CHAPTER 14: ORACLE

1.6K 141 8
                                    

Pagi kembali mengetuk. Di ufuk timur, mentari tersenyum memandang Kiseki Academy. Hari yang cerah. Pukul 06.58, semua aktivitas kembali berjalan normal, meski kemarin terjadi penyerangan mendadak dari Sekai. Ya, semuanya tampak normal. Kecuali bekas pertarungan di halaman belakang academy dan kondisi Kakak yang masih belum pulih.

“Kau tidak bersiap ke sekolah Yu?” Tanya Asami pelan.

“ Tidak. Aku akan ke rumah sakit, menemui kakakku.” Jawabku sendu.

“ ......” Asami terdiam. Mungkin memilih diam agar tidak memperparah suasana hatiku.

Penyerangan kemarin benar-benar membuatku pias. Karena melindungiku kakak terluka. Ini semua salahku. Bukan! Ini semua salah Sekai! Ya! Ini semua salahnya. Aku... aku harus membunuhnya! Harus!

“ Yuzuru! Hentikan! Yuzuru!” pekik Asami sayup-sayup sampai di telingaku. Apa yang terjadi? Kenapa aku tidak bisa bergerak? Kenapa sesak sekali rasanya?

“ Yuzu.... apa kau baik-baik saja?” Tanya Asami melangkah mundur, menjauh dariku.

“Apa yang terjadi?” Napasku tersenggal. Sesak sekali rasanya. Aku mengedarkan pandang ke sekeliling kamar. Apa yang sebenarnya terjadi?

Bau asap tercium pekat. Asami berusaha mematikan api yang masih melalap gorden. Tubuhku terasa kaku karena terikat sulur tanaman Asami. Hawa panas menerpa wajahku, seolah menamparku, mengembalikan kesadaran yang sempat hilang. Jangan-jangan...

“Yuzu... apa kau baik-baik saja?” Tanya Asami gemetar.

“Apa yang... apa yang terjadi Asami? Kenapa gorden jendela kita terbakar?” Tanyaku tak kalah cemas. Semoga saja bukan apa yang aku pikirkan.

“Yuzu...” Lirih Asami takut. Aku memandang dalam manik Asami.

“Kenapa kau mengikatku, Asami? Apa yang terjadi? Lepaskan aku!” Seruku.

“Ta.... tadi, tiba... tiba-tiba tubuhmu diselimuti api. Ada apa denganmu? Siapa kau sebenarnya?” Tanya Asami terbata.

BRAK!!!

Pintu kamar kami terhempas. Sontak saja kami menoleh dan mendapati Yaoru terengah-engah dengan wajah cemas.

“ Ada apa ini?!” Yaoru berseru keras. Napasnya menderu kencang, menunjukkan bahwa dia sedang cemas. Kalap! Aku tak bisa menjawab apa-apa.

“Asami, tolong lepaskan Yuzu. Aku mohon. ” Yaoru melangkah mendekat, menyentuh pundak Asami. Mengirim sugesti agar Asami tenang dengan bantuan mind reader milikinya.

Sulur tanaman yang mencengkeramku mengendor lantas menghilang. Asami menghela napas panjang berusaha menenangkan diri sendiri.

“ Kau berhutang pejelasan padaku Yuzu!” Yaoru menatapku tajam. Tak biasanya dia semarah itu. Tapi wajar saja, aku hampir saja membakar kamar  ini.

“ Ada apa Yuzu? Kenapa kau bisa mengeluarkan api? Bukankah... kau seorang reitouko? Apa yang terjadi sebenarnya?” Tanya Asami dengan wajah yang pucat, bergantian menatap kami, meminta penjelasan.

Suasana kamar mendadak hening. Aku tak tahu harus menjawab apa. Apa aku jujur saja? Apa itu tidak terlalu beresiko? Huh! Baru beberapa hari aku di sekolah ini, sudah segudang masalah yang terjadi. Dilabrak kakak kelas, terlambat sarapan, dimarahi guru, kakak yang terluka gara-gara aku dan.... sekarang, apa aku minta Mama menghapus ingatan Asami saja?

“Silakan kau selesaikan masalah ini dulu. Aku tunggu kau di rooftop. Kau berhutang penjelasan padaku Kaizaki Yuzuru-sama. Temui aku di rooftop secepatnya.” Ujar Yaoru dingin. Sekejap mata, dia sudah menghilang, meninggalkan desau angin yang suram. Dia sangat marah sepertinya.

KISEKI ACADEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang