CHAPTER 17: "IKUTLAH DENGANKU"

1.3K 105 7
                                    

Sudah seminggu berlalu sejak kepulanganku ke istana. Masih belum ada yang berubah di academy ini. Tidak terkecuali dengan kondisi kesehatan Kak Raiga. Dia masih terbaring lemah di rumah sakit sekolah yang katanya punya perawatan terbaik di Keiza.

Keesokan hari setelah aku pulang, Mama memutuskan untuk mengatur waktu bertemu dengan ayah Asami. Hideaki Seishuu-sama, yang merupakan penasihat kerajaan Azuna. Salah satu dari Lima Kerajaan Utama. Ya, selain Keiza, ada empat kerajaan besar lainnya yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Salah satunya Azuna, yang diperintah oleh seorang raja yang bernama Azunari Tsuruki. Mengenai pertemuan itu, Mama belum memberi tahuku keputusannya. Entah kekuatanku akan disegel atau tidak.

Pagi yang kesekian kalinya di academy ini. Dari dulu, aku selalu bilang bahwa aku tidak mau masuk academy, dan lihatlah apa yang terjadi sekarang? Selalu saja ada petaka yang mengahantui diriku. Ya, sebenarnya tidak masalah jika aku yang terluka. Tapi sekarang, yang terluka adalah laki-laki yang paling aku sayangi. Kakakku sendiri.

"Kau baik-baik saja Yuzuru?" Asami yang baru bangun bertanya saat melihatku terpaku bersandar di ranjang.

"Ah, etto... aku baik-baik saja." Ujarku sembari tersenyum. Yeah, always the same question and always the same lie. Pernah dengar ungkapan ini? sudah beberapa hari ini aku meminjamnya.

Aku ingin tetap kuat menghadapi semuanya. Kalau aku lemah, lalu siapa yang akan menguatkan Kakak yang terbaring sakit? Mama juga masih sibuk mencari tahu tentang dampak blact pada tubuh Kakak.

Belum lagi masalah kekuatanku dan oracle milik Asami. Ramalan yang diucapkan juga harus diketahui artinya. Dan semoga, makna ramalan itu bukanlah sebuah petaka yang akan terjadi di keluargaku. Sementara orang lain, banyak yang hanya ingin tahu, bukan ingin membantu.

"Kita harus bersiap-siap Yuzu-chan." Ujar Asami dan aku hanya mengangguk. Sementara Asami sudah beranjak dari ranjang dan menuju kamar mandi. Beberapa menit setelahnya, Asami keluar dengan seragam lengkap bewarna toskha biru.

"Cepatlah Yuzu." Bentak Asami.

"Oh, gomen gomen." Jujur saja, aku sedang melamun mikirkan banyak hal. Bentakan Asami membawaku kembali ke dunia nyata. Aku harus menjaga kesadaran agar kekuatanku tidak mengambil alih tubuhku lagi. Aku tidak ingin kejadian 2 tahun lalu itu terjadi di sini. Banyak sekali misteri disekitarku yang harus kupecahkan. Tidak ada orang yang dikendalikan kekuatannya sendiri sebelumnya.

"Nee, Yuzu-chan. Aku mengerti perasaanmu. Benar-benar mengerti, aku tahu kau sangat mengkhawatirkan Kakakmu." Ujar Asami mengambil tempat di sampingku. Menatap iba kearahku.

"Ingat saat di kereta, aku pernah cerita bahwa aku juga memiliki seorang kakak laki-laki. Sudah bertahun-tahun kami tidak berjumpa. Aku juga tidak tahu bagaimana kondisinya sekarang ini. Seperti Kakakmu, dia juga orang yang kuat. Ya, walau tak sekuat Pangeran. Karena itu, aku percaya dia pasti baik-baik saja. Begitu juga dengan Pangeran Raiga. Dia tidak akan kalah semudah itu apalagi dari kegelapan." Asami berusaha menghiburku. Kurasa.

"Iya. Aku yakin Kak Raiga tidak akan menyerah semudah itu. Tapi ada banyak hal yang harus dicari jawabannya." Jawabku.

"Masalah kekuatanmu? Percayalah Yuzu-chan, semuanya pasti ada jalan keluar. Benarkan?" Asami mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum manis.

"Maafkan aku, karena memulai persahabatan ini dengan kebohongan, Asami." Ujarku.

"Semua orang pasti memiliki sesuatu yang ingin dilindungi. Sesuatu yang ingin disimpan sendiri. Entah itu kekuatan, entah itu perasaan, meskipun itu hanya sekedar hal-hal kecil." Asami cekikikan pelan dan memelukku.

KISEKI ACADEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang