CHAPTER 28: KSATRIA PELINDUNG SANG PUTRI

900 84 20
                                    

RAIGA POV

"Maafkan aku, minna..."
Seiring kalimat itu, tubuh Yu-chan bersinar makin terang dan rambut pirangnya perlahan memerah layaknya bara api. Sedetik kemudian, patron power yang dipasang  Mama hancur dengan suara yang cukuo memekakkan telinga dan adikku kehilangan kesadarannya. Ledakan yang cukup kuat menghempas kami dan sebagai orang yang melihat langsung kekacauan yang dibuat Yu-chan dua tahun lalu, aku yakin adikku pasti menekan sihirnya agar tidak meledak layaknya bom. Karena dampak yang ditimbulkan dua tahun yang lalu lima kali lebih besar dan kami pasti akan hancur berkeping-keping.

Kami semua terpental cukup jauh saat sihir api Yuzu menghacurkan kubus ini. Untung saja ada tameng dari Yaoru dan Naoki, jika tidak mungkin kami akan terbakar. Tubuh Yuzuru yang masih mengambang di udara perlahan turun dan terbaring di tengah ruangan. Rambutnya yang tadi bewarna crimson layaknya api yang membara perlahan mereda dan kembali normal.

Dengan cepat, Yaoru bertelepot menyambar tubuh Yuzu dan membawanya ke arah Yoshio. Naoki yang memang terlempar ke tempat Yoshio, langsung mengirim curer pada anak itu. Aku tahu, Yaoru tidak memiliki kemampuan curer, sementara kondisi Yoshio jauh lebih mencemaskan daripada Yuzu. Tubuhnya terluka dimana-mana dan tidak sadarkan diri.

Kami terpencar menjadi dua kelompok. Yuzu bersama Yaoru, Naoki dan Yoshio yang terbaring tak sadarkan diri. Sementara aku bersama Rin, satoshi dan Asami. Kami tidak akan diuntungkan dengan kondisi ini. Sesegera mungkin kami harus berkumpul lagi, dengan formasi terpencar seperti ini, kami akan lebih mudah dikalahkan. Meski dengan tidak terpencar pun kami tetap akan kalah juga. Lawan kami tidak main-main. Sang penguasa kegelapan itu sendiri. Meskipun kecil kemungkinan dia akan membunuh Asami, Yoshio dan Yuzuru.  Tapi aku yakinkan dia akan membunuh yang lainnya.

“Wahai, sepertinya keponaanku hilang kendali. Kalian bisa terbunuh loh.” Ujar Daidan dan melemparkan  Sekai ke arah kami. Daidan berjalan mendekat ke kelompok Yaoru.

Aku masih tidak menyangka kalau selama ini, Sekai ada di pihak kami. Sekai terbatuk pelan dengan napas yang tersengal. Untung saja dia tidak membentur dinding, karena Satoshi menangkapnya dengan kemampuan telekinetiknya. Aku membantunya berdiri dan Asami langsung lompat memeluknya.

Onii-chan.” Asami berujar lirih dengan air mata berlinang.

Hisashiburi, Asami-chan.” Sekai berujar, berusaha tersenyum yang tampak dipaksakan karena menahan sakit.

“Aku pikir, kau akan langsung membunuhku, Tuan Muda Raiga.” Sekai yang kutopang berusaha bergurau.

"Aku tidak mengerti situasi saat ini, tapi mempercaimu sekali lagi bukanlah hal yang buruk dibanding situasi saat ini. Tapi Sekai, kau berhutang penjelasan padaku. Setelah ini selesai aku akan menagihnya, ya kalau aku masih bisa bernapas.” Ucapku tertawa hambar—kembali menoleh ke arah Daidan yang berusaha mendekati adikku. Naoki masih fokus dengan curer  yang dikirim pada Yoshio, dan Yaoru mengambil ancang-ancang untuk melindungi Yuzu yang juga tak sadarkan diri.

“Bertahanlah sobat.” Karena mind reader, aku bisa mendengar apa yang dikatakan Naoki. Sepertinya kondisi Yoshio cukup parah. Diseberang sana, Yaoru sudah bersiap dengan pedang dan perisai apinya.

Aku mulai mengaktifkan Raiton dan mengeluarkan dua pedang petir. Walau nyawa taruhannya, aku akan tetap melindungi adikku.

"Sekai, sebagai seorang ksataria kerajaan, apa kau mau bertarung bersamaku lagi seperti dulu." Aku berujar sambil terus menatap cemas adikku. Mereka di sana mulai memasang tameng. Entah siapa yang memasang tameng itu aku tak bisa membedakannya. Aku terlalu panik untuk berfikir.

"Tentu saja, akulah Ksatria Pelindung Sang Putri. Aku akan bertarung demi Tuan Putriku." Jawab Sekai yang membuat senyum terukir di wajahku. Yah, dia adalah pengawal pribadi adikku dan aku selalu mengejek julukan aneh yang diberikan langsung oleh ayahku itu.

KISEKI ACADEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang