PASCA PERANG

350 52 3
                                    

Kami menang!!

Namun, dampak perang tidak bisa kulupakan begitu saja. Bagaimana tidak? Kerusakan di academy begitu parah. Seluruh bangunan Academy hancur menjadi puing membuat kami diliburkan sementara waktu. Selain itu, jejak perang tidak hanya berupa kerusakan, tapi juga penampilan fisikku. Manik mata sebelah kananku tidak bisa kembali normal. Dan juga, sekarang aku sudah menguasai kekuatanku yang sesungguhnya.

Daidan benar, aku memang terlahir dengan segel yang tidak bisa dipatahkan dan membuat kekuatanku meledak-ledak di saat tertentu. Tapi, karena perang ini, aku berhasil menghancurkan segelku sendiri. Walau sebenarnya aku juga hampir mati.

Kerusakan pasca perang paling merugikan  academy. Seluruh gedung hancur lebur menjadi puing. Meja kursi dan dokumen-dokumen yang ada, hangus terbakar karena api hitam Daidan dan juga sihir apiku. Ditambah serangan dari Yaoru ketika melawan Kiara membuat puing academy semakin hitam legam terkena jelaga. Academy mengalami kerugian besar. Sementara itu, Pertempuran di barat, ketika pasukan Daidan menghilang, hutan mati yang semula menhilang kembali muncul seperti semula. Mengubur semua jejak peperangan.

Untung saja, semua siswa dievakuai entah kapan tidak aku perhatikan. Walau memang ada beberapa yang terluka, tapi itu tidak mengancam nyawa mereka. Tentunya kecuali aku dan mereka yang di arena bertarung yang nyawa kami bagai kertas tipis di hadapan Daidan.

Sempat terlintas di benakku, ini sedikit kurang adil karena mereka aman, tapi kami harus bertarung mati-matian. Tapi, ya sudahlah. Semua sudah berlalu dan kami masih hidup.

Aku mengulas senyum, memandang kesibukan kota yang terlihat dari balkon kamarku. Kota terdekat dari Istana Keiza yang kesibukannya bisa kulihat dari Istana.

Saat ini, academy dalam masa pemulihan karena semua gedungnya hanya tinggal puing yag teronggok bisu. Hari itu, kami berperang semalaman. Baik aku di academy maupun Mama di bagian barat bersama para guru dan pemimpin pilar lainnya. Juga para prajurit dari kerajaan-kerajaan yang memiliki aliansi dengan Keiza serta empat pilar utama.

Musuh di barat juga tidak kalah hebat. Kekuatannya jauh lebih hebat dari Sekai saat penyerangan di Istana 5 tahun lalu. Ada ribuan orang yang menguasai teknik bertarung yang hebat—membuat Mama dan para pilar kualahan. Pihak musuh juga menghimpun pasukan yang besar, tidak diketahui jumlah pastinya. Mungkin sekitar 10.000 pasukan yang membuat Para Raja kualahan.

Kerugian yang kami tanggung juga tidak sedikit. Prajurit terbaik istana banyak yang berguguran, beberapa guru kami dihabisi oleh Kiara bersama beberapa pengikut Daidan di academy. Tepat saat Daidan berhasil kukalahkan, semua prajuritnya pun turut menghilang, berubah menjadi pasir hitam dan tersapu angin—hilang dari pandangan.

Aku dengar dari Kakak, para pemimpin pilar segera muncul di academy setengah jam setelah pertarungan kami berakhir. Mama juga turut muncul meski dipapah oleh raja dari Kerajaan Osaki—Sakimura Atsushi. Kondisi mama juga tidak kalah buruknya dengan kami.

Melihat hanya Kak Raiga yang masih memiliki kesadarannya, Yoshio yang diambang batasnya, dan Yaoru serta Sekai yang hampir kehilangan nyawa, membuat Raja Atsushi—pemilik curer dan cherub murni paling hebat segera memberi pertolongan pada kami. Terutama pada Yoshio, Yaoru, Satoshi dan Sekai. Beberapa orang lainnya juga segera memeriksa kondisi kami yang pingsan. Mencari penyebab dan juga membantu kami sadar kembali.

Sakimura Atsushi adalah orang yang memiliki curer terkuat, meski tidak bisa menyadarkan Kakak saat tarkena serangan blact dulu. Sakimura-sama langsung memberikan curer untuk Yoshio pertama kali meski dia juga terengah karena perang. Dalam waktu cepat, Yoshio bisa bernapas normal lagi.

KISEKI ACADEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang