Alea merasa terganggu karena sekolahnya sangat ramai, entah apa alasannya. Sedangkan ia merasa sangat mengantuk. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan, karena biasanya siswa/i jarang berkunjung kesini.
"Hoam." akhirnya gadis pipi chubby ini tertidur pulas disini sekitar 15 menit.
Tak lama, Alea merasa terganggu karena suara bising dan hentakan berlari seseorang.
"Hah ... hah ... hah, gila!" nafas lelaki itu terdengar sangat memburu. Keringat sudah membasahi wajah lelaki itu.
Ganggu orang tidur aja. Batin Alea lalu mencoba memejamkan matanya lagi, namun tak bisa karena suara nafas orang yang ada disampingnya sangat mengganggu.
"Nggak usah berisik bisa nggak sih? Nggak tau orang ngantuk apa?" dumel Alea dengan nada mengantuk. Ia mengusap kedua matanya dengan tangannya.
Lelaki itu berdecak kesal dan terlihat ingin marah. Namun amarahnya langsung meredam ketika ia melihat wajah gadis yang ada disampingnya.
"Alea? Kamu sekolah disini?" tanyanya. Suara itu tak asing bagi Alea, sehingga ia langsung menoleh kearah suara itu. Ia membulatkan matanya, lelaki itu pun menatap Alea dengan lekat.
"Kayaknya gue lupa baca doa tidur deh." Alea mengusap kembali matanya. Lalu membuka matanya dan memastikan siapa yang ada di sampingnya.
"Hai," sapanya lagi. Alea benar-benar membulatkan matanya.
"Astaghfirullah," pekik Alea kaget.
"Makanya jangan suka tidur disekolah," ujar Reynand seraya tertawa. Alea menghela nafas sejenak.
"Jadi, ngapain lo disini?" tanya Alea kesal. Reynand hanya tersenyum."Bisa nggak ngomongnya aku-kamu aja?" tanya Reynand.
"Nggak." Alea langsung memalingkan wajahnya.
Tuhan, tolong. Disaat gue hampir ngelupain dia kenapa dia dateng lagi? Gue nggak mau baper lagi. Apa cowok kaya gitu? Mau ngambil sampah yang dia buang sendiri? batin Alea. Ia menghela nafas lagi.
"Aku ngerti kok kalo kamu belum maafin aku," ujar Reynand seraya tersenyum.
"Gue maafin lo kok," ujar Alea.
Tapi gue nggak bakal lupain semuanya, Rey, batin Alea.
"Oh ya? Makasih kalo gitu." Reynand tersenyum senang.
"Terus lo ngapain disini?"
"Aku kan sekolah disini," jawab Reynand antusias. Alea menghela nafas pasrah, karena mimpinya semalam adalah kenyataan.
"Aku ngumpet disini, soalnya tadi pas aku dateng banyak banget orang yang ngejar aku. Katanya aku mirip banget sama most wanted disini,
tapi katanya susah kalo mau dapetin dia. Makanya ngejar aku, lama-lama cape juga," jelas Reynand. Alea mengangguk terpaksa.
"Banyak loh, Lea yang naksir sama aku," ujar Reynand seraya tersenyum smirk. Alea hanya menyunggingkan senyum di bibir kirinya.
"Oh." sakit tapi tak berdarah.
"Kamu nggak takut gitu, aku jadian sama cewek lain?" tanya Reynand. Alea terkekeh kecil.
"Nggak, bukannya udah pernah?" tanya Alea balik. Skakmat! Reynand terdiam sekarang.
Sialan ini cewek, gue nggak akan biarin lo move on dari gue, Batin Reynand.
"Aku minta maaf, Lea. Ya?"
"Kan gue udah bilang, Rey. Gue udah maafin lo, gue duluan ya." Alea bangkit dari posisi duduknya.
"Lea." Reynand menahan tangan Alea. Memang hanya Reynand yang memanggilnya dengan nama ‘Lea’ selama mereka pacaran. Alea menarik nafas kesal.
"Aku bener-bener minta maaf, Lea," ujar Reynand lembut, namun penuh penekanan.
"Nanti kita pulang bareng, ya? Aku jemput ke kelas kamu." Alea membulatkan matanya kearah Reynand.
"Aku nggak nerima penolakan, see you." Reynand mengusap rambut Alea lembut.
Sepulang sekolah Revo segera bergegas keluar dari kelasnya.
"Abang Revo mau kemana?" teriak Farrel ketika melihat teman sebangkunya langsung bergegas pulang setelah jam pulang berbunyi.
"Gue duluan!" teriak Revo dari jauh. Farrel menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Revo bergegas menuju kelas Alea, tadi pagi ia memang sudah bilang pada Alea jika hari ini mereka akan pulang bersama.
Di depan kelas Alea terlihat para siswa/i sudah berkeluaran dari kelasnya. Revo menghampiri salah satu siswa disana.
"Alea di kelas nggak cuy?" tanya Revo. Aldi mengerutkan dahinya.
"Kenapa lo nanyain bebeb gue?" tanya Aldi balik. Revo menghela nafas kesal.
"Gue serius. Alea dikelas nggak?" tanya Revo lagi dengan penuh penekanan."Nggak, udah pulang kayaknya. Kelas gu—" jawab Aldi terpotong.
"Oke, makasih bro!" Revo berlari meninggalkan koridor kelas Alea. Ia bergegas menuju Ruang OSIS. Disana terlihat anak-anak Divisi Majalah yang sedang berkumpul.
Ia melihat satu persatu dari mereka, namun tidak ada Alea disana.
"Eh, Divisi samping ngapain kesini?!" tanya Aria. Revo tak menggubrisnya dan langsung berlari lagi mencari gadis itu.
Itu anak curut dimana? Batin Revo panik, seperti ada sesuatu yang janggal.
Ia menghubungi Alea, namun tidak diangkat dan tidak ada balasan sama sekali.
Ia sudah mengecek seluruh koridor sekolah, dari perkumpulan semua Divisi OSIS, Kantin, Ruang Guru, TU, Lapangan, Lorong Sekolah, Rooftop, bahkan Kamar mandi perempuan pun tidak ada.
Nafas Revo terengah-engah, lelah juga mengelilingi satu sekolah. Farrel ternyata belum pulang, ia menatap bingung temannya yang sedang kebingungan.
"Lo kenapa sih ngos-ngosan gitu? Katanya tadi lo mau balik duluan?" tanya Farrel bingung.
"Lo liat Alea nggak?"
"Alea? Dedek gemes gue?" tanya Farrel.
"Hm."
"Adek cantik gue?"
"Iya, lo liat nggak?" tanya Revo panik. Farrel mengetuk dagunya sendiri.
"Lo mau ngajakin adek gue pulang bareng ya? Lo suka sama dia ya?" tanya Farrel menebak-nebak.
"Rel, serius ini penting," ujar Revo dengan menatap Farrel tajam.
"Santai kali ngeliatinnya, kaya udah seminggu nggak makan pisang aja."
"Rel, Alea dimana?"
---
Author Note:
Alea dimana ya? Pulang bareng Reynand? Revo kenapa segitunya nyariin Alea, ya? Hehe maaf ya kalo tambah absurd, semoga kalian tetep suka. Thanks for reading, salam sayang!💙Alya Ranti
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side [Telah Difilmkan & Diterbitkan]
Novela JuvenilThe Other Side Movie tayang di seluruh bioskop Indonesia, 17 Maret 2022. #1 in Teenfiction [06/10/18] "Gue itu suka sama lo, lo aja yang nggak pernah peka," "Jadi sebenernya, gue atau lo yang nggak pernah peka?" Kalian pernah sama-sama mencintai nam...