"Kita harus membicarakan ini dengan Queen Hanami secepat mungkin.” Tegas Kak Naoki.
Usai pembicaraanku dengan Yaoru di rooftop pagi ini, kami segera memberi tahu Kak Naoki. Pria berambut raven ini menatapku serius.
“Apa sebelumnya kau pernah lepas kendali seperti ini?” Manik hitam itu sempurna menatapku. Aku menengadah memandang langit-langit ruangan bernuansa putih ini, berpikir. Di depanku, Kak Raiga terbaring belum sadarkan diri. Ini sudah hari kedua dia terbaring lemah.
“Hmm.. sepertinya kemarin aku juga lepas kendali sebentar. Tapi Mama berhasil mencegahku dan menghapus ingatan prajurit yang melihatnya. Aku tak tahan melihat Kak raiga terluka Apalagi, ini bukan yang pertama kalinya.” Ujarku menjelaskan.
“Hnghh.. sebaiknya kita juga mencari tahu penyebab kamu lepas kendali seperti ini, Yu. Terakhir aku melihatmu lepas kendali, dua tahun yang lalu.” Jelas Kak Naoki intens memandangku.
Lucu rasanya kami berdiskusi masalah penting di ruang rawat inap Kak Raiga. Tapi mau bagaimana lagi, ruangan ini sudah dilengkapi Patron Power milik Mama. Otomatis, ini adalah tempat teraman untuk membahas hal yang berhubungan dengan rahasia kerajaan.
“Apa yang terjadi dua tahun yang lalu? Aku tidak ingat apapun.” Jawabku.
“Tentu saja Yuzu. Saat lepas kendali, kau kehilangan kotrol terhadap dirimu. Semua orang yang ada di hadapanmu seperti musuh, tidak terkecuali aku maupun Raiga.” Jelas Kak Naoki yang sukses membuatku ternganga. Manik safirku bahkan tidak berkedip mendengar penjelasan yang Kak Naoki berikan.
"Apa?! Tidak mungkin." Desahku.
"Karena itu, kami semua ingin kau secepatnya bisa mengendalikan seluruh kekuatanmu." Jawab Kak Naoki.
"Saat kau lepas kendali dua tahun lalu, kau menyerang kami semua dengan penuh amarah. Saat itu hari peringatan kepergian King Briant, ayahmu. Queen Hanami harus menghapus ingatan banyak orang kala itu. Kau juga nyaris menghanguskan taman belakang. Saat Queen Hanami berhasil menenagkanmu, kau jatuh pingsan dan tak sadarkan diri selama 3 hari." Jelas Kak Naoki. Sebelumnya, tak ada yang pernah mencerikan hal ini padaku.
"Kami merahasiakannya darimu agar kau tidak larut dalam perasaan bersalah." Jelas Kak Naoki akhirnya.
“Nee... Naoki nii-chan, Kenapa... kenapa ini terjadi padaku? Aku tidak ingin kekuatan ini. Kekuatan ini bisa merubahku menjadi moster. Jika seperti ini, aku bisa membunuh kalian semua.” Lirihku.
“Karena itulah, kamu harus mampu mengendalikan kekuatanmu.” Jawab Kak Naoki.
Angin berhembus lembut menerobos jendela, memainkan anak rambut. Pandangan mataku memburam terhalang air mata. Kak Naoki yang duduk di sudut ruangan menghampiriku. Aku membenamkan wajahku di samping Kak Raiga, tak kuasa menahan air mata. Kak Naoki mengusap punggungku.
Jujur saja, yang terpikir olehku hanya kemungkinan terburuk. Hari ini aku sadar bahwa bukan hanya Daidan dan pengikutnya yang menjadi ancaman bagi Keiza. Tapi, aku juga menjadi ancaman Keiza saat kekuatan ini menguasai diriku.
“Kak, jika aku lepas kendali, tolong acungkan pedangmu padaku dan bunuh aku. Aku mohon...” Lirihku memandang manik raven Kak Naoki. Kak Naoki mengusap wajahku.
“Tidak ada kakak yang mampu membunuh adiknya.” Jawab Kak Naoki dengan senyuman lembut.
"Lebih baik kau membunuhku dari pada oraang lain yang menghunuskan pedangnya padaku." Jawabku sesegukan.
"Andai aku yang ada di posisimu, apa kau akan mengacungkan pedangmu padaku?" Kak Naoki balik bertanya. Aku hanya terdiam, tak tahu harus menjawab apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISEKI ACADEMY
Fantasy"Aku tidak pernah mencari masalah. Tapi masalah itu yang selalu mencariku dan sialnya, dia selalu bisa menemukanku"~~Yuzuru. ~"Hidup tak hanya untuk kekuatan dan pengetahuan" Sepatah kata dari ibuku. Benar, memang benar. Namun hidupku tak berjalan...