CHAPTER 1: Hai Semua

6.2K 225 38
                                    

Hnghh... benar-benar hari yang melelahkan. Terkadang aku bertanya-tanya, kenapa aku sangat merindukannya saat dia tidak di istana? Sekarang dia sudah pulang.. namun malah membawa petaka bagiku. Apa dia punya dendam kesumat terhadapku?

'' Ahh... aku tak habis pikir dengan lucifer itu. Apa dia benar-benar kakakku? Tega sekali dia memaksaku sepanjang hari ini. Ayolah.. aku bukan boneka yang bisa diperintah seenak jidatnya dengan sihir..'' rutukku dalam kamar sembari mengelus lembut seprei biru muda dengan aroma mawar yang harum.

Ah! Ini baru namanya hidup... Akhirnya setelah sekian lama dan sekian banyaknya penderitaan beruntun yang aku alami hari ini, aku bisa berbaring juga di kasur empuk, cinta kasihku...

"Oh... my lovely... aku merindukanmu..." Ucapku sembari mengelus-elus seprai kasurku yang lembut. Hnghh.... aku benar-benar lelah... badanku sakit-sakit semua. Mulai dari lengan, tangan, pinggang, punggung, kaki, pokoknya semua badanku pegal dan sendiku sakit.

"Agh!! Kakak benar-benar keterlaluan! Dasar tak punya hati! Gila! Tega sekali dia memaksaku berlatih bertarung seharian ini. Bahkan dia menyiapkan jadwal latihan untukku sejak sebulan lalu.''

''Sempat-sempatnya dia membuat jadwal terkutuk itu! Apa dia tidak sibuk di academy? Niat sekali menganiayaku di hari pertama kepulangannya. Dia ingin melatihku, atau membunuhku, he? Bukannya membawa oleh-oleh malah membawa derita. Tega sekali memaksaku berkuda, memanah, dan berpedang seharian ini. Bahkan aku harus duel melawannya tanpa menggunakan elemen. Tentu saja  saja aku kalah! Aku'kan payah dalam berpedang, apalagi jika melawannya. Keterlaluan!  Apa academy itu merusak otaknya?" Gerutuku sambil memandang langit-langit kamar yang didominasi warna biru. Tanganku masih sibuk bergerak maju mundur mengelus seprai.

"Hnghhh... aku memang harus berlatih... selain untuk jaga diri, itu juga tuntutan wajib karena aku keluarga istana. Aku harus bisa menjaga diri sendiri, kalau tidak, bagaimana aku melindungi rakyat Keiza? Aku harus bisa menguasai ilmu perang itu. Tapikan... selama ini aku juga berlatih. Dan kemampuan bertahanku juga cukup bagus. Skill berpedangku juga tidak buruk. Tapi kalau harus duel dengan kakak tanpa elemen, tentu saja aku kalah.''

''Alasan pertama, dia laki-laki. Alasan kedua, dia lebih tua dariku, otomatis kemampuannya juga lebih hebat. Alasan ketiga, dia lebih terpelajar. Selain belajar di Istana, dia juga belajar di academy. Kakak tidak tahu aktivitasku semenjak dia masuk academy itu. Aku benci academy! Semenjak kakak masuk Academy, dia jadi mengabaikanku...." Gerutuanku terus berlanjut, namun suara ku sedikit bergetar di ujung kalimat. Jujur saja, itu membuatku sedih.

Academy telah memisahkan kami. Sejak kakak masuk academy, kakak tak punya waktu lagi untukku. Bahkan hanya untuk menjengukku saat sakit saja dia tidak bisa. Ya... aku tahu kakak tinggal di asrama,  tapikan... huh!!... aku mohon.. luangkan waktu untukku.. paling tidak saat aku sakit. Namun dia hanya pulang sekali 6 bulan.

"Agh! Tapi untuk hari ini dia benar-benar menyebalkan! Keterlaluan! Tidak usah pulang saja sekalian!" Sambungku sambil memuku-mukul ranjangku geram. Aku tidak peduli jika dia tiba-tiba datang dan mendengar gerutuanku dengan Mind Readernya. Atau menyerangku dengan kekuatan elemen yang dia miliki. Masa Bodo! Aku tidak peduli! Aku hanya ingin istirahat! Itu saja.

Hmmm.. kalian pasti bingung kenapa aku marah-marah dan sekesal ini. Itu semua karena ulah gila kakakku satu-satunya itu. Untung cuma satu, kalau dua, akan kuteleport salah satunya ke hutan mati. Biar nggak balik sekalian. Tapi ya... sayangnya aku cuma punya satu dan sialnya aku juga sangat menyayanginya. Ok, come back to the story.

Sepertinya academy sudah membuat otak kakakku yang miring itu semakin bergeser. Dia semakin gila! Semoga saja mama tidak memaksaku masuk academy nantinya. Aku benci dipaksa. Dan yang paling aku benci, aku tidak bisa menolak keinginan mama. Aku terlalu takut mama kecewa untuk yang kesekian kalinya. Aku ingin mama selalu bahagia. Tak peduli seberapa beratnya hidup ini, aku ingin mama tetap tersenyum. Baiklah.. akan kuceritakan kenapa aku kesal pada kakakku itu.

KISEKI ACADEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang