CHAPTER 7: 'ES BERJALAN'

2.1K 151 21
                                    

“Yuzu!!!”  Pekiknya kegirangan dan memelukku tanpa aba-aba.

“ Hoi! Hoi! Aku bisa mati bodoh!” Seruku memukul-mukul punggung lelaki yang memelukku ini.

Namanya Yaoru. 17 tahun dan dia kakak sepupuku. Anak laki-laki periang dengan warna rambut raven dan mata biru yang seenak jidatnya memelukku begitu saja adalah Pangeran dari Kerajaan Isao.

“Hehehe.. gomen nasai. Aku senang sekali bertemu denganmu Yuzu.” Ujarnya dengan wajah tanpa dosa.

Asami bahkan tertegun memandang Yaoru. Dan aku tidak bisa membaca pikirannya. Pikiran gadis ini benar-benar kosong. Apa dia terpana memandang Yaoru?.

Ya, harus kuakui, aku mempunyai saudara laki-laki yang tampan. Kak Raiga, Kak Naoki, dan juga Yaoru.

“ Dasar tidak tahu malu! Seenaknya saja memelukku di depan umum. Kalau kau bukan kakakku, sudah kubunuh kau sejak dulu, Yaoru.” Omelku jengkel.

“ Ah.. dasar adik durhaka. Eh, berarti kita satu sekolah dong.” Ujarnya bodoh.

“ Tidak.'' Jawabku. Yaoru memiringkan kepala. Bingung. 'Kalau tidak satu sekolah kenapa dia ada disini.' Begitulah pikir Yaoru.

''Ya tentu saja kita satu sekolah.. jika tidak, buat apa aku ada disini? Bertamasya, hah!?" Tanyaku kesal.

“ Akh! Dasar menyebalkan. Padahal kita sudah lama tidak bertemu, tapi kau malah mengomeliku. Dasar! Tidak pernah berubah.” Ucapnya jutek.

“ Masa bodo!” Balasku.

“Sudahlah. Aku bosan bertengkar denganmu.'' Jawabnya menyerah.

''Itu karena kau selalu kalah.'' Jawabku jahil. Yaoru menghela nafas perlahan. Jengah dengan sikapku yang kekanak-kanakkan.

''Hmm... aku harap kita punya jadwal kelas yang sama dari senin sampai jum’at. Jadi kita bisa sekelas terus.” Cerocos anak laki-laki yang satu ini.

''Kak Raiga tidak menyuruhmu untuk itu, bukan?'' Tanyaku menyelidik. Tak ada yang bisa menebak rencana kakak untuk mengawasiku. Sikap over protectnya itu sangat menyebalkan.

“ Tidak." Jawabnya singkat.

"Eh iya, tadi aku bertemu dengan Kak Raiga dan dia bilang kau mau ke papan pengumuman, karena itu aku kemari.'' Ujarnya. Dan tanpa menarik nafas, dia melanjutkan kembali ucapannya.

''Tapi, kenapa kamu belum ke papan pengumuman? Atau udah? Kamu sudah selesai melihat pengumumannya? Kamu di kamar nomor berapa? Dekat dengan kamar asramaku tidak? Kasih tau dong.” Pintanya.

Baru hendak menjawab pertanyaan beruntun itu, Yaoru angkat bicara lagi.

“ Oh ya, kau tahu, Kiara juga...” Yaoru mulai bicara dan aku memotongnya.

“ Yaoru! Kau tidak memberiku kesempatan bicara. Mulutmu itu nggak ada remnya ya? Nyerocos terus. Nggak capek apa? Kami aja yang dengar capek tahu! Benarkan Asami?.” Ucapku.

“ Eh. Ngg... benar.” Jawab Asami gelagapan dan terkekeh pelan. Tampaknya dia grogi ngomong sama Yaoru. Tapi Asami berusaha mengendalikan diri dengan tersenyum.

“ Hehehe..” Yaoru tertawa gaje. Salah tingkah dan memandang kami bergantian.

“Aku belum ke papan pengumuman, jadi belum tahu di kamar nomor berapa. Aku juga lupa bertanya pada Mama.” Jawabku malas. Dan lagi-lagi, Yaoru bertanya.

“ Kenapa belum ke papan pengumuman?” Aku menunjuk ke arah papan pengumuman.

“ Masih ramai, Yaoru.” Yaoru ber-oh pelan.

KISEKI ACADEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang