tanya Revo. Acha menggeleng.
"Gue serius."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side [Telah Difilmkan & Diterbitkan]
Teen FictionThe Other Side Movie tayang di seluruh bioskop Indonesia, 17 Maret 2022. #1 in Teenfiction [06/10/18] "Gue itu suka sama lo, lo aja yang nggak pernah peka," "Jadi sebenernya, gue atau lo yang nggak pernah peka?" Kalian pernah sama-sama mencintai nam...